Kemenristek/BRIN bersama LIPI Selenggarakan Business Innovation Gathering 2019

Jakarta, Nusantarapos – Saat ini masih banyak hasil inovasi di Indonesia namun belum terkoneksi dengan baik ke dunia usaha.

“Perlu forum supaya ada koneksi dengan industri sehingga industri paham apa yang sedang dan sudah dilakukan peneliti dan intitusi riset,” ujar Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, Kamis (19/12/2019).

Menteri Bambang mengatakan, saat ini ada 49 produk dalam prioritas riset dan inovasi nasional. Ia berharap penyelenggaraan BIG 2019 dapat memperkuat ekosistem riset dan inovasi nasional. “Saya harap melalui kegiatan ini, ada peningkatan kapasitas riset dan kolaborasi kuat riset dengan dunia usaha,” terangnya.

Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko menjelaskan, perlu untuk meningkatkan keterlibatan pihak industri di semua ranah riset secara alami. “Hal ini penting agar industri bisa melihat aneka peluang yang mungkin bisa dipakai untuk pengembangan produk inovasi yang pada banyak kasus tidak selalu bersumber dari hasil final riset. Inilah yang menjadi fokus penciptaan ekosistem ramah inovasi,” jelas Handoko.

Menurut Handoko, hilirisasi iptek di era 4.0 tidak selalu linier, tetapi bisa muncul aneka inovasi dari berbagai ranah riset.

“Sehingga LIPI sejak awal fokus untuk menciptakan ekosistem ramah inovasi dan terbuka bagi semua pihak, baik akademisi maupun industri,” jelasnya.

Kepala Pusat Pemanfaatan dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi LIPI, Yan Riyanto menjelaskan ada tiga hal yang dilakukan LIPI guna menciptakan hilirisasi iptek serta penciptaan ekosistem ranah inovasi.

“Pertama adalah melakukan pembenahan infrastruktur riset,” ujarnya.

Infrastruktur riset di LIPI, terangnya, akan dijadikan sebagai fasilitas yang terbuka bagi publik.

Langkah berikutnya adalah peningkatan kapasitas sumber daya manusia Iptek. Selain itu, LIPI juga secara konsisten mengundang industri untuk melakukan kegiatan penelitian di fasilitas-fasilitas yang dimiliki LIPI. “Hal ini dilakukan untuk mempersempit kesenjangan antara dunia penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan riset dan inovasi dengan kalangan industri,” pungkasnya.