banner 970x250
SEMUA  

Pembantu Rumah Tangga di Ciomas, Butuh Uluran Tangan Pemerintah Untuk Kesembuhan Anaknya yang Alami Penyakit Langka

Bogor, Nusantarapos.co.id – Sepertinya penderitaan Nyai Lilis Holisah yang biasa dipanggil ibu Holisah warga Bubulak RT 03 /09 desa Laladon kecamatan Ciomas kabupaten Bogor ini , harus terus mengalami penderitaan panjang.

Betapa tidak, setelah ditinggal pergi selama-lama oleh sang suami ke alam baka, Holisah harus berjuang keras seorang diri untuk kesembuhan anak keduanya yang bernama Andika (14) yang didiagnosa menderita penyakit langka yaitu G71,1 MUSCULAR DYSTROPHY ( pelemahan sarap otot).

Menurut Ibu Holisah, penyakit yang diderita anak keduanya ini sejak bayi sampai usia 7 tahun tidak mempunyai gejala apa-apa. “Namun ketahuannya penyakit anak saya sewaktu jalan jinjit,” ujarnya.

Selain itu, tambah Holisah, kondisi badan anaknya mulai mengalami penurun berat badan dan mulai tidak bisa jalan ketika kelas 4 SD sampai akhirnya di non aktifkan sekolah nya karena sudah tidak bisa berjalan dan mengikuti pelajaran seperti biasanya.
” Saya merasa sedih akan kondisi anak saya ini,”lirih ibu Holisah.

Setelah kejadian itu, Holisah menjelaskan, dirinya langsung membawa berobat ke puskesmas dan dirujuk ke poli RS Medika dramaga. ” Dari hasil pemeriksaan laboratorium dan Rontgen diketahui penyakit Andika harus di rujuk ke RSCM Jakarta dan disana di periksa ulang oleh dokter spesialis anak ternyata Andika mengalami pelumpuhan sarap otot,” kata Holisah yang sehari-hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga ini.

“Karena pengobatannya rutin 1 bulan sampai 4 kali balik ke RSCM dan di dampingi kader posyandu serta sering kali pengurus wilayah kolektif sejumlah uang untuk membantu meringankan beban keluarga saya. Setelahb itu, karena tidak memiliki biaya untuk berobat lanjutan. Dan akhirnya nya memutus
Kan berobat dari tahun 2022 karena lelah dan faktor ekonomi sedangkan sekarang butuh susu untuk nutrisi dan pempers serta biaya untuk bolak balik terapi.

Untuk diketahui, Ibu Halisoh mendapatkan PKH, namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari apalagi untuk bayar kontrakan juga ditambah Ibu Halisoh harus menafkahi 3 anaknya.