Gelar Aksi di PMI Jakut, AMSI Desak Oknum Dokter dan Koleganya Dipecat

Aliansi Masyarakat Sehat Indonesia (AMSI) sedang melakukan aksi di depan kantor PMI Jakarta Utara.

 

Aliansi Masyarakat Sehat Indonesia (AMSI) sedang melakukan aksi di depan kantor PMI Jakarta Utara.

Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Aliansi Masyarakat Sehat Indonesia (AMSI) menggelar aksi di kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Utara, Koja, Jakarta Utara, Senin (11/1/2020).

AMSI menduga ada oknum dokter PMI Jakarta Utara yang membeli alat kesehatan dengan harga yang mahal, namun tidak berfungsi dengan baik.

“PMI sebagai organisasi mulia dan harapan masyarakat yang membutuhkan darah, tidak bekerja secara maksimal dan profesional hanya karena keinginan pribadi oknum dokter tersebut,” kata Andi, Koordinator Aksi, Senin (11/1).

Andi berharap pihak berwajib dapat mengusut tuntas permasalahan ini dengan seksama, dan bila terbukti dapat memberikan sanksi terberat berupa pemecatan bagi pihak yang terlibat dalam penyalahgunaan wewenang tersebut.

“Kami cinta PMI, kami dukung PMI Jakarta Utara, tapi kami menolak oknum dokter yang semena-mena dan memaksakan kehendak membeli alat kesehatan tanpa mutu dan standar yang baik,” ujar Andi.

Adapun oknum dokter yang diduga AMSI terkait korupsi alat kesehatan di PMI Jakarta Utara adalah dr. Ulfah Suryani yang merupakan Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Jakarta Utara.

Saat ditemui di depan kantor PMI Jakut, dr. Ulfah menyangkan apa yang dilakukan massa aksi tersebut karena tidak mau bertatap muka secara langsung dengan dirinya.

“Saya dengan senang hati jika mereka mau datang mengklarifikasi, apa alasan mereka berbicara seperti itu,” kata dr. Ulfah sesaat setelah masa aksi membubarkan diri.

Terkait apa yang dinyatakan oleh massa aksi mengenai alat kesehatan yang di korupsi, dr. Ulfah membantah hal tersebut.

“Alat yang mana? Sebagian alat-alat itu dihibahkan oleh PMI Provinsi DKI Jakarta, saya ada disini alat-alat tersebut sudah ada,” jelas dia.

Terakhir dr. Ulfah menegaskan semua itu perlu diklarifikasikan. Kalau tidak ada pertemuan, masing-masing pihak menganggap dirinya benar.