Peternak Indonesia Harapkan Pemilu 2019 Berjalan Damai

Sekretaris Jenderal Serikat Peternakan Rakyat Indonesia (SPRI), Arya Wishnuardi Foto Hendro

Nusantarapos.co.id,- Pemilu 2019 yang berlangsung damai dan kondusif diharapkan berbagai elemen masyarakat, termasuk para peternak. Sebab dengan begitu, stabilitas ketersedian daging sapi, kambing dan lainnya bisa terjaga.

“Hampir semua kegiatan peternak itu sangat bergantung pada situasi dan kondisi yang ada di Indonesia contoh suatu daerah tidak aman situasi untuk mengirim ternak juga tidak bagus,” ujar Sekretaris Jenderal Serikat Peternakan Rakyat Indonesia (SPRI), Arya Wishnuardi, ketika deklarasi SPRI di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11/2018).

Jika akibat pemilu keadaan di masyarakat tak kondusif, marak perpecahan dan hoaks, imbuh Wishnuardi, efek domino seperti naiknya harga pakan bisa saja terjadi. Hal ini tentunya berimbas pada para peternak.

“Harga-harga pakan juga mungkin tidak stabil, namun sebaliknya siapa pun yang berkompetensi dalam Pileg (Pemilu Legislatif) maupun Pilpres (Pemilu Presiden) bisa menjaga kondusifitas dengan bagus, maka peternak bisa berproduksi,” tuturnya.

Karenanya, demi kontestasi yang damai dan kondusif, Wishnuardi menyarankan baik pemilih maupun orang yang dipilih bertindak cerdas. Argumentasi atau isu-isu yang disampaikan ke masyarakat oleh calon wakil rakyat maupun kepala negara, hendaknya yang berdasarkan data, sehingga tak menimbulkan kegaduhan.

“Dengan begitu, selain bisa berproduksi pangan dengan baik, para peternak mampu mendistribusikannya bagus. Ya secara langsung kita bisa menjamin stabilitas pangan nasional,” kata dia.

Lebih lanjut, mantan Abang Jakarta ini juga meminta siapapun wakil rakyat maupun pemimpin negara terpilih, bisa lebih memperhatikan nasib para peternak. Caranya dengan membuat kebijakan-kebijakan yang nuansanya menjamin kelangsungan usaha seperti menjaga stabilitas harga pakan ternak, dan ketika panen penciptaan pasar yang kondusif.

“Peternak kecil ini potensinya luar biasa. Data saat ini kita anggotanya 2 ribu orang dan tahun depan akan tambah lagi dua kelompok ya sekitar 800 ribu orang tahun depan, ada lagi yang lulus kelompoknya. Jadi pemerintah dan siapapun yang terlibat dalam program yang menjadikan kedaultan pangan ini, sebenarnya ini aset yang harus diperhatikan oleh mereka,” tandas Wishnuardi.(HDR)