Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Kordinator Nasional Gerakan NU Kultural Bersatu (Gernusa) Dewa Pramiko mendukung penuh agar Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar diusung menjadi Calon Presiden (Capres) dalam helatan Pemilu 2024 mendatang. Demikian, release yang dikirimkan kepada media massa di Jakarta, Senin (6/6/2022).
Menurut lelaki yang biasa dipanggil Dewa ini, sosok Muhaimin Iskandar atau yang dikenal dengan pangilan Gus Muhaimin ini, memenuhi kriteria untuk diusung sebagai Capres pada Pemilu 2024 nanti.
“Baik dari segi kapasitasnya sebagai pemimpin nasional, integritasnya beliau selama ini sebagai tokoh nasional, maupun akseptabilitasnya dikalangan kantong-kantong pemililih islam tradisional atau kalangan Nahdliyyin”, ujarnya.
Tidak hanya sekedar mendukung, Gernusa yang mempunyai jejaringan komunikasi dan silaturrahim dengan kalangan santri dan NU kultural di daerah-daerah ini, telah berkomunikasi dan akan terus membangun konsolidasi untuk mensosialisasikan sosok Gus Muhiamin untuk menjadi Capres 2024.
“Respon masyarakat, khususnya di basis-basis pemilih yang berlatar belakang Nahdliyyin, baik di Jawa maupun luar Jawa, semakin hari semakin positif tanggapannya.
Mereka nampaknya mulai realistis, bahwa memang sudah saatnya Gus Muhaimin maju sebagai Capres untuk Pemilu kali ini” lanjut pria yang juga eksponen PMII Jakarta ini.
Gus Muhaimin Sosok Paket Komplit
Dalam pandangan Dewa, Muhaimin Iskandar merupakan sosok figur yang mempunyai pengalaman dan kemampuan yang panjang dan lengkap dalam pemerintahan dan kepemimpinan nasional.
Pengalaman di lembaga legislatif, Gus Muhaimin merupakan anggota DPR RI sejak 1999 hingga saat ini.
“Gus Muhaimin saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI periode 2019 hingga 2024 nanti” terangnya.
Selain pengalaman di legislatif, Gus Muhaimin juga mempunyai pengalaman di lembaga eksekutif, karena pernah duduk sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertras) pada era Presiden SBY.
Pada dukungan akar rumput, Gus Muhaimin mempunyai basis pendukung yang kuat, loyal, dan solid dikalangan pemilih PKB dan NU kultural. Ini yang tidak dimiliki oleh Capres lain yang non partai, karena beliau Ketua Umum partai, yaitu PKB yang perolehan suaranya sekitar 13 juta dari pemilih kita pada Pemilu 2019 lalu.
Hal terpenting lagi, menurut Dewa, sosok Muhaimin, menurut Dewa, merupakan tokoh yang merepresentasikan kalangan islam moderat, yaitu kelompok muslim mayoritas di Indonesia, dan berpandangan nasionalis atau mewakili kalangan santri nasionalis, karena Muhaimin dilahirkan dari NU.
“Terakhir, Gus Muhaimin ini juga mewakili sosok kalangan anak muda dan melinial. Sehingga potensi untuk menang sangat besar sekali, karena jumlah pemilih pemula dan kalangan pemuda milenial jumlah besar sekali menjelang bonus demografi ini” terangnya.
Skema Koalisi Parpol Pendukung Gus Muhaimin
Sebagai ketum Parpol (PKB) yang memiliki 58 kursdi di DPR RI, posisi Muhaimin, menurut Dewa, sudah mempunyai modal pasti, karena amanat partainya (PKB) jelas mengusung Ketua umumnya menjadi Capres 2024.
Tinggl menggandeng satu partai lagi, misalnya Gerindra, itu sudah cukup karena partai ini 78 kursi di parlemen.
Sehingga kalau digabungkan, jumlahnya sudah memenuhi ambang batas Pemilihan Presiden atau Presidential Threshold 115 kursi DPR, karena jumlah kursinya apabila digabungkan antara Gerindra dan PKB sudah mencapai 136 kursi.
“Apabila PKB berkoalisi dengan Gerindra, maka Capresnya bisa Gus Muhaimin dan Wapresnya Sandiaga Uno.
Sinyal pak Prabowo mendorong Capres muda, saat bertemu dengan Surya Paloh lalu, bisa jadi mengarah ke Sandi yang beliau dorong”.
Peluang untuk menang ini sangat besar, karena gabungan antara islam moderat diwakili oleh Gus Muhaimin, karena diusung oleh PKB dan basis NU, dan kalangan Nasionalis yang diwakili oleh Sandiaga dan Gerindra.
Selain skema koalisi PKB dengan Gerindra, sosok Muhaimin juga sangat mungkin membangun koalisi dengan PDI Perjuangan dengan menduetkan Muhaimin Iskandar dan Puan Maharani.
“Gus Muhaimin menurut saya sangat bisa juga dipasangkan dengan Puan Maharani dari PDIP pada Pilpres 2024 nanti” urai Dewa.
Skema koalisi antara PKB dengan PDI Perjuangan, menurut Dewa, tidak menutup kemungkinan bisa dilakukan. Mengingat, dinamika belakangan ini, dimana terjadi ketegangan antara elit PDIP dengan Ganjar yang sama-sama dari PDIP. Dimana struktur partai PDIP lebih menginginkan Puan sedang non struktur dengan dukungan Jokwi dibelakangnya, dikabarkan lebih mendorong ke Ganjar Pranowo.
“Jalan tengahnya, PDIP bisa berkoalisi dengan PKB. Dan hubungan antara kedua partai ini sudah terbangun lama dan mempunyai chemistry yang saling melengkapi.
Gus Muhaimin bisa dipasangkan sebagai Capresnya dan peluang untuk menang sangat besar sekali”pungkas Dewa
Sebagaimana diketahui, sampai saat ini, silaturrahmi, manuver, penjajakan koalisi Parpol masih terus berlangsung dalam rangka menuju Pilpres 2024. Baru terbentuk satu koalisi, yaitu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang didalamnya ada Golkar, PAN, dan PPP. Itupun, belum ditentukan figur yang disepakati untuk diusung. Selebihnya, Parpol-Parpol masih relatif cair dan belum bersepakat membentuk koalisi.