BANJARNEGARA,NUSANTARAPOS,- Pemerintah terus berupaya melaksanakan program penurunan stunting dengan melibatkan berbagai komponen baik dari pemerintahan (ASN) maupun tim penggerak keluarga serta masyarakat karena pada saat ini angka stunting di Indonesia masih menduduki tingkat ke dua di Asia.
Oleh karena itu untuk menekan angka stunting seperti yang diharapkan presiden RI Joko Widodo bahwa pada tahun 2023 angka stunting harus turun hingga di angka 14 persen, pemerintah pun melakukan berbagai langkah seperti dengan adanya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan juga para kader BKKBN.
Seperti halnya di Kabupaten Banjarnegara, para kader BKKBN di wilayah Kabupaten Banjarnegara diberikan sosialisasi mengenai stunting agar dapat diberikan kepada masyarakat, sehingga langkah pemerintah dalam mencapai penurunan stunting dapat berjalan dengan baik.
Menurut dr Spesialis anak RSUD Banjarnegara Hj. Anna Laimarah bahwa stunting ini dikarenakan adanya gizi kronis sehingga dapat mengganggu perkembangan otak pada anak. “Stunting dapat dicegah dengan cara pemberian makanan yang cukup gizi baik kepada ibu hamil maupun anak-anak dibawah lima tahun,” katanya, Rabu (14/12/22).
Lebih lanjut Anna menjelaskan bahwa pada 1000 kehidupan pertama pada anak cukup diberikan asi oleh ibunya karena pada Asi tersebut banyak mengandung gizi yang cukup bagi anak dalam proses perkembangan otak dan tubuh. “Asupan Asi yang paling utama bagi anak pada 1000 hari kehidupan,” jelasnya.
Sementara itu Ketua tim Pokja ADPIN, BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Nasri Yatiningsih, S.E., M.M., berharap agar para kader KB yang ada di Kabupaten Banjarnegara ini dapat mendampingi warga dalam mengatasi masalah stunting dengan cara memberi edukasi dan komunikasi yang baik.
“Sebagai tim pendamping keluarga tentu harus dengan sabar dan ramah dalam memberikan penyampaian kepada warga agar mereka tahu dan mengerti bagaimana cara mencegah stunting yang baik pada keluarga masing-masing,” pungkasnya.(JK)