Hasil Rapid Test Swab Antigen Diduga Palsu dengan Modal KTP Tanpa Pemeriksaan

NIAS,NUSANTARAOS,–Akhir-akhir ini keberadaan surat keterangan rapid test antigen viral dibahas ‘Jadi Ajang Bisnis’ baik di medsos maupun tingkat masyarakat menengah ke bawah di Kepulauan Nias.

Salah seorang warga masyarakat di komplek pelabuhan angin gunungsitoli yang meminta namanya jangan ditulis kepada awak media menyampaikan bahwa persoalan pengurusan surat keterangan sehat rapid test dan antigen bebas covid-19 sudah jadi kebiasaan dan sangat gampang, ada uang tentu surat keterangan sehat dipastikan ada melalui para calo penjual tiket dengan nilai yang bervariasi Rp. 150 ribu bila mengikuti prosedur sementara untuk istilah tembak tanpa diperiksa kesehatannya dibayar Rp. 160 ribu.

“Kalau ingin calon penumpang yang bepergian serta tidak sewenang-wenang melakukan aksi mudik brandel di pelabuhan angin gunungsitoli sebaiknya aparat keamanan dapat turun tangan, apalagi kondisi saat ini sangat mengkhawatirkan, jika calon mudik ada terdapat terpapar covid-19 tentu sangat berbahaya”.

Pasalnya setiap penumpang yang hendak melakukan perjalanan atau bepergian lewat kapal di Pelabuhan Angin Gunungsitoli – Sumatera Utara melakukan pengurusan surat keterangan sehat rapid test swab antigen covid-19 hanya bermodalkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan dalam proses 15 sd 30 menit surat keterangan tersebut sudah bisa diperoleh calon penumpang kapal yang hendak berpergian sekaligus tiket dari para oknum calo agen penjual tiket di pelabuhan angin.

Sejumlah surat keterangan sehat rapid test swab antigen covid-19 yang dikeluarkan berinisial dr. ISH kepada penumpang kapal yang hendak berpergian diduga palsu.

Hal ini sesuai hasil wawancara dari informan yang dikantongi sejumlah awak media.

Ketika masalah ini dikonfirmasi kepada dr. ISH di klinik tempat praktek Jln Diponegoro No. 118 Gunungsitoli Kamis, (06/05/2021) menerima sejumlah awak media yang sebelumnya salah seorang Pemimpin Redaksi media online tampak duluan berada di ruangan dengan tujuan konfirmasi katanya dan tanpa mengurangi juga rasa hormat kehadirannya.

“Ya, keberatan kalau tanda tangan saya ditiru oleh orang lain” Jawab ISH selang waktu berbicara dengan sejumlah media yang melakukan konfirmasi.

Namun, sangat disayangkan tanpa diduga-duga salah seorang tamu yang diduga sebagai LSM mengetuk pintu dengan wajah tidak menyenangkan  dan tanpa basa-basi meminta dr. ISH untuk keluar sebentar walaupun pada akhirnya kembali melayani dengan ramah sambil memberikan penjelasan terkait penerbitan surat keterangan sehat Rapid Test Swab Antigen covid-19 yang diduga ditandatangani dan dikeluarkannya.

Pada penjelasan dr. ISH menyampaikan, bahwa surat keterangan sehat yang dikeluarkannya mulai saat ini memiliki logo berupa barkot dan harus diperiksa kesehatannya di sini, kalau kerjasama dengan para calo di situ tidak ada, kecuali sesekali kalau ada permintaan dari Kesyahbandaran Pelabuhan Gunungsitoli tentu kita bantu untuk pemeriksaannya disini, jelasnya.

Tambahnya “Sebenarnya, stempel saya sudah berubah sambil membubuhkan tanda tangan aslinya di secarik kertas dengan spontan berkata ‘kok jadi grogi’ jawabnya sambil menunjukkan asli tanda tangannya.

Menjawab terkait apakah keberatan dengan surat yang ditujukan kepadanya yang diduga palsu itu, enggan memberikan tanggapan karena saat ini kondisi kurang sehat dan mungkin besok saya akan opname katanya singkat. (ARB)