BOGOR, NUSANTARAPOS – Muhammad Firmansyah, Sekertaris Pesantren Al Adzkar menuturkan, pentren ini awalnya sebuah majelis dimana kita punya guru datang ke sini bermula dari sebuah kontrakan sepetak mengajarkan Alif, Iqro dan Tahsin. Hingga akhirnya menyewa kandang ayam dan dibangun hingga jadi bilik untuk tempat ta’lim. Kontrakan tidak disewakan lagi kemudian meyewa sebuah villa untuk terus ta’lim dan berda’wah.
“Dari mulai villa inilah berdatangan santri masuk. Karena keterbatasan tempat, para santri pun tidur di rumah-rumah warga yang ada kamar kosongnya. Tiap pagi para santri bangun pukul 3 pagi keluar dari rumah warga untuk ta’lim dan berlajar hingga malam hari dan kembali lagi kerumah warga untuk istirahat tidur,” ujanya. saat dijumpai di pesantren Al Adzkar, Bogor, Sabtu (31/12/2022).
Lebih jauh diungkapkan, Alhamduliah terus berjalan hingga ada yang menghibahkan tanahnya untuk dibuat pesantren. Akhirnya dibangun menjadi pesantren dan mulai banyak berdatangan untuk nyantri dari Aceh, Sumatera, Kalimantan, dan provinsi lainnya serta masyarakat sekitar. Ada yang mewakafkan lagi tanah dibawahnya hingga dibangun asrama yang nantinya untuk tempat para asatidz.
Untuk para santri tak ada yang berbayar mulai dari makan, seragam, asrama, buku, pakaian. alat tulis dan lainnya. Para asatidznya pun tidak ada sistem gaji melainkan hadiah dari para sponsor yang menjadi Family Al Adzkar. Kita juga budidayakan dan wira usaha ikan dalam kolam, perkebunan, pertanian dan tanaman hias yang dihasilkan untuk konsumsi dilingkungan pesantren dan jadi pendapatan pesantren. Hingga saat ini sudah berjalan 3 tahun untuk pesantren ini dan sudah 9 tahun berjalan untuk asatidz nya.
Kita pernah mengalami makan sepiring berdua dengan santri, kadang sehari makan sehari tidak. Kita apresiasi sedalamnya dan rasa syukur Alhamdulilah kita ucapkan terimakasih pada Family Al Adzkar dan para muhsinin serta mayarakat yang tergerak hatinya untuk membantu. Kita bilang donatur tetap itu sebagai Family Al Adzkar kisaran 10 orang.
Para santri dan Asatidz dengan sistem Free Pay atau tak berbayar ini dengan tujuan kita membuka peluang orang-orang yang di majelis ini, mereka yang bekerja diluar sana ada harta mereka yang ikut dalam majelis ini berkah dan menjadi hujjah mereka dengan yakin karena rizqi ini Allah yang mengatur semuanya. Yang penting ikhtiar, urus santri dengan benar, Allah pasti akan kasih rizqi berlimpah. Hingga sat ini jumlah santri di pesantren ini lebih kurang berjumlah 250 santri baik yang bermukim maupun pulang pergi. Santriwan berjumlah 80 orang, selebihnya adalah santriwati.
Kegiatan para santri ini rutin dilakukan setiap harinya antara lain Qiamul Lail berjama’ah, baca Wirid hingga jelang shubuh, Sholat Shubuh berjama’ah, Membaca Wirdul Latiif lanjut pembacaan Maulid, Ta’lim Fiqih, Tasawuf, Iqro’, Tahsin Juz’amma, Halaqoh. Jam 7-8 istirahat dan sarapan pagi. Jam 9-11 ta’lim dan mutala’ah hingga waktu zhuhur. Sholat Zhuhur berjama’ah dan baca wirid hingga ashar. Ashar jama’ah dan membaca surat Alwaqi’ah serta ta’lim hingga jam 17, lanjut istirahat hingga jelang Maghrib. Sholat Maghrib berjamaah, baca ratib hingga jelang Isya. Sholat Isya berjama’ah, istirahat dan makan hingga jam 20. Lanjut ta’lim hingga jam 23. Terus istirahat tidur hingga jam 3. Ini semua dilakukan rutin setiap harinya.
Rutin mingguan ada majelis mingguan tiap malam Jum’at mengundang masyarakat dari luar pesantren membaca Sirrah Nabawiah, Maulid Audiyaul Ulum, malam Senin nya Sindud Dhuror dan Fiqih Awalih.
Pesantren ini kurikulumnya Halafa 1-4, untuk yang skala umur sekolah umumnya datang langsung ke sekolah umum yang ada dekat pesantren. Yang tak skala umur mengikuti sekolah paket di pesantren ini.
Pesantren Al Adzkar pimpinan Syeikh Abdurrahman Sahal memberikan beasisiwa para santri berprestasinya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi di Hadrol Maut Yaman. Sudah 8 orang santri berprestasi yang diberangkatkan kesana.
Kita pun mengadakan penambahan wawasan untuk para santri dengan berbudaya dan wiraswasta ikan, perkebunan, pertanian dan tanaman hias. Kita bangun sistem rumah apung yang dibawahnya ada kolam ikannya. Dengan tempat seadanya dapat semaksimal mungkin digunakan. Sedang mengusahakan bertanam dengan sistem hidroponik yang sehat untuk para santri.
Ada program majelis sore untuk menempa keberanian para santri untuk tampil berda’wah, ceramah apa yang mereka pelajari. Para santri yang menguasai kurikulum dan sudah siap terjun berda’wah ke masjid juga pesantren lain untuk ta’lim dengan istiqomah.
Juga ada program santri menjenguk warga sekitar pesantren yang sakit untuk mendoakan dan berda’wah serta makanan agar semangat sembuh. Kita tanamkan ke para santri itu ilmu, amal, ikhlas, waro, dan khauf. Pengadian selama 2 tahun untuk para santri yang telah khatam pendidikan akan dikirim ke pesantren lain untuk mengajar,” pungkasnya. (Guffe).