DAERAH  

Pemkab Lampura Gelar Kotabumi ART Festival II

Nusantarapos – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Utara (Lampura) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) adakan Kotabumi ART Festival II yang digelar di Taman Olah Seni. Selasa malam (25/6/2019) pukul 19.00 WIB.

Nampak hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Lampura diwakili Pj. Sekda Lampura, Sopyan, Dandim 0412/LU, Letkol Inf Krisna Pribudi, Kapolres Lampura, AKBP Budiman Sulaksono, S.IK, Plt. kadisdikbud, Toto Sumedi, Kepala Inspektorat Mankodri, Anggota DPRD Lampura, Kabid Kebudayaan, Nani Rahayu dan Kasi Pembinaan Kesenian, Markos.

Plt. kadisdikbud, dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini sebagai wadah memperkenalkan dan melestarikan seni budaya, mempertunjukkan seni budaya Lampung kepada masyarakat sehingga membuka semangat pemuda khususnya pecinta seni agar melestarikan budaya daerah baik melalui puisi maupun bait.

Menurut Toto sekaligus menjabat Asisten 2, sebanyak 9 peserta yang tampil pada Festival malam ini, baik itu peserta daerah maupun luar daerah, diantaranya, Sangar Cangget Budaya dari Lampura, Ayu Permata Dance Company dan Dasawarsa dari Yogyakarta, Kurniadi Ilham dari Solok Sumatera Barat, Othiel Tasman dari Solo, Dian Arzha Dance Company dan Risendy Nopriza dari Lampung, Adam Alaydrus dari Kalimantan Utara serta Sako Sarikat dari Sumatera Utara.

“Peserta yang tampil pada malam ini, tiga penampil dari daerah, dan enam lagi penampil dari luar daerah,” katanya.

Sementara itu, Sekda Lampura dalam sambutannya menjelaskan bahwa Lampung Utara telah genap bertambah usia 73 tahun, dengan bertambah usia ini, maka semakin semangat pemerintah untuk berpacu terus meningkatkan dan memperbaiki pembangunan di segala bidang, Salah satu di dalamnya termasuk bidang seni dan budaya Lampung.

Masih kata Sofyan, dengan mengusung tema “Jung Pemersatu Apresiasi Untuk Masyarakat Berkepribadian Dalam Karya dan Budaya”, tema tersebut tentu sangat merepresentasikan nilai sejarah peradaban masyarakat Lampung.

Sebab dahulu sebelum sarana transportasi darat dibangun, maka Jung atau Jukung disebut perahu merupak bagian penting dalam kehidupan masyarakat yaitu menjadi alat transportasi utama. Saat ini, Jukung atau perahu ini telah menjadi salah satu simbol budaya daerah lampung, yang turut memperkaya khasanah budaya bangsa.

“Mari bersama-sama kita lestarikan seni budaya daerah dengan menjaga kerukunan dan kedamaian, selalu berpikir positif dalam menyikapi berbagai isu yang berkembang, serta terus berjuang bersama merajut persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI,” ujarnya. (RH)