BISNIS  

Pengusaha Ikan Koki Kecewa Dengan Jasa Pengiriman Sangrila Indonesia

PangkalPinang, NUSANTARAPOS.CO.ID  – Pengusaha Ikan Koki asal Pangkalpinang, Supardi merasa geram terhadap jasa pengiriman Cargo Sangrila.

Pasalnya, Ikan Koki yang dipesan dari Tulung Agung, Jawa Timur tidak dapat dimanfaatkan karena datang dalam kondisi mati.

Berdasarkan penuturan Pardi (panggilan akrabnya) dirinya memesan ikan koki dari Arif  di Tulung Agung dan tiba di Pangkalpinang pada Selasa, 6 Desember 2022.

Namun saat paket tersebut tiba, seluruh Ikan Koi tersebut dalam kondisi mati. “Saya selaku penerima pesanan kiriman ikan yang dikirim dari Arif salah satu rekan di Tulungagung mengirim ikan mengunakan jasa cargo Sanggrila Indonesia Surabaya menuju Pangkalpinang. Namum saya mendapatkan ikan yang sudah pada mati,” jelas Pardi kesal.

Menurutnya, cara kerja Jasa Cargo Sanghrilla melakukan Packingan kurang maksimal.

“Terlebih lagi, pengiriman yang seharusnya sampai tepat waktu SMU 24191963 estimasi kedatanganlending jam 10.40 via batik id 6589-6846 sampai tujuan Bandara Depati Amir. Tertunda atau bergeser JT 218 jam 13.30 yang lending nya pukul 14.45 itu lebih membuat ketahanan ikan tidak bertahan lama di dalam Packingan. Jadi diduga kematian ikan bukan di karenakan keterlambatan jam, atau penerbangan Delay, namun karena kerja cara packingan ikan kurang maksimal,” jelasnya pula.

Dugaan tersebut, menurut Pardi saat di konfirmasi ke pihak Cargo Sanggrila untuk meminta keterangan atau penjelasan mengenai kenapa ikan pada banyak mati semua. Pihak Cargo Sanggrila tidak memberi penjelalasan lain. “Pihak Cargo hanya mengatakan sudah kerja sesuai SOP tanpa meminta maaf atau penjelasan lain dan terkesan tidak mau disalahkan,” papar Pardi kesal.

Nah hal sedemikian yang jadi pertanyaan bagi saya.

Tertulis di keterangan SOP mereka lampirkan dengan pertayaan ikan di dalam kemasan, ketahan ikan bernafas mencapai 20 jam. Dan ikan di pastikan sehat semua, di kala ikan tidak sehat itu tidak bisa untuk di perberangkatkan atau di lakukan pengiriman yang mana ikan juga sudah di periksa pihak Karantina.

“Kan dak masuk di akal, itu ikan kalau kerja nya pihak cargo Sanggrila benar gak mungkin donk ikan nya pada mati, kan ketahan oksigen nya 20 Jam. Sementara penerbamgan gak sampai 20 Jam. Dan saya juga sering kok menerima pesana dari pelanggan saya yang lainnya yang mereka gunakan Cargo lain, gak ada tuh ikan nya mati, walau pun penerbangan delay,”

Lucu nya lagi dari pihak cargo sendiri tidak mau mengakui kesalahannya. Dan saat di konfirmasi melalui pesan via Wahtupp mengatakan ini itu dan mengirimkan sebuah vidio unbokcing yang dikirakan gak nyambung, dan selalu menyebutkan “kita kerja sesuai SOP Pak” jawabnya.

Saat keterlambatan lending penerbangan dan tidak di ketahui pengeseran/perpindahan coli tersebut ke penerbangan lain nya saya meminta bantuan kepada pemilik ikan (Arif) sebelum nya untuk mengkonfirmasikan ke pihak Jasa Cargo melalui via telfon tidak di respon cepat. “Otomatis itu pun udah melanggar SOP donk”.

“Saya udah telfon orang Cargo Sanggrila nya Pak, tuk minta surat karantina nya dan bergeser penerbangan mana, tapi telfon saya gak di angkat nya, udah berkali-kali saya telfon, dan saya juga bingung kenapa keterangan SMU nya sampai tujuan nya jam segini, tapi ikan nya kok gak ada,” jawab jelas nya Arif

‘Kalau seperti ini, menurut saya sendiri bisa aja di kedepan hari cara kerjanya jasa Cargo Shanggrila ceroboh dan tidak bertanggung jawab.

Dengan ini sesuai aturan yang di keluarkan dinas terkait (Perhubungan) yang seperti mana dilibatkan pungsi atau foksi tugas, untuk menghidarkan terjadi lagi kedepan hari nya bisa di keluarkan berkas teguran ke Pihak Cargo Sanggrila.

“Wajar saya mengatakan hal sedemikian, karena saya sendiri yg terjelas telah menerima pengiriman ikan tersebut dari Perusahaan Cargo Sanggrila bukan yg di pertama kali nya, pasti selalu aja ikan nya mati. Padahal saya juga pernah terima ikan yang terlambat atau penerbangan nya tertunda atau delay, tapi ikan nya tetap sehat”.

Sekali lagi saya katakan, Saya curiga ada kesalahan penanganan ikan saya selama di perjalanan atau mungkin tidak dilakukan REOXYGEN dengan baik, saat bergeser penerbangan jadi ikan menjadi lemah dan mati.

“Asli saya sangat kecewa.Udah terjadi lebih dari 1(satu) kali ikan saya pada mati saat penerbangan dilakukan Delay mengunakan Jasa Cargo Sanggrila.