Balikpapan, Nusantarapos – Lika Liku perjuangan dalam sebuah bisnis akan dialami oleh seorang pengusaha yang berjuang dari titik nol. Tak langsung meraih omzet tinggi, mereka justru mendapat kegagalan di awal. Kegigihan dalam melanjutkan usahanya itu hingga akhirnya meraih kesuksesan dialami oleh salah satu tokoh inspiratif Filsa Budi Ambia atau yang akrab disapa Filsa, Pemilik Kampoeng Timoer (No.1 Oleh-oleh Khas Balikpapan) yang cukup dikenal dengan produk peyek kepitingnya.
Sebelum mendirikan bisnis Kampoeng Timur, Filsa merantau dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan dan mencoba untuk menekuni berbagai profesi. Selang beberapa tahun, ia pun merasa jenuh, hingga akhirnya terlintas ide untuk membangun bisnis sendiri. Karena kurangnya pengetahuan bisnis yang dimilikinya pada saat itu, ia pun mendaftarkan diri untuk mengikuti seminar bisnis di tahun 2010 dan mengokohkan niat untuk berwirausaha.
“Keraguan untuk memulai bisnis tentunya ada, namun saat itu saya ingat tentang nasihat Dahlan Iskan untuk menghabiskan jatah kegagalan di masa muda. Setelah mengikuti seminar tentang memulai bisnis, saya mencoba bisnis ayam goreng kalasan yang modalnya berasal dari gaji yang saya sisihkan. Namun akhirnya bisnis tersebut gagal. Tidak patah semangat, kemudian saya membuka usaha martabak, dan lagi-lagi usaha itu belum berhasil. Hal yang sama terjadi pada bisnis saya selanjutnya yaitu bisnis martabak mini yang hanya berjalan beberapa bulan. Setelah tiga kali merasakan kegagalan, saya masih belum menyerah. Dengan modal yang minim, saya mencoba sekali lagi untuk menggeluti bisnis skala rumahan yang kebetulan tidak dilanjutkan oleh tetangga saya, yaitu bisnis peyek kacang, dan dari situ lah kisah Kampoeng Timoer dimulai,” ujar Filsa saat wawancara dengan awak media melalui daring, Jumat (25/2/2022).
Bermodalkan semangat pantang menyerah dan pengetahuan membuat peyek kacang dari tetangganya, tanpa disadari Filsa melangkahkan kaki menuju kesuksesannya. Berpikir kurang ada keistimewaan dari sebuah peyek kacang yang dijual seharga Rp2.000, Filsa mencetuskan sebuah ide untuk menjual produk olahan kepiting yang terinspirasi dari Balikpapan yang terkenal oleh kepitingnya. Melalui berbagai percobaan, akhirnya terciptalah produk peyek kepiting Kampoeng Timoer pada tahun 2012 yang ternyata mendapat sambutan hangat dari banyak masyarakat dan bisnis oleh-oleh Kampoeng Timoer yang diciptakan Filsa akhirnya berjalan dan menuju kesuksesan.
Di masa pandemi, Filsa juga harus menghadapi tantangan kembali. Pembatasan wisatawan di Balikpapan menjadi persoalan baginya.
“Tantangannya itu berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang memutuskan untuk lockdown, membatasi wisatawan. Balikpapan itu bukan kota wisata, orang ke sini cari kerja. Porsi oleh-oleh kecil di Balikpapan. Dua tahun lalu orang luar nggak boleh ke Balikpapan, (saya) sangat stress. Tantangannya itu aja, mudah-mudahan pandemi selesai. Dan (berdirinya) IKN peluang lagi lah. Jadi oleh oleh khas Balikpapan, oleh oleh khas ibukota (baru), ” ungkapnya.
Kini Kampoeng Timur telah berkembang dan menciptakan berbagai varian produk hasil laut lainnya seperti peyek kepiting dengan rasa pedas dan blackpepper, amplang kepiting, amplang tenggiri, kerupuk ikan pepija, serta abon kepiting dan abon rajungan. Berbagai varian produk tersebut bisa didapatkan oleh masyarakat di toko resmi Kampoeng Timoer di Jalan Strat 2 no. 30 di Balikpapan, maupun di berbagai mitra penjual yang tersebar di banyak wilayah di Indonesia seperti Pelaihari, Jepara, Pasuruan, dan Tangerang.
Masyarakat yang ingin merasakan lezatnya berbagai produk Kampoeng Timoer dapat menikmati promo spesial Cashback 60% ketika bertransaksi menggunakan ShopeePay di outlet Kampoeng Timoer, serta melalui laman Kampoeng Timoer di aplikasi Shopee. Selama periode 20-26 Februari, Kampoeng Timoer berpartisipasi dalam program ShopeePay Semangat UMKM Lokal Balikpapan yang menawarkan promo spesial Cashback 60% untuk berbagai UMKM di Balikpapan. Dapatkan informasi lebih lanjut mengenai Kampoeng Timoer melalui Instagram @kampoengtimoer.id.