Jakarta, Nusantarapos – Tepat 13 tahun yang lalu, batik ditetapkan masuk ke dalam daftar Warisan Budaya Tak benda (WBTb) UNESCO. Batik resmi menjadi WBTb ke-3 Indonesia, setelah wayang dan keris, melalui sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage UNESCO.
Atas dasar itu, Pemerintah Indonesia mengukuhkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Guna memeriahkan Hari Batik Nasional di tahun ini, Ikatan Duta Bahasa DKI Jakarta melalui GEMA BAHASA (Gerakan Bersama Melestarikan Bahasa Daerah) mengadakan acara “Semarak Kopi dan Wastra” yang turut menjadi bagian rangkaian kegiatan Kedai Kopi Multilingual pada Minggu (2/10/2022).
Berbagai acara dilaksanakan, antara lain membatik bersama, sawala santai dengan tema “ Tips Sukses Membangun Kedai Kopi” bersama Akbar Fauzan Rambe (Pendiri Bepahkupi), pelatihan melilit kain, dan acara hiburan. Kegiatan berlangsung di IRO Rumah Kopi, Jakarta Selatan yang notabene bagian dari Jaringan Kedai Kopi Multilingual.
“Selain sarat keindahan, batik dengan beragam motif yang telah dikembangkan sejak masa nenek moyang kita turut bisa menjadi sarana mengomunikasikan ekspresi dan melestarikan tradisi. Melestarikan batik adalah merawat nilai sekaligus rasa keindonesiaan kita.” tutur Daffa Aqila Sofiyan, Ketua Pelaksana GEMA Bahasa, saat membuka acara “Semarak Kopi dan Wastra”.
Mengisi sesi diskusi saat acara tersebut, Akbar Fauzan Rambe (pendiri Bepahkupi) mengajak peran serta generasi muda untuk senantiasa menanamkan kecintaan terhadap Indonesia lewat cara-cara kreatif.
Kedai Kopi Multilingual merupakan krida kebahasaan dan kesastraan yang diinisiasi Ikatan Duta Bahasa DKI Jakarta yang didasari minimnya ruang publik bagi generasi muda DKI Jakarta dalam berekspresi dan belajar bahasa daerah. Sebagai percontohan, program ini menyasar lima kedai kopi di lima daerah administratif DKI Jakarta. Proses pelayanan dan pemesanan makanan dan minuman di kedai kopi yang berpartisipasi akan menggunakan bahasa daerah.
“Sebagai kawasan kuali peleburan (melting pot), DKI Jakarta sebenarnya sarat akan potensi pengembangan beragam kegiatan berbasis kebudayaan. Kedai Kopi Multilingual adalah cara kami sebagai anak muda DKI Jakarta untuk merayakan keberagaman tersebut.” terang Akbar Renaldy, Ketua Ikatan Duta Bahasa DKI Jakarta.
Pelestarian bahasa daerah sejatinya menjadi fokus program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Pada bulan Februari 2022, Revitalisasi Bahasa Daerah dikemas dalam Merdeka Belajar episode 17.
Dengan adanya program tersebut, Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa senantiasa berupaya meluncurkan program-program Revitalisasi Bahasa Daerah, salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui Duta Bahasa DKI Jakarta sebagai mitra dan perwakilan generasi muda.