TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Pecahkan Rekor MURI Hand Printing Anak Terpanjang di Indonesia

Jakarta, Nusantarapos – Dalam rangka memperingati 100 Tahun TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA), PP Aisyiyah Majelis Dikdasmen selaku Panitia Milad bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Jakarta menggelar Acara Penghitungan Rekor MURI Hand printing (Cap Tangan) anak PAUD terpanjang dari murid TK ‘Aisyiyah Busthanul Athfal & PAUD ‘Aisyiyah dari seluruh Indonesia.

Hand printing ini telah dilakukan oleh perwakilan murid TK ABA seluruh Indonesia sejak Maret lalu hingga puncak acara hari ini di Lapangan Bola Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (14/11/2019).

Dr. Rohimi Zamzam, S.Psi., SH., M.Pd selaku Ketua Panitia Milad 100 Tahun TK ABA mengatakan, ” Hari ini merupakan puncak untuk pengukuran. Jadi tadi tim MURI sudah melakukan pengukuran sejumlah 9.439 meter,” ujarnya ketika ditemui Nusantarapos.co.id.

Acara tersebut juga disemarakan dengan aksi hand printing dari perwakilan TK ABA dari 34 provinsi di atas kain sepanjang 50 meter. Sehingga total 18 ribu anak telah melakukan hand printing di atas kain putih sepanjang 9.499 meter.

“Tadi pagi anak-anak melakukan cap tangan di atas kain 50 meter, setelah itu bersama-sama demo 34 provinsi dan 1 cabang istimewa ‘Aisyiyah Mesir, ” lanjutnya.

Pembentangan kain berisi cap tangan ini dibantu oleh mahasiswa serta mahasiswi dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Sedangkan sertifikat rekor MURI akan diserahkan pada Sabtu 16 November mendatang di Yogyakarta dalam acara tasyakuran milad 100 tahun TK Aisyiyah Bustanul Athfal.

“MURI menyatakan bahwa ini cap tangan terpanjang untuk anak-anak. Rekornya Insya Allah terpecahkan,” ucapnya.

Kegiatan cap tangan anak ini dilakukan secara natural dengan pendampingan dan pijakan dari guru dalam jangka waktu tertentu seperti melakukan projek karya bersama. Anak-anak sendiri yang memilih warna catnya.

Tak hanya untuk memecahkan rekor MURI, Hand printing anak ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan gerakan stimulasi motorik halus terluas di Taman Kanak-Kanak dalam kurun waktu tertentu yang pernah ada di Indonesia.

Di tempat yang sama, Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Masyitoh Chusnan menjelaskan bahwa pemecahan rekor MURI ini bisa menjadi kebanggaan tersendiri bagi anak-anak yang berpartisipasi.

“Satu hal yang bagi siswa sendiri, suatu kebanggaan bagi mereka. Senang mereka tangannya dibentangkan. Maka belajar sambil bermain, bermain sambil belajar, itu terpenuhi,” jelas Masyitoh Chusnan. (RIE)