Tolak Pemilu Curang, Ribuan Perempuan Akan Kepung Istana

Koordinator Presidium PIB Monica A. Soraya didampingi anggotanya menggelar jumpa pers untuk persiapan aksi damai Kamis (16/5/2019).

Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Merasa tidak puas dengan hasil pemilihan umum khususnya pilpres, ribuan perempuan yang tergabung dalam Perempuan Indonesia Bergerak (PIB) akan mendatangi Istana Negara pada Kamis (16/5/2019) besok.

Monica A. Soraya selaku Koordinator Presidium PIB mengatakan kami datang dari berbagai latar belakang perempuan di Indonesia. Gerakan kami bukan karena mendukung salah satunya Paslon Capres dan Cawapres tertentu tetapi murni karena panggilan jiwa sebagai seorang perempuan yang melihat ketidakadilan di negeri ini.

“Kenapa kami bergerak ? Karena di dalam pemilu ini kami melihat baik dari penyelenggara pemilu maupun oknum-oknum pejabat pemerintahan ada indikasi melakukan kecurangan terhadap hasil pemilu. Sehingga kami yang mayoritas adalah kaum ibu-ibu akan menyuarakan aspirasi Kamis lusa,” katanya ketika orasi di Rumah Perjuangan Rakyat (RPR) di jalan Proklamasi 36 Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019) malam.

Lanjut Monica, aksi kami nanti adalah aksi damai dan tidak akan berbuat anarkis. Tuntutan kami yang utama adalah menolak hasil pemilu curang. Kami akan kawal demokrasi dan kami ingin ada keadilan di Indonesia.

Perempuan Indonesia Bergerak (PIB) sedang menyampaikan sikap di panggung Rumah Perjuangan Rakyat (RPR).

Selain menolak pemilu curang, Perempuan Indonesia Bergerak akan menyampaikan kepada pemerintah agar segera turun tangan atas meninggalnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

“Dalam aksi nanti kami ingin menyampaikan agar pemerintah segera membuat kebijakan untuk mengusut penyebab kematian ratusan petugas KPPS. Karena selain ratusan yang sudah meninggal ada ribuan petugas KPPS yang kondisinya sedang dirawat karena sakit, semoga itu bisa menjadi perhatian pemerintah dan dilihat oleh rakyat Indonesia,” ujar Monica.

Akibat kematian itu, tambah Monica, sudah berapa banyak anak-anak yang menjadi yatim dan piatu. Untuk itu kami tidak ingin ada lagi anak-anak Indonesia yang menjadi yatim dan piatu yang diakibatkan oleh pemilu kali ini.

“Semoga dengan turunnya kami kaum perempuan ke jalan, penyelenggara (KPU dan Bawaslu) akan mempertimbangkan agar tidak melakukan kecurangan dalam penghitungan suara hasil pemilu,” tegasnya.

Sementara itu Koordinator Media PIB Maya Amhar mengungkapkan kalau kita melihat di YouTube ataupun medsos lainnya, seekor ikan paus terdampar di pantai saja orang akan mencari penyebabnya kenapa bisa mati.

Usai menggelar jumpa pers Perempuan Indonesia Bergerak (PIB) berfoto bersama dengan pose tangan mengepal.

“Dunia akan melihat kenapa ikan paus itu bisa terdampar dan mati. Tapi sekarang hampir 600 orang petugas pemilu wafat tapi pemerintahan diam. Sehingga kami merasa lebih hina daripada seekor ikan,” katanya.

Sambung Maya, kami akan malu kepada generasi penerus bangsa ini jika kami hanya diam. Maka kami harus bergerak dan menyatakan kami peduli kepada kematian sehingga akan menuntut agar pemerintah peduli. Itulah salah satunya yang akan kami sampaikan dalam aksi nanti.

“Selain itu saya juga menghimbau kepada rekan-rekan yang akan mengikuti aksi nanti. Agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti kemarin. Saya harapkan rekan-rekan bisa membawa makanan dan minuman sendiri untuk bekal di lokasi,” tutupnya.

Adapun rencana aksi damai Perempuan Indonesia Bergerak akan dihadiri oleh ribuan perempuan dari berbagai daerah di Indonesia. Ada juga beberapa elemen organisasi perempuan yang ada di Indonesia turut serta dalam aksi tersebut.

Saat orasi di Rumah Perjuangan Rakyat, Monica A. Soraya didampingi oleh Korlap PIB Susilowati Soehud, Koordinator Keamanan PIB Dara Hakim, Koordinator Acara Dewi Herawati, Koordinator Logistik Tetet Dito dan ratusan anggota PIB.(Hari.S)