Panglima TNI : “TNI Menunggu Kiprah Para Santri”

“Saya berpandangan silaturahmi tersebut sangat penting karena tokoh-tokoh itulah yang menjadi panutan masyarakat, selalu didengar dan menjadi tempat rakyat berkonsultasi,” Ungkap Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., saat melaksanakan silaturrahmi dengan tema “Ngaji Kebangsaan Mempererat Persatuan, Menjaga Kesatuan Membangun Indonesia Berkeadaban” bertempat di Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo. Selasa (02/04/2019).

Dalam silaturrahmi pagi ini Panglima TNI disambut langsung oleh KH Moh. Zuhri Zaini selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, yang menyampaikan ungkapan terima kasih mendalam atas perhatian dan kepedulian Panglima TNI hingga dapat bertatap muka dengan seluruh santri dari Pondok Pesantren Nurul Jadid.
 
Ini adalah bentuk kepedulian dan perhatian Panglima TNI, karena pada hakikatnya TNI adalah bagian dari rakyat. TNI berasal dari rakyat, berjuang bersama-sama rakyat, untuk kepentingan rakyat. Oleh karenanya kemanunggalan TNI dan rakyat adalah kekuatan yang sangat strategis dan menentukan bagi bangsa dan negara.
 
Menyikapi kemajuan zaman di era Revolusi Industri 4.0 Bambu runcing itu saat ini hendaknya diwujudkan dalam bentuk pesawat tempur mutahir, helikopter canggih, kapal perang, kapal selam, rudal, tank dan sebagainya. Saat ini sebagian dari alutsista TNI masih dibeli dari luar negeri. Dimasa mendatang negeri ini tentu ingin anak-anak bangsalah yang memproduksi semua alutsista canggih itu.
 
“TNI menunggu kiprah para santri, tidak hanya sebagai prajurit TNI, tetapi juga menjadi ilmuwan-ilmuwan terkemuka dunia. Para santri yang dapat merancang dan membuat pesawat tempur, kapal perang, kapal selam, tank, helikopter modern untuk TNI dan bahkan mancanegara. Sekali lagi semuanya dapat terwujud bila kita mau membina diri, memiliki manusia-manusia berkualitas, serta menjaga persatuan dan kesatuan,” Tegas Panglima TNI seraya memotivasi Para Santri untuk terus menggali kemampuan diri.
 
Lebih lanjut semangat kebersamaan dan rasa kekeluargaan yang mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya tetap terjaga dan terpelihara. “Rasa persaudaraan, senasib sepenanggungan sebagai bangsa yang besar tidak boleh dirusak, Seperti halnya lidi yang akan kuat bila bersatu, begitu pula bangsa Indonesia yang sangat beragam ini,” Tegas Panglima TNI dihadapan lebih dari 700 Santri dan Santriwati Ponpes Nurul Jadid.

Turut hadir dalam kegiatan ini Kapolri Jenderal Pol. Prof. H. Tito Karnavian, Ph.D., Aslog Panglima TNI, Kadiv Humas Polri, Dankoor Brimob, Waaster Panglima TNI, Bupati Probolinggo beserta para Pejabat TNI Polri dan Pejabat Daerah Probolinggo beserta Para alim ulama dan para santri.