Yogjakarta,NUSANTARAPOS.CO.ID – Kongres XXIV Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia (PP INI) akan diselenggarakan pada bulan Agustus 2023 mendatang, untuk memilih Ketua Umum atau pengurus baru untuk periode selanjutnya.
Namun, bak bola panas, menjelang Kongres setiap kubu terus memberikan dukungan kepada bakal calon ketua umum pilihannya. Tetapi, tidak untuk Notaris Otty Hari Chandra Ubayani yang menginginkan semua voters (pemilih) dalam kesatuan sikap demi kepentingan organisasi.
Otty menegaskan, menjelang Kongres dirinya saat ini ada di ‘Poros Tengah’ tidak memihak kepada kubu manapun baik dari Pengwil 25 (P25) maupun pengurus INI sekarang.
Dia juga mengatakan, tidak keberatan dengan sistem pemilihan menggunakan manual atau Internet Voting (I-Vote Nasional), karena tujuannya agar semua notaris di Indonesia bisa memilih calon pemimpin di organisasi yang sudah berusia 115 tahun tersebut.
“Saya ibaratnya ada di poros tengah tidak memihak kepada siapapun. Saya ingin ada kesatuan sikap dalam arti tidak disuruh memilih KLB atau Kongres. Untuk sistem pemilihan i-vote saya juga tidak keberatan, asal dilaksanakan dengan KLB terlebih dahulu dengan agenda acara sistem pemilihan, baru dilaksanakan kongres,” ujar Otty Hari Chandra Ubayani, kepada awak media saat menghadiri Seminar Internasional PP INI, di Marriott Hotel Yogyakarta, beberapa waktu lalu, Sabtu (22/7/2023).
Dia menjelaskan bahwa organisasi adalah sebuah paguyuban, dimana membuat sebuah profesi itu menjadi aman dan dapat menjalankan jabatan dengan baik.
“Seperti kata Pak Mahfud MD tadi, ditengah digitalisasi posisi notaris juga berada di tengah perkara-perkara TPPU, yang mana untuk itu harus ada perlindungan hukum kepada jabatan notaris. Untuk itu, fungsi organisasi adalah melindungi setiap anggotanya,” terang Sekretaris Umum IPPAT tersebut.
Otty kembali menegaskan kepada setiap kubu, harus ada kesatuan sikap menjelang Kongres XXIV. Dia juga berharap nantinya semua pihak tidak saling menggugat apapun yang dihasilkan pada Kongres nanti.
Maka dari itu, katanya penyelenggara pemilihan harus ada sikap transparan dan saling terbuka dengan melibatkan semua pihak pendukung atau kubu untuk menjadi sebuah Tim Penyelenggara (OC).
“Tim penyelenggara dilaksanakan secara bersama-sama. Juga, libatkan Bareskrim dalam pemilihan, tujuannya jika ada yang tidak puas dengan hasil keputusan pemilihan bisa dibuka kotak suara untuk membuktikan bahwa tidak ada kecurangan. Saya ingin Kongres nanti agenda pemilihannya jelas, tempat pemilihannya jelas dan nomor urut jangan dulu ditentukan sebelum ada kesepakatan bersama,” pungkasnya.