Istri Gus Dur Sinta Nuriyah Wahid Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta,Nusantarapos.co.id – Istri dari Presiden RI ke-4 KH. Abdurrahman Wahid yakni Drs. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid menerima gelar kehormatan Doktor Honoris Causa di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA), Rabu (18/12).

Gelar kehormatan tersebut diberikan oleh UIN SUKA setelah Sinta Nuriyah membacakan Pidato Ilmiahnya yang berjudul Inklusi Dalam Solidaritas Kemanusian didepan para aggota Rapat Senat Terbuka di Gedung Prof Dr H M Amin AbdulahUIN SUKA.
Dekan Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam UIN SUKA Alim Roswantoro mengatakan, penganugerahan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Rektor No. 239/2019.

“Surat Keputusan yang dikeluarkan menyatakan dengan resmi memberikan anugerah Doktor Honoris Causa kepada Hj. Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid dalam bidang Sosiologi Agama,” ujar Alim Roswantoro.

Alim menjelaskan, Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid memang layak mendapatkan gelar tersebut atas jasanya dalam mengembangkan kerukunan dan gerakan perempuan dalam moderasi Islam. Selain itu juga karena kepekaan Sinta dalam mempererat kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Pengalaman Ibu Sinta dalam gerakan spiritualnya saat mengenalkan sahur keliling di Bulan Ramadan sebagai sarana penempa ketakwaan, serta mempertajam pengertian Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika,” jelasnya.

Sementara itu Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid dalam pidatonya ilmiahnya menerangkan, penelitiannya pada saat sahur berkeliling membuktikan bahwa kerukunan umat beragama tercipta disaat itu.

“Dengan sahur kelliling saya dapat melihat bagaimana orang Indonesia dapat merasakan betapa indahnya kerukaunan dan kebersamaan,” ungkapnya.

Sinta menuturkan, puasa tidak hanya berbicara tentang ibadah akan tetapi banyak hal yang tekandung didalamnya seperti pesan moral dan nilai-nilai luhur. Sahur keliling juga sebagai sarana menempa ketakwaan dan mempererat jiwa persatuan dalam kehidupan berPancasila.

“Dengan sahur keliling saya temukan berbagai pesan moral seperti kasih sayang, tidak arogan, toleran, solider dan berempati kepada yang menderita,” tuturnya.

Sinta mengungkapkan juga pengalamannya menjadi Ibu Negara ketika mendampingi Presiden RI ke-4 Abdurahman Wahid.
“Pluralismen dan perbedaan menjadi fokus utama dari Gus Dur, oleh karenanya saya pegang terus hingga saat ini. Terlebih saat Peristiwa 1998 yang sedang bergejolak di Indonesia saat itu, dimana perbedaan sangat menjadi isu kuat,” kata dia.

Penganugerahan Doktor Honoris Causa Hj. Shinta Nuriyah Abdurahman Wahid dihadiri juga oleh sejumlah tokoh, di antaranya Menko Polhukam Mahfud MD, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, serta mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. (AKA).