Ponorogo, – Empat tahun sudah Peltu Bambang yang kesehariannnya bertugas di Minvetcad Ponorogo, jajaran Korem 081/DSJ, menekuni usaha budidaya domba. Dari awal yang bermodal uang tabungannya sebesar Rp 110 juta yang dibelikan 70 ekor domba, kini usahanya berkembang pesat hingga memiliki sekitar lebih dari 400 ekor domba.
Di balik keberhasilannya saat ini, ternyata Peltu Bambang punya alasan khusus untuk menekuni budidaya domba. Sebagai prajurit TNI AD, ia tak ingin para petani singkong di kampung halaman neneknya merugi, karena singkong hasil dari para petani dibeli dengan harga murah.
“Dulu awalnya saya sedih melihat para warga di sini yang mayoritas sebagai petani singkong, hasil pertaniannya dibeli dengan harga murah. Kemudian saya berpikir untuk memanfaatkan dan membeli singkong dari petani dengan harga yang layak,” katanya ditemui di kendang dombanya yang berlokasi di Desa Suren, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Kamis (25/4/2024).
Dengan 400 ekor domba yang dimiliki saat ini, ia mengungkapkan biaya pakan dan operasional yang dikeluarkan mencapai puluhan juta setiap bulannya.
“Tiap bulan untuk domba sekian itu kami membutuhkan kurang lebih 6-7 ton singkong. Kami juga tambahi bekatul dan kedelai, kedelainya sekitar 3 kuintal. Jadi untuk biaya per bulan yang kami keluarkan saat ini, termasuk bayar 4 pegawai kurang lebih Rp 26 juta,” urainya.
Dengan angka itu, Bambang mengaku masih merugi sekitar Rp 20 juta per bulan, mengingat domba yang ia jual saat ini masih yang tertentu saja.
“Kalau dihitung dari segi keuntungan, mohon maaf kami belum bisa cerita. Karena yang kami keluarkan (jual) saat ini masih yang pejantannya (domba) saja. Kalau saya jual banyak domba, saya takut tidak bisa menyerap hasil singkong dari para petani di sini. Jadi kalau dihitung dari nominal, tiap bulan saya rugi sekitar Rp 20 juta pasti ada,” bebernya.
Meski demikian, Bambang mengaku senang dan bangga telah bisa membantu banyak petani dan masyarakat di Desa Suren.
“Tujuannya utama saya membantu masyarakat yang membutuhkan supaya bisa meningkatkan taraf hidupnya. Saya bersyukur masih diberikan kesempatan untuk melakukannya, ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri,” ujarnya.
Lebih dari itu, sambil menangis, ia mengatakan, apa yang dilakukan dalam membantu masyarakat juga semata-mata untuk menjalankan ajaran dari Nabi Muhammad SAW.
“Nanti kalau saya ketemu Kanjeng Nabi, dengan bangga bisa menyampaikan bahwa, saya sebagai pengikutnya sudah berusaha semampu saya mengikuti ajarannya yaitu memelihara domba dan membantu kesulitan masyarakat di sekitar,” sebutnya.
“Minimal sudah menjadi modal saya untuk menghadap (meninggal) nantinya,” pungkasnya sambal mengusap air matanya.