JAKARTA, NUSANTARAPOS.CO – Pemberdayaan bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), salah satunya dengan Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) perlu didampingi terus agar bisa naik kelas.
“Dari cara-cara tradisional ke depan itu penerima manfaat PENA harus didampingi untuk belajar cara berjualan atau bertransaksi menggunakan alat elektronik atau secara digital, ” ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam acara PENA TV melalui Zoom meeting, Minggu (15/10/2023).
Sebagai contoh, kata Mensos, Pahlawan Ekonomi di Surabaya saat terjadi pandemi Covid-19 malah bisa bertransaksi naik, salah satunya karena penjualan melalui digital, walaupun di rumah tapi tetap bisa berjualan.
“Ke depan, yang berjualan itu harus ada Id Card saat memasarkan produk melalui media sosial tanpa harus bayar iklan tapi diajari triknya agar jangan tertipu pemesan fiktif yang punya niat jelak. Setiap Sabtu-Minggu ada training PENA agar terus dibimbing, dan jika ada pemesan dicurigai, Bapak/ibu bisa konsultasikan ke kami dulu dan itu lebih baik daripada sadar tapi sudah tertipu, ” tandasnya
Dalam program PENA, Mensos juga menyampaikan empat pesan penting agar penerima manfaat bisa naik kelas dan tidak hanya berjualan dan di titik tertentu mampu mencapai kesejahteraan bagi diri dan lingkungannya.
“Pertama, pesan saya semua usaha itu ada risiko dan kita berupaya memperkecil dengan mengerti cara yaitu menyiapkan data, Id Card lebih lengkap, ada kartu nama dengan huruf braile, serta terus beradaptasi untuk memasarkan produk dengan teknologi seperti medsos, ” katanya.
Perlu disadari saat mempunyai keuntungan yang lumayan agar tidak bersenang-senang dulu dengan membeli sesuatu yang belum dibutuhkan, sehingga lalai dengan pembukuan tapi terus meningkatkan penjualan.
“Saya harap harus disiplin dan itu kunci jadi pengusaha sukses. Jangan saat jualan banyak laku jadi lalai, tapi perhatikan pengelolaan keuangan. Tolong diikuti dengan disiplin dan nanti ada saatnya bisa membeli rumah, mobil dan yang lainnya, ” tandas Mensos.
Tidak ada yang tidak mungkin, tapi terus belajar dengan senantiasa melakukan inovasi karena suatu produk itu ada masanya, baik dari segi motif, warna, ukuran, keunikan serta trend yang sedang ramai.
“Seperti pakaian yang sudah diproduksi kemarin, para pengusaha harus terus berinovasi dengan motif yang baru, model dan warna yang baru pula, serta bahan sehingga dengan demikian produk-produknya akan selalu dinanti oleh para pembeli karena inovasinya,” imbuhnya.
Pelaku usaha PENA juga tidak boleh melupakan untuk tetap saling menjaga silaturahmi dengan sesama pengusaha, karena itu akan menguatkan dan mendukung dalam usaha yang sedang dijalankan.
“Pengusaha pakaian bisa beli produk pengusaha makanan atau sebaliknya. Jalin silaturahmi dan komunikasi minimal dengan temen-temen dekat. Semua orang di mata Tuhan itu sama dan tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan asal mau belajar, serta dalam kondisi apapun jangan menyerah. Semangat terus ya semuanya!,” pungkasnya. (Rizky)