Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia (PP INI) melakukan perpanjangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI) pada Senin (29/1/2024). Dalam PKS tersebut Ketua Umum PP INI Tri Firdaus Akbarsyah didampingi Sekum Agung Iriantoro beserta jajarannya turut ikut serta.
“Tujuan diadakannya PKS ini adalah untuk pemantapan nilai-nilai kebangsaan bagi seluruh masyarakat, tak terkecuali Notaris yang juga merupakan bagian dari masyarakat Republik Indonesia sekaligus pejabat umum yang diberikan kewenangan oleh pemerintah sehingga mau tidak mau kita juga harus bisa mengembangkan nilai-nilai kebangsaan bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga lingkungan di sekitar kita,” ujar Ketua Umum INI Tri Firdaus Akbarsyah usai lakukan perpanjangan PKS di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2024).
Lebih lanjut Tri Firdaus mengatakan adapun ruang lingkup dari PKS dengan Lemhanas adalah untuk memantapkan nilai-nilai kebangsaan bagi notaris khususnya dan lingkungan bagi notaris itu sendiri. Setelah PKS ini maka kita akan mengadakan pemantapan nilai-nilai (taplai) kebangsaan bagi notaris yang setiap angkatannya hanya diikuti sebanyak 100 orang, karena banyak sekali lembaga baik dari lembaga pemerintah ataupun non pemerintah yang ingin bekerjasama dengan Lemhanas sehingga merekapun cukup kewalahan.
“Besyukur pada hari ini kami bisa memperpanjang kerjasama dengan Lemhanas tersebut, dimana pada periode sebelumnya kami juga pernah mengadakan taplai sebanyak 2 (dua) kali. Dan dalam waktu dekat kami juga akan mengadakan lagi taplai itu, namun karena banyaknya kegiatan yang dilakukan maka kami meminta kepada Lemhanas agar bisa diadakan taplai sehabis lebaran,” katanya.
Tri Firdaus menjelaskan biasanya saat taplai itu membutuhkan waktu 1 minggu, yang bertempat di Lemhanas dan setelah itu akan ada juga kegiatan di luar seperti outbound. Saat outbound itu kita akan dilatih untuk membentuk sebuah tim melakukan kerjasama, jadi bukan hanya untuk diri sendiri (individu) di sana kita akan dinilai seberapa bagus melakukan teamwork dengan kelompok yang ada.
“Adapun sasaran dari taplai adalah agar para notaris memahami nilai-nilai dasar yang bersumber dari konsensus kebangsaan Indonesia yakni UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Seperti yang dikatakan oleh pak Plt. Gubernur Lemhanas tadi bahwa NKRI adalah harga mati, karena saat ini etika moral bangsa dengan adanya medsos dan informasi-informasi yang belum tentu akurat bisa mendegradasi nilai kebangsaan sehingga dengan adanya taplai bisa mencegah itu semua,” ucapnya.
Tri mengungkapkan saya dapat informasi bahwa tahun lalu 42 ribu yang ikut taplai, meskipun ada banyak lagi yang ingin mengikutinya tapi karena ada keterbatasan sumber daya manusia dan tempatnya maka hanya bisa terakomodir 42 ribu itu. Hal itu pun sudah cukup lumayan jika dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang telah mencapai 270 juta jiwa, meskipun itu baru sedikit sekali.
“Lemhanas juga menyampaikan alangkah baiknya jika ada mahasiswa-mahasiswa bisa mengikuti taplai, jadi jangan mengikuti orientasi mahasiswa yang tidak jelas seperti ploco dan sebagainya alangkah baiknya di isi dengan taplai ini untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan. Karena dengan adanya klausul informasi antar negara itu sudah broder lost sehingga semua informasi bisa masuk, terlebih hampir setiap manusia sudah memegang handphone sehingga komunikasi dengan pihak luar pun sudah lancar sekali sehingga dikhawatirkan dengan adanya itu pikiran kita bisa terdegradasi,” tuturnya.
PKS ini, tambah Tri Firdaus, ada jangka waktunya, dimana MoU yang lama sebagai dasar tapi diimplementasi ke dalam PKS. Adapun PKS sebelumnya terjadi di kepengurusan PP INI sebelumnya yang memiliki jangka waktu 3 tahun sehingga PKS saat ini adalah untuk 3 tahun ke depan.
“Untuk taplai sendiri kami menginginkan bisa diikuti oleh sebanyak-banyaknya anggota, apalagi notaris yang baru dilantik tahun lalu saja mencapai 2.500 orang. Sehingga saya berharap kepada setiap notaris mengikuti taplai, kalau bisa setahun minimal 3 kali karena disitu akan meningkatkan etika dan moral notaris mengenai nilai kebangsaan,” katanya.
Menurut Tri Firdaus siapa lagi yang mau menjaga NKRI kalau bukan kita, dimana kita dari kelompok profesional yang juga pejabat umum yang diberikan kewenangan mau tidak mau kita harus memperkuat NKRI.
