Balon Bupati Pacitan H.Subroto: Saya Siapkan yang Terbaik

H. Subroto bersama isteri tersayang, Wiwik Purwanti

NUSANTARAPOS,PACITAN,- Meski larut dan lelah menyergap sehabis ewuh 2 hari dari pihak besan dengan Bupati Pacitan, H. Subroto tetap bersemangat menerima pewarta dikediamannya, Desa Sirnoboyo Pacitan, Rabu malam melompat Kamis dini hari (17/10-2019). Perbincangan hampir 2 jam lamanya itu untuk mengkonfirmasi tentang kesiapan suami dari Wiwik Purwanti itu dalam proses pilkada 2020 mendatang. Antara lain klarifikasi tentang berita yang santer beredar di masyarakat, ia akan bergandengan dengan pemenang sementara polling Birru Center, Sugeng Nugroho, SH.

“Berkomunikasi sudah, tentu diantara 14 nama yang muncul kan saling berkomunikasi. Tetapi, tidak atau belum secara spesifik membincangkan posisi “pasangan” ini, apalagi kan itu saya pahami sebagai ranah partai ya. Mungkin saja toh, koalisi Demokrat dengan Partai lain,” paparnya.

Mengenai strategi gerakan ke masyarakat, ayah 3 orang putera ini menjelaskan, “Ya, enggak apa-apa saya dibilang lambat. Tetapi, yang menjadi catatan masyarakat kan saya udah 10 an tahun lalu bergerak. Memberdayakan masyarakat, terus ini mengundang investor dipandu Prof. Subur, salah satu pendiri dan sesepuh Partai Demokrat. Saya mengapresiasi bapak atau ibu yang membersamai warga Pacitan karena tinggal di Pacitan.”

Ditanya kapan dan dimana membuat posko, pria yang gemar memakai sarung itu menjelaskan, “Saya ini masih dapat SK khusus dari Kementerian Perhubungan melalui Dijen Perhubungan Darat untuk menata UPT tertentu yang memerlukan penataan keorganisasian. Jadi belum bisa full time di Pacitan. Kalau rekomendasi sudah turun, pasti saya siapkan yang terbaik untuk Pacitan.”

Tentang program atau visi misi, mantan ASN Kemenhub itu memaparkan, “Pertama saya akan harmonisasi seluruh elemen masyarakat, baik di dalam atau di luar sistem. Tentu, sebelumnya kita sudah lakukan komunikasi sebagai bagian terdalam dari silaturrahmi. Jadi, silaturrahmi itu haruslah diberi konsep yang jelas, tanpa komunikasi tidak akan menghasilkan harmonisasi. Kedua, antara produk dan pemasaran harus tersambung. Ada warga UKM bisa punya produk tetapi tidak bisa memasarkan. Sebaliknya, ada orang jago marketing tapi tidak punya produk. Nah, yang harus juga dibenahi, ada orang jago marketing dan punya produk, tetapi tidak mau membagikan ilmunya kepada warga masyarakat yang lain, ini juga akan kita benahi,” sambungnya, masih penuh semangat.

Pewarta: El_Bach