Perempuan Indonesia Bergerak Akan Gelar Aksi Damai Tolak Pemilu Curang

Koordinator Presidium Perempuan Indonesiaan Bergerak (PIB) Monica Armi Soraya bersama jajarannya sedang menggelar konferensi pers.

Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Dianggap pemilu serentak 2019 teruma terkait pilpres tak memenuhi rasa keadilan, kumpulan perempuan yang menamakan dirinya Perempuan Indonesia Bergerak akan melakukan aksi damai dalam waktu dekat untuk mendesak penyelenggara pemilu agar menindaklanjuti bukti-bukti kecurangan yang telah beredar dimana-mana.

Koordinator Presidium Perempuan Indonesia Bergerak (PIB) Monica Armi Soraya mengatakan sudah beberapa hari ini kami melihat tidak ada tanggapan dari pemerintah, khususnya KPU dan Bawaslu dengan adanya kecurangan. Padahal sudah jelas kecurangan itu di depan mata.

“Untuk itu kami bersama teman-teman membuat suatu perkumpulan yang dinamakan Perempuan Indonesia Bergerak. Dimana kami mengharapkan gerakan ini bukan hanya di Jakarta tapi juga bergerak di seluruh Indonesia,” katanya usai rapat persiapan di kawasan Jakarta Selatan, Minggu (12/5/2019) malam.

Lanjut Monica, kita bergerak dengan turun ke jalan melakukan aksi damai. Tuntutan kita cuma satu yakni menolak pemilu yang curang. Kita akan kawal demokrasi dan kita ingin ada keadilan di Indonesia.

“PIB akan melakukan aksinya dalam beberapa hari ke depan tapi belum ditentukan tempat dan waktunya kapan tunggu saja nanti. Yang pasti kami di sini semuanya adalah betul-betul perempuan yang ingin meminta keadilan kepada pemerintah yang kami rasa sudah sangat dzolim selama ini,” ujarnya.

Menurut Monica, PIB adalah kumpulan perempuan-perempuan militan yang akan bergerak di seluruh Indonesia.”Kami akan mengawali pergerakan dari Jakarta, setelah itu akan diikuti oleh perempuan lainnya di seluruh Indonesia serentak turun sesuai dengan hari yang akan ditentukan,”terangnya.

Saat aksi nanti, tambah Monica, kami bukan hanya membawa bukti-bukti kecurangan tetapi juga akan mempertanyakan kematian ratusan petugas penyelenggara pemilu. Kami tidak ingin ada lagi janda-janda baru yang disebabkan oleh pemilu.”Bahkan bukan hanya janda tapi juga akan ada anak-anak yang menjadi yatim dan piatu. Jadi aksi ini tidak ada paksaan tapi memang betul-betul murni dari kami sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah pemilu 2019,” tegasnya.

Jajaran Perempuan Indonesiaan Bergerak berfoto bersama usai menggelar rapat di kawasan Jakarta Selatan.

Sementara itu, Korlap PIB Susilowati Soehud menyatakan saya mengharapkan dan menghimbau kepada pemerintah untuk mendengarkan jeritan kami. Dengarlah perempuan yang mewakili seluruh wilayah. Karena dalam aksi nanti insha Allah seluruh wilayah akan melakukan aksi yang sama sesuai tanggal yang nanti sudah kami tentukan.

“Kami sangat konsen dengan apa yang sudah disebutkan tadi. Bahkan ketika aksi lalu ada 5 orang teman kami yang menjadi korban keracunan akibat menghirup dan memakan makanan dari seseorang yang tak dikenal. Namun Alhamdulillah sekarang teman kami sudah pulang,” katanya.

Namun, sambung Susilowati itu menjadi tanggungjawab kami untuk menanyakan bagaimana ini bisa terjadi di Indonesia yang berkebudayaan dan jelas kita punya Pancasila.Dimana kita semua mendapatkan hak yang sama, tetapi kita menjadi terpecah belah dengan hal-hal yang sepele.

“Bisa jadi mungkin pemilu kali ini saya pikir yang sangat luar biasa seperti bukan pemilu. Jadi kami emak-emak ikut tergugah ada apa dengan bangsa Indonesia ? Bagaimana ibu pertiwi tidak menangis mengenai kejadian ini. Kami bergerak tidak ada paksaan ataupun titipan darimanapun tapi semuanya murni karena hati nurani yang bergerak,” ungkapnya.

“Kami ingin aksi ini betul-betul tulus, ikhlas agar bisa menggerakkan hati para pejabat pemerintahan sehingga mau mengakui bahwa pemilu benar-benar bersih tanpa ada kecurangan sedikit pun,” harap Dara Hakim selaku Koordinator Keamanan PIB.

Dewi Herawati Koordinator Acara PIB menjelaskan di sini kami tidak aneh-aneh, ini adalah berdasarkan hati nurani kami semuanya. Panggilan jiwa melihat kondisi negeri saat ini, dan kami tidak akan anarkis. Kami hanya melakukan aksi damai, kami menyuarakan betul-betul dari hati. Tolong dicatat ini bukan aksi brutal tapi aksi damai dari Perempuan Indonesia Bergerak.

Melengkapi keterangan PIB, Maya Amhar selaku Koordinator Media mengungkapkan kalau kita melihat di YouTube ataupun medsos lainnya, seekor ikan paus terdampar di pantai saja orang akan mencari penyebabnya kenapa bisa mati.

“Dunia akan melihat kenapa ikan paus itu bisa terdampar dan mati. Tapi sekarang hampir 600 orang petugas pemilu wafat tapi pemerintahan diam. Sehingga kami merasa lebih hina daripada seekor ikan,” katanya.

Lanjut Jubaedah, kami akan malu kepada generasi penerus bangsa ini jika kami hanya diam. Maka kami harus bergerak dan menyatakan kami peduli kepada kematian sehingga akan menuntut agar pemerintah peduli. Itulah salah satunya yang akan kami sampaikan dalam aksi nanti.

“Selain itu saya juga menghimbau kepada rekan-rekan yang akan mengikuti aksi nanti. Agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti kemarin. Saya harapkan rekan-rekan bisa membawa makanan dan minuman sendiri untuk bekal di lokasi,” tutupnya.

Di sisi lain Koordinasi Logistik PIB Tetet Dito mengaku sudah siap untuk menyiapkan makanan dan minuman untuk mengantisipasi kejadian seperti yang lalu hingga menyebabkan beberapa orang mengalami keracunan.

“Kami akan sediakan makanan dan minuman untuk berbuka puasa, agar rekan-rekan yang mengikuti aksi nanti tidak kuatir dengan kejadian kemarin. Insha Allah apa yang kami sajikan aman dari hal-hal yang diinginkan,” pungkasnya.(Hari.S)