Mengenang Asrama Korem 081/DSJ (Bosbow)

Nusantarapos,-Bagi sebagian masyarakat Kota Madiun, mungkin belum tahu atau masih asing mendengar Komplek Bosbow yang menjadi asrama Korem 081/DSJ saat ini. Bangunan tua itu, dahulu didirikan oleh Kolonial Belanda pada tahun 1912 yang bertujuan untuk digunakan sebagai Sekolah Pendidikan Calon Pamong Praja di Kota Madiun atau juga biasa disebut dengan OSVIA yang kependekan dari Opleideng School voor Inlandsch Ambtenaren (Kawah Candradimukanya Pegawai Negeri Hindia Belanda). Sekolah OSVIA tersebut hanya berlaku untuk anak laki-laki keturunan Ningrat dan tidak berlaku untuk anak perempuan, serta anak dari suku bangsa lain, misalnya dari etnis Tionghoa.

Pada tahun 1927, OSVIA Madiun bersama dengan OSVIA tempat lain berubah menjadi MOSVIA ( Middelbaar Opleiden Scoolen Voor Indische Ambtenaren ), yang kemudian karena beban keuangan yang tidak bisa ditanggung lagi oleh kas Pemerintahan Kolonial Belanda, tahun 1930 sekolahan MOSVIA Madiun di tutup dan dipindahkan ke sekolah MOSVIA Magelang.

Selanjutnya gedung tersebut dipakai untuk Sekolah Kehutanan Middlebare Boschbouschool te Madiun (MBS) yang dibuka oleh J.H. Becking pada tanggal 26 Agustus 1939, yang bertujuan untuk ilmu kehutanan dan pengolahan kayu. Madiun dipilih sebagai sekolah kehutanan, karena mengingat Madiun dikelilingi oleh hutan dan merupakan pusat pengolahan kayu. Dalam perjalanannnya, siswa MBS tidak hanya dari Madiun saja, tetapi berasal juga dari beberapa daerah, seperti Bogor, Malang dan Sukabumi, dimana yang mengharuskan mereka untuk tinggal di asrama selama 3 tahun, karena jauhnya jarak dari asal mereka.

Sejarah mencatat, pada saat penjajahan Jepang tahun 1942, Sekolah Middlebare Boschbou School te Madioen (MBS) Madiun ditutup dan dilarang oleh pihak Jepang. Selanjutnya sejak tahun 1950-an komplek bangunan Bosbow menjadi tanggung jawab militer, dimana pada saat itu digunakan oleh Batalyon 508 sebagai Makoyon 508, sedangkan Kompi-kompi 508 tersebar di berbagai wilayah jajaran Korem 081/DSJ yaitu 1 kompi di Nganjuk, 1 kompi di Kediri dan 1 kompi di Ponorogo yang saat ini digunakan sebagai Kantor Kodim 0802/Ponorogo.

Memang nama Bosbow tidak dirubah pada saat digunakan sebagai Batalyon 508 tidak bertahan lama, karena sampai kurang lebih tahun 1970-an satuan tersebut dilikuidasi, sehingga asrama Bosbow digunakan sebagai tempat hunian para prajurit Mantan anggota 508, termasuk sudah berbaur juga dengan anggota lain, baik yang dari Kodim 0803/Madiun maupun Korem 081/DSJ dan bahkan hingga sekarang.

Oleh karena itu, sejarah panjang bangunan Bosbow sejak berdiri hingga sekarang tidak hanya mengenang sejarah tentang sekolah pendidikan saja, akan tetapi juga dapat mengenang bahwa di Madiun ini pernah berdiri satuan dari TNI yaitu Batalyon 508 yang juga pernah menggunakan bangunan Bosbow sebagai Markas Batalyon yang turut mendukung pertahanan dan keamanan di wilayah Jawa Timur.

Terkait hal itu dan untuk mengenang sejarah panjang tersebut, Kolonel Inf Masduki yang menjabat Danrem 081/DSJ sekarang berharap bangunan tersebut dapat terus dipelihara dan dimanfaatkan dengan baik. Karena muenurutnya, siapa lagi kalau bukan kita selaku prajurit yang punya kepedulian untuk memelihara.

Ia menambahkan, ia juga ingin masyarakat luas, khususnya masyarakat Madiun dapat mengenang Asrama Bosbow yang dulu juga pernah digunakan sebagai Batalyon 508, bahkan sampai saat ini masih ada saksi hidup dari mantan anggota batalyon 508 beserta keluarganya yang masih tinggal di sana.

Namun, saat ini Asrama Bosbow mulai diperbaiki dan direnovasi guna menjaga kelestarian nilai budaya dari bagunan peninggalan sejarah jaman Belanda itu dan oleh Danrem 081/DSJ Kolonel Inf Masduki, selain digunakan sebagai Mess Korem 081/DSJ, bangunan itu juga difungsikan sebagai tempat wisata cagar budaya di Kota Madiun. Dimana saat ini sudah mulai digunakan sebagai tempat pameran Madioen tempo doeloe dan sudah berjalan.

Selain itu, dalam beberapa hari ke depan, Danrem 081/DSJ juga akan membuka Grand Opening Pasar Rakyat dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Ke-74 Republik Indonesia, yang dimulai dari tanggal 14 s.d. 20 Agustus 2019, dimana dalam acara tersebut juga akan menampilkan berbagai hiburan rakyat dan perlombaan-perlombaan, seperti baca puisi, tari remong, fotografi dan festifal Band, baik tingkat SD, SMP, SMA maupun umum.