Maksimalkan Manfaat 5G, Menkominfo: Pemerintah Galang Sinergitas 3 Bidang

Jakarta, Nusantarapos – Sejak Maret 2021, sebanyak 157 operator telekomunikasi seluler telah meluncurkan operasi komersial layanan 5G di 62 negara termasuk 10 diantaranya berada di kawasan Asia Pasifik. Di kawasan ASEAN, komersialisasi 5G telah berlangsung di Singapura, Thailand, dan Filipina, dengan tingkat konektivitas 5G berkisar antara 0,07 hingga 2,28 persen dari total koneksi.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan guna memaksimalkan manfaat 5G di Indonesia, Pemerintah menggalang sinergitas antarmitra lintas sektoral di bidang TKDN, pengembangan aplikasi dan talenta digital.

“Untuk memaksimalkan manfaat 5G di Indonesia, ada 3 bidang yang antara lain membutuhkan sinergi lebih lanjut antar mitra lintas sektoral yaitu Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), pengembangan aplikasi dan talenta digital,” paparnya saat menyampaikan Keynote Speech dalam Tech Conference 2021 CNBC Indonesia “Future of 5G, Global Connectivity, Cloud Computing & Internet of Things” di Jakarta, Rabu (15/09/2021), dikutip dari Siaran Pers Kominfo.

Untuk penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), Menkominfo menilai sangat penting untuk memastikan perangkat 5G yang diproduksi di Indonesia dengan TKDN minimal 30%.

“Dalam pengembangan aplikasi, pengembang aplikasi lokal perlu dibina melalui ketersediaan ekosistem pengembangan aplikasi berbasis komunitas yang menjamin daya saing dengan aplikasi global, mengingat era 4G telah menghasilkan banyak aplikasi unicorn di Indonesia,” jelasnya.

Mengenai talenta digital, Menteri Johnny menyatakan operasional 5G juga membutuhkan keterampilan yang lebih maju. “Oleh karena itu lebih banyak kursus terkait 5G tentang RAN terbuka, integrator sistem, komputasi canggih, jaringan, dan lainnya,” tuturnya.

Menkominfo menyatakan Pertumbuhan jaringan 5G sebagai game changer dengan dampak luas terhadap konektivitas akan terus meningkat, membawa banyak manfaat ekonomi bagi Indonesia dan kawasan. Teknologi digital seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan, big data, virtual reality, dan lainnya telah dimanfaatkan secara luas oleh para pemangku kepentingan baik dari sektor publik maupun swasta di Indonesia.

“Masa depan 5G, konektivitas global, komputasi awan, dan IoT dipenuhi dengan peluang yang siap dimanfaatkan. Melalui tata kelola yang komprehensif dan sinergi teknologi 5G di sektor publik dan swasta, bersama-sama kita dapat membawa Indonesia lebih dekat menuju masa depan yang lebih terhubung, lebih digital, dan lebih sejahtera!” tegasnya.

Melalui upaya kolaborasi dengan Mobile Network Operators (MNOs), layanan 5G telah beroperasi secara komersial di berbagai wilayah di Indonesia sejak Mei 2021. Pada tahap awal ini, layanan 5G tersedia di 9 wilayah di Indonesia, yaitu Jabodetabek, Solo, Medan, Balikpapan, Surabaya, Makassar, Bandung, Batam, dan Denpasar. Ke depan, cakupan area 5G akan terus diperluas di Indonesia.

“Kami, Kementerian Kominfo, saya khususnya, akan melakukan yang terbaik untuk mengolah dan memperbaharui spektrum frekuensi untuk mendukung 5G dan tentu saja, saya berharap operator jaringan seluler juga harus menunjukkan komitmen mereka untuk mengalokasikan lebih banyak belanja modal (capital expenditure) untuk infrastruktur 5G. Ini diperlukan agar lebih banyak investasi pada infrastruktur TIK, dalam hal ini 5G,” jelas Menteri Johnny.

Sebagai tulang punggung teknologi digital, industri telekomunikasi terus berkembang seiring dengan hadirnya 5G yang menawarkan akses internet yang lebih cepat dan andal. Layanan 5G memiliki banyak keunggulan dibandingkan 4G, antara lain (1) kecepatan internet yang lebih cepat dari 4G (sub 6 GHz dan MMWave); (2) waktu tunda yang lebih rendah (latensi rendah); dan (3) konsumsi energi yang lebih efisien.

“Karena keunggulan ini, pertumbuhan adopsi 5G telah dan akan terus dipercepat saat 4G mendekati puncaknya,” ujar Menkominfo.