Kasad Andika : Tidak Benar TNI AD atau Babinsa Memiliki Data Hasil Pemilu

Jakarta, Nusantarapos – Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jendral Andika Perkasa membantah keras cuitan Rizal Ramli di Twitter pada Minggu (5/5/2019) yang mengatakan TNI AD memiliki data kemenangan pasangan Prabowo-Sandi dari Babinsa yang mengawal Pilpres 2019.

Hal itu diungkap langsung olehnya saat jumpa pers di Mabesad, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2019).

“Tidak benar bahwa TNI AD atau Babinsa memiliki data atau hasil pemilu. Karena memang kami tidak ditugaskan untuk mendata. Jadi tugas TNI AD yang dioperasionalkan oleh Mabes TNI adalah dalam hal pengamanan, mulai kampanye, masa tenang, distribusi logistik sampai dinyatakan tuntas,” ujar Kasad Andika di depan awak media.

Apalagi menurutnya, perhitungan Pilpres masih berlangsung di KPU. “Bagaimana kami memiliki hasil? Perhitungannya saja masih berlangsung. Kami dianggap memiliki formulir C1 itu tidak benar. Jadi informasi yang diberikan salah satu tokoh bangsa itu berita bohong,” tegasnya.

Ia pun meminta kepada masyarakat agar tidak mempercayai begitu saja berita yang belum terbukti kebenarannya di sosial media.

Sebelumnya, isu ini menyeruak diawali dari cuitan Rizal Ramli (RR) di Twitter. Mantan Menko Kemaritiman itu menulis pada Minggu (5/5/2019), “Barusan belanja buah di supermarket. Didatangi ibu-ibu dan bapak yang saya tidak kenal. Ibu-ibu katakan, ‘Pak Ramli harus bicara lebih keras, ini sudah ndak benar! Kemudian datang seorang LetKol AD, ‘Pak ini sudah kebangetan, laporan-laporan Babinsa PS sudah menang. Bahkan di kompleks Paspamres!” tulis Rizal Ramli.

Maka dari itu, Kasad menyatakan akan menyelidiki lebih lanjut dan menindak tegas siapa Letnan Kolonel yang disebut oleh RR. “Secara internal kami pasti melakukan pemeriksaan kepada yang diduga. Kami juga belum tahu apakah yang bersangkutan Letkol atau pangkat lain. Kami masih telusuri karena memang menyebarkan berita bohong itu sudah masuk dalam salah satu pasal tindak pidana,” ungkapnya.

“Kita TNI AD akan memproses hukum pemberi kabar bohong terhadap salah satu tokoh bangsa itu jika dia anggota TNI aktif. Tim sudah akan berjalan karena ini berita bohong yang dampaknya membuat institusi kami tercemar karena seolah-olah TNI AD sudah memiliki hasil. Mendata saja tidak. Dia juga membuat TNI AD tidak netral,” pungkas Kasad. (RIE)