“Di dalam PKS yang baru ini pasti ada perubahan sejalan dengan dinamika yang ada, tapi materi-materinya apa saja saya belum dapat. Kalau saya lihat ada Pancasila, UUD, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, wawasan nusantara, kewaspadaan nasional, ketahanan nasional, kepemimpinan nasional, program pembelajaran, pembinaan dan pengasuhan dan lainnya,” urainya.
Tri Firdaus memaparkan semua materi taplai dari Lemhanas sedangkan INI lebih kepada implementasinya saja. Kita di sana untuk belajar meningkatkan nilai-nilai kebangsaan dan meningkatkan etika serta moral karena itu bisa tergerus jika tak dicas lagi sama halnya dengan keimanan kalau tak dicas lagi akan menurun.
“Bagi anggota Notaris yang mengikuti taplai juga akan mendapatkan kredit poin tersendiri. Karena kami akan memberikan nilai sebanyak 6 poin bagi yang mengikutinya, sehingga selain diasah nilai-nilai kebangsaannya anggota juga bisa mendapatkan poin tersebut,” pungkasnya.
Sementara itu Sekum PP INI Agung Iriantoro mengatakan bahwa kerjasama dengan Lemhanas merupakan suatu bentuk kepercayaan dari pemerintah kepada organisasi Notaris dibawah Ikatan Notaris Indonesia yang saat ini diketuai oleh Pak Tri Firdaus Akbarsyah selaku ketua umum. Maksud dari kerjasama ini adalah untuk menerapkan kepemimpian kepada para notaris jika nanti mengikuti taplai, dimana notaris ini merupakan suatu jabatan yang mewakili negara dengan suatu kewenangan yang diberikan tentunya diperlukan satu integritas.
“Integritas itu bisa tumbuh dengan adanya latihan kepemimpinan, salah satunya bisa dilakukan di Lemhanas. Suatu kebanggaan bagi notaris Indonesia bisa dipercaya oleh Lemhanas dibawah kepemimpinan Pak Tri Firdaus ini untuk memberikan suatu kepemahaman kepada teman-teman notaris selaku pemegang mandat yang dipercayakan oleh negara untuk melayani masyarakat dalam pembuatan akta otentik,” katanya.
Lanjut Agung dari suatu integritas dan nilai-nilai pancasila itu perlu supaya bisa menjadi partner negara ini dengan pelayanan terhadap masyarkat dan nilai yang positif di dunia notaris. Dengan adanya taplai diharapkan para notaris memiliki jiwa kepemimpinan dimana mereka juga memiliki kantor dan karyawan sehingga harus dibentuk nilai kepemimpinannya.
“Kami sangat menghargai dan berterimakasih kepada Lemhanas yang sudah mempercayakan kepada INI untuk melakukan PKS ini. INI sendiri akan menawarkan kepada anggota terutama bagi pengurus untuk mendaftar di taplai, dengan materi yang sudah dimodulkan oleh Lemhanas sehingga bisa tercapai apa yang diinginkan olehnya,” ucapnya.
Jadi, sambung Agung, nanti anggota bisa terdaftar secara periodik bergantian, dimana periode sebelumnya sempat 2 kali mengikuti taplai semoga di kepemimpinan pak Tri Firdaus bisa beberapa kali tergantung dari kuota yang ada. PKS ini juga merupakan salah satu program kerja kita yang berkelanjutan dari program selanjutnya.
“Di bawah kemimpinan Tri Firdaus sudah ada beberapa kerjasama baik dengan perguruan tinggi ataupun lembaga pemerintah. Ini merupakan suatu komitmen kami menjalankan program untuk melayani anggota mendapatkan sesuatu yang baik lagi ke depannya,” ungkapnya.
Di kesempatan yang sama Kabid Kepemimpinan PP INI Diah Sulistyani Muladi kami memiliki program kerja pemantapan nilai-nilai kebangsaan bagi Notaris melalui pendidikan taplai Lemhanas RI. Dimana sebelumnya sudah dilaksanakan MoU (Memorandum of Understanding,red) dan saat ini Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Lemhanas RI.
“Setelah itu selanjutnya akan dimulai kembali pendidikan taplai kebangsaan bagi Notaris melalui Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia dibawah kepemimpinan Pak Tri Notaris Akbarsyah,” ujarnya.
Listy menjelaskan pendidikan taplai kebangsaan itu dilakukan karena peran Notaris di NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia,red) merupakan kunci strategis dalam mencapai tujuan nasional, cita-cita nasional dan kepentingan nasional. Melalui pendidikan taplai bagi Notaris diharapkan dalam menjalankan jabatannya di NKRI dengan paham akan wawasan kebangsaan, 4 Pilar Kebangsaan untuk menciptakan Notaris yang mempunyai akuntabilitas dan moralitas individual, akuntabilitas dan moralitas sosial, akuntabilitas dan moralitas institusional, akuntabilitas dan moralitas global.
“Karena sejatinya Notaris tidak hidup di ruang hampa, namun di NKRI yang mempunyai peran strategis dan harus selalu diingatkan,” tutur alumni pendidikan PPSA 17 Lemhannas RI tersebut.