Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Gelar Ritual Hajad Dalem Jamasan Rata

Yogyakarta, Nusantarapos – Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar Ritual Hajad Dalem Jamasan Rata (Kereta) di Kompleks Museum Kereta Kraton Rotowijayan Yogyakarta,(17/9).

Ritual Jamasan Rata dilakukan setiap hari Selasa Kliwon di Bulan Sura atau Muharram. Dalam penanggalan kalender Jawa hari ini merupakan bulan pertama di tahun Wawu 1953.

Kereta yang di jamas atau dibersihkan pada hari ini ialah adalah Kereta Kanjeng Nyai Kanjeng Jimat dan Kereta Kanjeng Kyai Kanjeng Jaladara.

Kereta Kanjeng Nyai Jimat dan Kereta Kanjeng Jaladara merupakan kereta pusaka tertua milik Keraton Yogyakarta dan pernah digunakan semasa Pemeritahan Sri Sultan Hamengkubuwono I hingga Si Sultan Hmanegkubuwono III.

Sebelum ritual dimulai para abdi dalem memanjatkan doa agar jamasan kereta berjalan dengan lancar. Ratusan wargapun telah berkumpul disekitar halaman belakang museum untuk dapat menyaksikan prosesi jamasan tersebut.

Konco Abdi Dalem Roto Kraton Yogyakarta, Mas Wedana Roto Diwiryo menuturkan, ritual jamasan ini merupakan agenda rutin Keraton Yogyakarta setiap tahunnya.

“Jamasan ini rutin dilakukan, selain untuk membersihkan, dilakukan juga pengecekan pada kerusakan-kerusakan yang ada. Karena kereta pusaka ini sudah berumur cukup tua,” ujarnya.

Selain itu Mas Weda Roto Diwiryo juga menjelaskan bahwa ritual ini telah dilakukan sejak Sri Sultan Hamengkubowono I bertahta. Dan untuk menjaga serta merawat kereta pusaka maka riual warisan Sultan HB I ini akan terus dilaksanakan.

“Ini merupakan kereta warisan dan pusaka maka harus ada ritual perwatannya agar tetap terawat dan terlihat bersih. Kereta ini juga pernah digunakan oleh tiga raja yang pernah bertahta di Yogyakarta,” jelasnya.

Proses jamasan dilakukan dengan cara mengguyur kereta menggunakan campuran jeruk air nipis dan air bunga. Lalu kereta dibersihkan dengan cara dilap menggunakan kain mori keseluruh badan kereta. Dan untuk bagian kereta yang berbahan kulit akan dibersihkan menggunakan minyak kelapa agar terlihat bersih dan mengkilap.

Air bekas prosesi Jamasan Kereta pusaka ini dibagikan kepada seluruh warga yang hadir karena bagi warga Yogyakarta dan sekitarnya, air bekas jamasan ini diyakini mendatangkan keberkahan.
Ratno warga Godean Yogyakarta mengatakan, dirinya sudah datang sejak jam 08.00 pagi di Museum Kereta untuk melihat prosesi jamasan.

“Saya sudah niat memang kesini melihat jamasan bersama ibu saya. Karena kami yakin dengan melihat prosesi apalagi bisa mendapat air jamasan kereta pusaka ini akan ada berkah buat kami,”ujarnya. (AKA).