Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024 masih dua tahun lagi. Namun partai politik (parpol) kini sudah mulai aktif menjaring calon yang sesuai dengan aspirasi rakyat yang tentu saja figur yang lebih ideal sebagai Calon Presiden (Capres) atau tepat meneruskan kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pemimpin Indonesia 2024 sampai 2029.
Ketua Umum (Ketum) Relawan Indonesia Maju 34, Dr H Anwar Husin SH MM mengatakan, sosok pilihan yang mulai dimunculkan bahkan sudah mengerucut pada sejumlah nama yaitu Ganjar Pranowo (kini Gubernur Jawa Tengah), Prabowo Subianto (Menteri Pertahanan), Anies Baswedan (Gubernur DKI) dan Jenderal TNI Andika Perkasa (Panglima TNI). Tiga dari empat sosok yang dimunculkan tersebut diyakini layak dan mampu melanjutkan politik kesejahteraan, politik keterbukaan dan politik pembangunan Presiden Jokowi yang telah dinikmati oleh masyarakat Indonesia saat ini.
Anwar Husin menyebutkan kriteria pemimpin Indonesia 2024, selain bisa meneruskan pembangunan yang tengah digencarkan Presiden Jokowi di berbagai provinsi, yang paling penting, Presiden atau pemimpin mendatang harus bisa menjadi penerus Jokowi, memiliki dedikasi memelihara ideologi negara yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 1945 yang sudah menjadi harga mati bagi bangsa Indonesia.
Politik Identitas yang sempat menunggangi atau memperalat agama hampir saja memecah-belah ibu Pertiwi ini. Sebagaimana pada Pilgub DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 hampir saja berantakan gara-gara adanya politik identitas yang digaungkan sekelompok orang atau oknum yang tak bertanggung jawab yang sama sekali tidak mengedepankan kesatuan dan persatuan serta kebhinekaan. “Ke depan hal itu tidak boleh terjadi lagi, ” kata Dr H Anwar Husin SH MM, Senin (20/6/2022), di Jakarta.
Sosok yang paling ideal sebagai penerus pembangunan kesejahteraan Presiden Jokowi, menurut pakar hukum pidana ini lebih dominan terdapat pada Ganjar Pranowo-Andika Perkasa atau Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo. “Tiga sosok tersebut adalah gabungan sipil dan militer. Mereka juga mengabdi sebagai gubernur, menteri dan Panglima TNI pada masa kepemimpinan Presiden Jokowi saat ini,” tuturnya.
Gabungan sipil dan militer dalam kepemimpinan dalam pemerintahan Indonesia, kata Anwar, penting untuk menghadapi tantangan dunia pada 2024 ke depan yang diperkirakan akan lebih mengerikan dan riskan daripada dampak Covid -19 yang sudah hamper terlalui.
Dampak yang mengerikan itu adalah adanya perang Rusia-Ukraina dan geopolitik negara-negara besar dunia yang mau menancapkan hegomoninya di negara dan tempat strategis seperti di Laut China Selatan atau Laut Natuna Utara. Dampak perang Rusia-Ukraina sekarang ini telah menyebabkan persoalan energi, krisis pangan, dan geopolitik dunia yang akan mempengaruhi politik di Indonesia ke depan. “Pasca kepemimpinan Presiden Jokowi harus ada figure atau sosok kuat, yang bisa mengatasi itu semua,” ungkap loyalis Presiden Jokowi ini.
Figur yang ideal, menurut ahli hukum senior ini, adalah ketiga kanditat tersebut. Anwar berharap kepemimpinan Jokowi yang sejak awal sudah menunjukkan kemajuan yang sangat signifikan dan pesat terhadap pembangunan di Indonesia harus berkelanjutan. “Pembangunan yang bagus harus bisa diteruskan secara berkesinambungan hingga pada akhirnya semakin menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia ke depan atau masa mendatang,” tutur Anwar.
“Memilih dan menentukan figure yang tepat untuk memimpin Indonesia pasca kepemimpinan Presiden Jokowi merupakan langka strategis dan keputusan besar yang harus diambil oleh anak bangsa di seluruh Indonesia. Kita jangan salah memilih pimpinan. Perlu diamati dan dinilai rekam jejaknya selama ini, yang tentunya harus bagus,” ujarnya.
Pimpinan politik pun yang mempunyai otoritas tentunya dapat membantu menentukan calon Presiden untuk mengonsolidasikan kekuatan dan stabilitas politik nasional. Caranya dengan mangakomodir keinginan rakyat dalam menentukan figur calon pimpinan yang tepat. “Ini penting sekali mengingat hal tersebut akan mempengaruhi kemajuan Indonesia ke depannya. Pembangunan Indonesia harus dilakukan secara berkisinambungan, sehingga apa yang sudah dilaksanakan Presiden Jokowi tidak terputus dan sia-sia. Sebab pembangunan yang dilakukan Presiden Jokowi selama ini telah mengeluarkan anggaran negara cukup besar dan harus bermanfaat bagi rakyat masa mendatang,” harap advokat senior ini.
Jika elite politik dan rakyat salah pilih karena elit politik hanya mementingkan kepentingan kelompoknya saja maka cita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara maju hanya akan tinggal mimpi belaka. Anwar mencontohkan pasca Gubernur DKI Jakarta dari Jokowi kemudian diteruskan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sebenarnya sudah bisa memecahkan masalah yang dihadapi warga Jakarta. Tetapi karena, gubernur penggantinya beda pandangan politik maka apa yang sudah dan tengah serta yang diprogamkan, akhirnya tidak diteruskan.
“Sekarang semua orang tahu, bagaimana perkembangan Jakarta, dan nasib program sepeninggalan Jokowi dan Ahok. Itu intinya Presiden 2024 harus sejalan dan bisa meneruskan pembangunan yang sudah dilaksanakan dan diprogramkan pemerintah Jokowi sekarang ini,” tegas Dr H Anwar Husin SH MM.