OPINI  

Luka Masa Lampau, Romansa Cendekia Serta Iblis yang Maha Indah

Membaca buku merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi beberapa orang. Dalam waktu senggang, buku-buku bisa menjadi teman pengusir kejenuhan. Pada waktu pandemi sekarang ini, buku juga bisa dijadikan pengisi hari libur. Meski kota-kota sedang menerapkan pembatasan kegiatan, kita masih bisa bertamasya ke berbagai tempat dengan buku. Berikut beberapa rekomendasi buku bacaan untuk mengisi kekosongan kalian.

1. Metafora Padma – Bernard Batubara

Kalau kalian suka dengan kisah-kisah sejarah tapi malas dengan gaya penyampaian yang bertele-tele, Metafora Padma bisa menjadi bacaan kalian. Kumpulan cerita pendek karya Bernard Batubara ini menyajikan kisah kelam Perang Sampit dengan ringan, tapi tetap berdarah-darah.

Buku ini dibuka dengan cerita berjudul Perkenalan. Harumi, tokoh utama dalam kisah ini memperdengarkan kisah semasa hidupnya di dalam sebuah kelas di suatu sekolah. Kisah kampung halamannya yang berlumur darah.

Dimulai dari konflik rumah tangga yang mana Harumi selalu jadi sasaran amuk ibu dan hampir diperkosa ayahnya, hingga konflik antar suku yang ternyata melatarbelakangi kisruh keluarganya. Bernard Batubara benar-benar akan membuat mata kalian terbelalak dan kepala kalian bergeleng.

Selain Perkenalan, ada beberapa kisah lain yang juga sadis dan ngeri. Bernard Batubara berhasil membungkus dan membingkis luka lama dengan apik.

2. Trilogi Hujan Bulan Juni – Sapardi Djoko Damono

Ketika membaca atau mendengar judul ini, pasti banyak dari kita yang tertuju pada satu titik: puisi. Memang benar, bahwa trilogi ini berjudul sama dengan puisi Sapardi, Hujan Bulan Juni. Dalam buku ini, halyang paling kentara adalah romansa.

Lewat trilogi ini, SDD membungkus cerita cinta kaum cendekia yang manis, lucu, sedikit membingungkan dan memilukan.

Sarwono, tokoh utama trilogi ini adalah seorang dosen dan antropolog di sebuah kampus di Indonesia. Tiga buku yang merupakan kesatuan ini —Hujan Bulan Juni, Pingkan Melipat Jarak dan Yang Fana Adalah Waktu— mengisahkan dengan puitis perjalanan asmara Sarwono dengan Pingkan, rekan kerja yang juga kekasihnya.

Dalam Hujan Bulan Juni, kisah asmara sejoli cendekia ini terdengar lucu dengan candaan-candaan di dalamnya. Ada juga ketidaksetujuan keluarga Pingkan.

Dalam Pingkan Melipat Jarak, sakitnya Sarwono membuat Pingkan sedih. Penyair cengengnya terbaring lemah di kamar rumah sakit karena plek hitam sebab asap rokok di paru-parunya. Katsuo, seorang rekan kerja Pingkan sewaktu di Jepang menemani kepedihannya. Katsuo yang diam-diam menaruh hati kepada Pingkan pun tengah dibingungkan dengan masalah perjodohannya di Jepang.

Kisah Romansa antara Sarwono dengan Pingkan terus berlanjut hingga pada akhirnya, Yang Fana Adalah Waktu. Trilogi ini akan sangat membius dengan bahasa dan bahasan yang ringan, meski sedikit membingungkan.

3. Malam Sepasang Lampion – Triyanto Triwikromo

Kumpulan cerita pendek karya dosen Sastra Indonesia Undip ini akan mengajak kita berfantasi.

Menggunakan bahasa yang ringan, buku ini berisi cerita-cerita yang beraneka rasa. Salah satu cerpennya yang berjudul Ragaula mengisahkan perselingkuhan antara manusia dengan Iblis. Iblis dalam cerita ini digambarkan seperti kupu-kupu yang mahaindah. Iblis adalah manusia bersayap hitam nan menakjubkan.

Keindahan sayap iblis inilah yang membuat Ragaula, tokoh utama dalam cerita ini jatuh ke peluknya. Lantas, sebagai akibatnya, Ragaula harus dihukum gantung dan dibakar.

Itu tadi tiga rekomendasi bacaan yang bisa kalian jadikan teman. Selamat memburunya di perpustakaan atau di toko buku kesayangan kalian. Sampai jumpa minggu depan!

Penulis: Agyl Ramadhan