Ada Bom di Gereja Makasar, GERAK MULIA Desak Pemerintah Ambil Sikap Tegas

Ketua Gerak MULIA DKI Jakarta Dewa Made Pramiko.

Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Minggu (28/3/2021) menjadi sebuah duka bagi umat Kristiani di Makasar, Sulawesi Selatan. Pasalnya saat mereka sedang melakukan ibadah di, sebuah bom bunuh diri meledak di depan pintu gerbang Gereja Katederal.

Akibat kejadian itu terdapat korban dan ketakutan masyarakat Sulawesi kembali terusik, terlebih lokasi kejadian berada di tengah kota Makasar tepatnya do Jalan Kajaolalido.

Menanggapi itu Ketua Gerak Mulia DKI Jakarta Dewa Made Pramiko mengatakan dengan kejadian ini pemerintah terkhusus aparat keamanan harus mengambil sikap tegas, karena itu bukti bahwa alar radikalisme di Sulawesi Selatan masih berkembang.

“Terlebih bom bunuh diri serupa pernah terjadi pada tahun 2002 yang lalu, hari ini membuktikan bahwa masih hidupnya sel-sel dan akar radikalisme di Makasar maupun di Indonesia,” katanya di Jakarta, Minggu (28/3) sore.

Lanjut Dewa, bom bunuh diri ini harus disikapi secara serius oleh pemerintah dan aparat keamanan karena dampak dari pembubaran ormas radikal beberapa waktu lalu ternyata masih menyisakan hal seperti ini.

Ungkapan prihatin dan turut berduka cita yang mendalam dari kami dari Gerakan Muldoko Untuk Indonesia (Gerak Mulia) DKI Jakarta kepada para sodara sodara kita khususnya umat kristiani di Makasar yang terkena musibah bom tersebut.”Kami dari Gerak Mulia berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya dan mengutuk keras perbuatan yang tidak menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.

Dewa mengungkapkan saya yang mewakili dari Gerak Mulia DKI Jakarta berfikir ini adalah dari bagian dari salah dalam memahami agama sebagai rahmat bagi semua alam dan akhir nya terjadi salah faham sehingga menafsirkan agama hanya sebatas kulitnya saja.

Dalam hal ini saya tetap meyakini bahwa semua agama mana pun tidak mengajarkan soal kekerasan apa lagi sampai melakukan tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma yang diajarkan Agama.”Saya menilai bahwa masalah yang terbesar yang mengakibatkan aksi bom yang pernah dilakukan di Makasar merupakan salah dalam mencari panutan (guru) dalam memahami tentang norma-norma dalam beragama,” ungkapnya.

Dewa menambahkan bom yang mengakibatkan jatuh korban 20 orang ini perlu keseriusan dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya paham radikalisme.

“Saya yang mewakili dari Organisasi kemasyarakatan Gerak Mulia mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk tetap tenang tidak terprovokasi dan tidak perlu takut akan teror tersebut,” tegasnya.