TMMD  

Gunakan Bahasa Suku Lauje, Satgas TMMD 106 Mengajar Membaca Dan Berhitung

Donggala – Berbagai ragam suku dan budaya begitu juga dengan bahasa daerah yang terdapat di Indonesia, ada banyak bahasa daerah yang sudah ditetapkan secara resmi sebagai bahasa daerah di Indonesia, ada juga yang belum ditetapkan secara resmi tetapi orang-orang didaerah tersebut tetap menggunakannya karena bahasa turun temurun dari orang tua terdahulu yang tingal di suatu daerah. Sejak dari kecil bahasa daerah tersebut sudah menjadi komunikasi meraka yang sudah berlangsung sejak lama.

Suku Lauje yang berada di Kecamatan Tinombo juga merupakan salah satu suku pedalaman yang menggunakan bahasa daerahnya sendiri dalam kesehariannya, sebagian besar warga ada yang kurang memahami bahasa Indonesia karena letak pemukiman yang cukup jauh dari Ibu kota Kecamatan, sehingga sebagian besar mereka jarang berinteraksi dengan masyarakat pesisir atau lembah yang kesehariannya menggunakan bahasa Indonesia.

Penggunaan bahasa daerah yang sangat aktif tersebut juga memberikan dampak negatif, salah satunya adalah bahasa resmi bahasa Indonesia khususnya anak-anak yang masih sekolah, sehingga anak-anak banyak yang tidak tahu bahasa Indonesia yang baik dan benar. Para murid masih banyak yang kurang memahami materi yang diajarkan jika memakai bahasa yang biasa mereka gunakan sehari-hari  dan guru-guru juga merasa masih kesulitan memakai bahasa Indonesia.

Satgas TMMD 106 Kodim 1306/Donggala semakin gencar mengajarkan materi membaca dan berhitung kepada anak-anak suku pedalaman yang masih kesulitan berbahasa Indonesia.

Salah satu prajurit yang mengajar di sekolah anak-anak suku Lauje adalah Serda Abdul Zaid. Dia merupakan salah satu anggota Satgas TMMD 105 yang bisa menguasai bahasa daerah yaitu bahasa Lauje, berbekal bahasa setempat Serda Zaid mengajarkan membaca dan berhitung kepada anak-anak suku lauje berasal yang berada di Desa Ogoalas, Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Minggu (13/10)

Dengan kemampuan berbahasa daerah setempat, Serda Zaid tak terlalu kesulitan mengajar kepada anak-anak tersebut karena mudah dimengerti.

Menurut Serda Zaid kemampuan berbahasa Indonesia harus didasari dengan mengenal huruf kapital dan berhitung sehingga kedepan dapat berguna untuk memahami materi pelajaran lainnya di sekolah.

“Anak-anak sangat antusias belajarnya, sangat mudah menangkap materi yang diajarkan, yang terpenting kita harus mempunyai kemauan yang keras untuk bisa memberikan materi pelajaran tersebut sehingga sumber pengetahuan mereka berkembang,” jelasnya.