KLUNGKUNG, NUSANTARAPOS – Menteri Sosial Tri Rismaharini meresmikan 36 unit rumah deret untuk masyarakat miskin di Desa Sulang, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Peresmian ditandai dengan penandatanganan plakat dan pengguntingan pita bersama Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta.
Dalam peresmian itu, Mensos Risma berpesan kepada keluarga penerima rumah deret untuk menjaga rumahnya dengan baik. “Saya harapkan bapak/ibu setelah menempati rumah ini bisa dirawat dengan baik ya”, pesan Risma.
“Air dan listrik sudah gratis, jadi bapak/ibu semua tidak usah memikirkan biaya untuk pembayaran air dan listrik, bisa berfokus untuk mengembangkan kewirausahaan,” imbuh Mensos Risma.
Tak hanya sampai disana, Mensos Risma juga berdialog dengan penerima rumah deret tentang bantuan pemberdayaan seperti apa yang bisa dikembangkan di perumahan tersebut. Salah satunya, menyarankan untuk beternak ayam petelor karena bisa cepat menghasilkan dan memutar perekonomian.
“Kalau boleh saya sarankan kembangkan ayam petelor saja, setiap hari bisa menghasilkan telor dan mempercepat perputaran perekonomian saudara sekalian,” ungkap Risma.
Rumah deret ini dibangun di atas tanah seluas 22.470 meter persegi. Total menghabiskan biaya Rp 3 miliar yang semua didanai Kemensos. Pembangunan sudah dimulai sejak bulan Mei 2023.
Selanjutnya, rombongan menuju pengolahan garam di Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung untuk melihat perkembangan pengolahan garam kusamba yang telah mendunia.
Tunnel garam Kusamba merupakan program dari Kementerian Sosial melalui Sentra Mahatmiya Bali untuk meningkatkan produksi garam Kusamba melalui proses yang lebih modern. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan perekonomian para petani garam. Namun, beberapa tunnel garam mengalami kerusakan akibat terjangan ombak dan angin puting beliung beberapa hari lalu dan telah diperbaiki.
Dalam lawatannya tersebut Mensos Risma ingin meningkatkan harga jual garam Kusamba dengan melakukan pengemasan yang menarik serta pengolahan garam untuk kosmetik.
“Harga jual garam Kusamba dihargai murah 7.000/kg. Kami sudah mempunyai pembeli yang mau membeli 10.000/kg. Dengan packaging yang bagus, saya yakin bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi,” ungkap Risma.
“Bahkan jika digunakan dalam perawatan tubuh seperti spa ditaburi bunga lavender, harganya bisa mencapai 25.000 per paket. Itu akan meningkatkan pendapatan para petani garam,” Risma menambahkan.
Dalam diskusi tersebut, Wayan Rena salah satu petani garam mengungkapkan perlunya pelatihan dalam hal membuat kemasan yang bagus. “Terima kasih kami sampaikan kepada pemerintah atas kepeduliannya kepada kami petani garam. Saya mewakili teman-teman meminta agar diadakan pelatihan dalam membuat kemasan ataupun mengemas garam ini agar lebih layak jual”, pinta Wayan Rena.
Tak perlu waktu lama, Mensos Risma menanggapi hal tersebut. “Saudara sekalian jangan khawatir, nanti kami akan adakan pelatihan untuk itu. Jika mesinnya sudah datang akan kami eksekusi”, tutup Risma.
Turut hadir dalam peresmian tersebut Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa Don Rozano Sigit Prakoeswa, Direktur Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan Sosial I Ketut Supena, Kepala Sentra Mahatmiya Bali Sri Wibowo, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Klungkung I Gusti Agung Gede Putra Mahajaya, dan perwakilan PLN Wilayah Bali. (Rizky)