DESA  

Pemuda Kampung Cilandung Produktif Membuat Aquaponik di Tengah Pandemi

Banten, NusantaraPos – Di masa pandemi Covid 19 banyak warga yang kehilangan pekerjaan. Tapi tidak berlaku dengan sekumpulan pemuda Kampung Cilandung, Desa Sujung, Kecamatan Tirtayasa.

Puluhan pemuda yang tergabung dalam Persatuan Pemuda Kampung Cilandung (PEPCI) mengisi kegiatan sekaligus membangun ekonomi kreatif pemuda selama pandemi Covid 19 dengan membuat Aquaponik di atas kolam ikan lele.

Anis Fud, ketua umum PEPCI mengatakan, kegiatan tersebut sebagai bentuk pelatihan pemuda dalam mengembangkan skill wirausaha berbasis peternakan, pertanian dan pangan. Menurutnya, masyarakat kampung Cilandung harus memperdalam ilmu dan praktek pertanian guna memanfaatkan lahan pertanian yang ada.

“Pembuatan aquaponik di atas ikan lele ini merupakan terobosan baru yang sebelumnya tidak pernah dilakukan di kampung Cilandung khsusnya oleh pemuda. Tujuannya untuk menumbuhkan jiwa wirausaha masyarakat kampung Cilandung. Saya berharap pemuda kalau nongkrong ga asal nongkrong, tapi ada hasil yang bermanfaat untuk masyarakat,” ujar Anis, Minggu (18/10/2020).

“Kampung kita ini kan masyarakatnya mayoritas petani dan memiliki hamparan lahan sawah yang luas juga. Jadi kami dari PEPCI berinisiatif untuk mengembangkan wirausaha berbasin pertanian, peternakan dan pangan,” tambah Anis

Dalam kesempatan yang sama, Suryadi, warga kampung Cilandung, selain aquaponik, pemuda juga akan fokus ke pengelolaan sampah dan pengembangan UMKM.

“Sekarang kita fokus di beberapa bidang seperti wirausaha aquaponik, daur ulang sampah, dan pengembangan UMKM. Untuk aquaponik ini tanamannya bisa kangkung dan sawi. Untuk sampah kita bakal memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik ini akan kita jadikan sebagai bahan pupuk kompos, kalau sampah anorganik seperti plastik akan kita jadikan kerajinan tangan,” kata Suryadi

Suryadi juga menambahkan, akan membuat beberapa tempat sampah disetiap titik kampung yang sudah ditentukan.

“Sampah ini kan masalah sulit juga. Pertama kesadaran masyarakatnya yang belum terbangun. Kedua, memang kita gapunya lahan untuk mengelola sampah. Oleh karena itu masalah ini harus dimulai oleh pemuda dengan memanfaatkan alat seadanya,” tandas Suryadi. (Ray)