DESA  

Upayakan Ekonomi Meningkat, 34 Warga Kiteran Desa Kembang Tanam Padi Bareng

PACITAN,NUSANTARAPOS,- Desa Kembang merupakan salah satu yang memiliki tanah sawah terluas di Kabupaten Pacitan, sehingga tak heran bahwa di Desa tersebut potensi untuk bertani sangat dimungkinkan besar.

Antusias warga dalam Pandemi Covid-19 ini bahkan tidak menjadi halangan bagi mereka untuk tetap terus bekerja mengerjakan sawahnya. Tentu saja ini merupakan hal yang membanggakan bagi Edie Baskoro Yudhoyono, dimana desa tersebut merupakan daerah binaannya, karena apa yang diprogramkan olehnya mengenai cita-citanya mewujudkan Pacitan sebagai pusat ekonomi dunia telah dilaksanakan.

Bahkan, masyarakat Dusun Kiteran, Desa Kembang saat ini Selasa (15/12/20) melaksanakan tanam padi bersama yang dilaksanakan kurang lebih oleh 34 orang dengan maksud untuk meningkatkan ekonomi.

Mereka tetap berharap, meski dalam musim tanam hingga sampai tiga kali ini terkadang belum bisa maksimal, mereka tetapbisa bertahan dalam pemenuhan ekonomi mereka.

“Tiap tahun dusun  itu panennya sampai dua kali, yang satu Padi dan satunya lagi Polowijo.  Musim hujan rutin seperti tahun kemarin, bisa tiga kali panen. Adanya pandemi ini panen juga stabil. Namun untuk daya jual dan sebagainya agak menurun. Seperti hasil panen musim tahun ini yang belum bisa menjual karena harga gabah relatif rendah,” kata Kasun Dusun Kiteran Slamet Riyadi.

Dirinya melanjutkan, untuk kebutuhan pupuk bahkan belum cukup karena luas lahan 68 hektar lahan produktif pertanian dan terbesar di Kab. Pacitan.

“Dialokasikan pupuk subsidi sekitar 45%, petani masih kesulitan mencari pupuk. Kuota masih kurang, kalau distributor lancar maka pertanian juga lancar. Lahan diatas dua hektar lebih  pupuk non subsidi sekitar 30%, aplikasi pupuk itu sudah rutinitas mulai tahun lalu, jadi untuk pupuk subsidi  sebatas menggunakan 45-50% dari alokasi anggaran yang ada,” terangnya.

Selain itu, untuk infrastruktur seperti drainase masih ada kekurangan karena lahan Kiteran ini saluran induknya dari Desa Sirnoboyo, Desa Sukoharjo dan desa sekitar yang ada di wilayah hilir.

“Di wilayah dusun kiteran Desa Kembang ini masih dari tiga desa dan berbagai kelompok tani lain. Jadi setiap musim hujan kita tanam sampai tiga kali, bahkan semua muara sungai ada disini. Kebutuhan kami itu saluran drainase, buangan hilir bisa maksimal, bisa ada anggaran yang di alokasikan kesitu,” Ungkapnya.

Masih menurut Slamet,” Biar penanaman lebih cepat, lebih maksimal, kami membutuhakan alat pertanian yang kapasitasnya lebih besar dari yang ada, karena kalau dari swadaya masyarakat kemampuan beli hanya yang kecil – kecil, kita belum mampu mengadakan kapasitasnya yang lebih besar. ”

Sementara itu Kades Desa Kembang Kec. Pacitan Kab.Pacitan, Sahudi, menjelaskan, “Intinya kami selaku pemangku wilayah yang salah satunya kita meningkatkan perekonomian rakyat di bidang pertanian. Apa yang disampaikan pak Kasun itu benar, karena pengadaan pupuk terutama, yang kedua alat komunikasi untuk kegiatan pertanian salah satunya infrastruktur, seperti jalan kelokasi pertanian untuk menembus ditengah lahan pertanian. Itu sangat sulit karena jalan kita belum memenuhi syarat untuk transportasi, pengangkutan hasil tani. Ketika  musim kemarau dan musim penghujan, sulit untuk pengairan di lokasi daerah kiteran karena Dam tidak mampu untuk mengairi sekian hektar lahan.”

Dirinya bahkan menjelaskan, jika musim penghujan untuk pembuangan air karena hilir, parit sangat belum permanen, belum layak pengairan dan ada penyumbatan, karena itu untuk memajukan perekonomian di bidang pertanian perlu sarana pengairan dan transportasi untuk pengangkutan hasil tani.

“Menurut RDKK nya cukup, tapi  ketika kita terapkan di wilayah kiteran bahkan untuk krajan  masih kurang, dan yang kemarin kita laksanakan pemupukan, perkembangan padi tidak maksimal, kemungkinan pemupukan yang kurang, sampai ada warga yang tidak memakai pupuk subsidi, ada yang pakai non subsidi,” kata Sahudi.

Wargapun, melalui Kepala Desa masih menyayangkan adanya  subsidi pupuk  yang saat ini masih belum cukup untuk memupuk  karena selama ini  dibatasi untuk padi.  Kelangkaan pupuk bersubsidipun saat ini juga disayangkan , terutama yang ada di Desa Kembang salah satunya. (MJ)