JAKARTA,NUSANTARAPOS, – Di tengah ramainya persiapan perhelatan pemilihan kepala daerah (pilkada) di Probolinggo, Jawa Timur, lembaga survei LSI Denny JA merilis hasil survei politik yang menarik dalam di bursa Pilkada serentak 2024. Dalam surveinya di Probolinggo, nama pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, dr Muhammad Haris (Gus Haris), mendominasi sebagai kandidat calon bupati dengan elektabilitas tertinggi.
Dalam kontestasi pilbup yang bakal digelar 27 November 2024 nanti, beberapa nama kandidat muncul untuk berebut kursi bupati. Kandidat bakal calon bupati Probolinggo yang bersiap dalam kontestasi itu antara lain, Abdul Malik Haramain (ketua PKB), Habib Mahdi (ketua PPP), Faisol Reza (anggota DPR PKB), Habib Hadi Zainal Abidin (eks Wali Kota Probolinggo).
Ada juga nama Hamid Wahid (Ra Hamid/Pengasuh PP Nurul Jadid Paiton), Muhammad Haris (Gus Haris/Pengasuh PP Zainul Hasan Genggong), Ugas Irwanto (Pj bupati Probolinggo), Zainal Arifin (ketua Garda Bangsa PKB), Oka Mahendra (ketua Golkar), Zulmi Noor Hasani dan Dini Rahmania (putra dan putri eks bupati Probolinggo Hasan Aminudin).
Dengan metodologi multistage random sampling, survei yang berlangsung 25 Maret hingga 4 April 2024 ini melibatkan 440 individu sebagai responden dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Hasilnya, menunjukkan bahwa Gus Haris berada di posisi teratas elektabilitas dengan selisih di atas 40%-45% dari kandidat bacabup lainnya.
Dalam simulasi LSI Denny JA dengan skenario empat kandidat paslon, elektabilitas Gus Haris mencapai 50,8% hingga 56,8%. Sedang pada simulasi tiga kandidat, angkanya naik menjadi antara 55,5% hingga 58,3%.
Sementara, saat LSI Denny JA membuat simulasi dua kandidat paslon, calon bupati Gus Haris melejit dengan elektabilitas 55,9% hingga 61,8%. Angka ini mempertegas posisi terdepannya dalam preferensi publik di Probolinggo.
Salah satu contoh, dalam simulasi 4 kandidat paslon, nama Gus Haris elektabilitasnya mencapai 50,8%. Di tempat kedua Abdul Malik Haramain 13,4%, Habib Mahdi 12,3%, Oka Mahendra 4,1%. Sedang saat disimulasikan 4 kandidat dengan nama lainnya, elektabilitas Muhammad Haris masih tetap lebih tinggi hingga mencapai 53,6%.
Kemudian, dalam simulasi tiga kandidat paslon, lagi-lagi nama Gus Haris menempati urutan pertama dengan elektabilitas hingga 55,5%. Disusul urutan kedua ada nama Faisol Reza 16,4%, dan Ugas Irwanto 5,0%. Begitu juga saat disimulasikan dengan kandidat paslon lain, nama Gus Haris juga menempati urutan pertama.
Yang menarik, jika disimulasikan dua kandidat paslon, elektabilitas Gus Haris mendominasi dibandingkan dengan semua kandidat paslon. Elektabilitasnya mencapai 55,9% hingga 61,8%. Dengan selisih dengan paslon lainnya antara 45%-50%.
Masyarakat Probolinggo Ingin Perubahan
Ardian Sopa, peneliti senior LSI Denny JA, menyampaikan bahwa tingginya elektabilitas kandidat sangat dipengaruhi oleh keinginan masyarakat Probolinggo. “Dalam survei juga terungkap bahwa masyarakat Probolinggo menginginkan figur pemimpin dengan latar belakang keagamaan yang kuat, jujur, dan berkeyakinan mampu membawa perubahan bagi Probolinggo,” jelas Sopa.
Senada dengan Ardian Sopa, Kepala Wilayah LSI Denny JA Jatim Bali Nusa Imam Fauzi Surahmat mengatakan, Kabupaten Probolinggo ini cukup unik. Masyarakatnya memiliki harapan besar pada pemimpin baru yang clear dari kasus-kasus korupsi.
“Warga Probolinggo seperti trauma dengan kasus korupsi yang menjerat bupati mereka sebelumnya. Jadi wajar warga ingin sosok baru yang bisa membawa perubahan besar bagi Probolinggo,” ujarnya.
Jika melihat trend kenaikan elektabilitas Gus Harus dari dua periode survei LSI memang sangat signifikan. Kenaikan yang mencapai angka tertinggi 61,8% dalam simulasi head to head menunjukan bahwa elektabilitas Gus Haris sangat dominan dan relatif cukup sulit untuk di kejar oleh kandidat yang lain. Tentu ini adalah sinyal bahwa pilkada Probolinggo 2024 adalah memang milik Gus Haris seutuhnya.
Untuk diketahui, Kabupaten Probolinggo mendapat goncangan kasus korupsi setelah Bupati Puput Tantriana Sari dan suaminya, Hasan Aminudin (eks bupati Probolinggo), terkena OTT KPK terkait kasus jual beli jabatan dan korupsi lainnya. Keduanya sedang menjalani hukuman dan menghadapi kasus terbarunya di KPK, yakni kasus TPPU.
Di samping analisis elektabilitas, survei LSI Denny JA juga mengeksplorasi isu-isu kritis yang dihadapi oleh Kabupaten Probolinggo. Mulai dari pembangunan ekonomi, infrastruktur, pendidikan, hingga kesehatan. Responden survei secara konsisten menyatakan keinginan untuk perbaikan di berbagai sektor ini, menekankan pentingnya visi dan kemampuan eksekusi dalam kepemimpinan baru. (*)