Madiun, – Musim kemarau merupakan salah satu mimpi buruk bagi sebagian besar petani di Indonesia. Tak terkecuali bagi para petani di Desa Gading, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Selama puluhan tahun, setiap musim kemarau, para petani di sana kesulitan dalam mendapatkan kebutuhan air untuk mengairi lahan pertanian dan membuat mereka hanya dapat menanam jenis tanaman tertentu saja. Lebih parahnya lagi, tidak adanya irigasi membuat para petani di Desa Gading acapkali terancam gagal panen dan merugi.
“Air di sini sangat sulit, irigasi juga tidak ada. Kondisi ini membuat para petani di sini kesulitan. Kalau musim penghujan kami bisa masih menanam padi, tapi kalau musim kemarau hanya bisa jagung dan palawija,” kata Arif Prastyo, petani Desa Desa Gading beberapa waktu lalu.
“Karena tak punya pilihan, tak sedikit juga petani yang membiarkan lahannya terbengkalai saat musim kemarau. Dipaksakan pun khawatir jika harus gagal panen dan merugi,” sambungnya.
Namun, kini kotak pandora yang berisi kesulitan petani di Desa Gading dalam mendapatkan kebutuhan air mulai terbuka dan terjawab dengan hadirnya program pompanisasi bantuan dari Kementerian Pertanian yang bekerja sama dengan TNI AD.
Melalui program pompanisasi yang dilakukan dengan memanfaatkan aliran sungai itu diharapkan dapat berdampak terhadap peningkatan Perluasan Areal Tanam (PAT) di sana.
“Lahan di sini rata-rata tadah hujan. Tadinya setahun hanya bisa dua kali panen, setelah ini diharapkan bisa tiga kali panen,” kata Danrem 081/DSJ Kolonel Inf H. Sugiyono saat meninjau pemanfaatan hasil program pompanisasi di area persawahan Desa Gading, Kamis (13/6/2024).
Danrem pun yakin, kondisi itu akan memberikan impact langsung bagi produktivitas pertanian dan kesejahteraan para petani. “Semoga semakin baik,” tegasnya.
Guna menghadapi El Nino dan musim kemarau tahun ini, Pamen TNI AD itu menegaskan akan terus bersinergi dengan berbagai komponen bangsa lainnya guna melakukan upaya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
Senada dengan Danrem, Christyan Junitari selaku Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang mendampingi petani di sana berharap, kehadiran program pompanisasi dapat meningkatkan Indeks Pertanian (IP) di Desa Gading.
“Sebagai PPL yang mendampingi petani di sini ingin nantinya produksi pertanian di Desa Gading bisa meningkat. Sebelumnya dari IP 200 menjadi IP 300 dan akhirnya bisa meningkatkan produktivitas petani,” sebutnya.
Dampak dari adanya program pompanisasi bantuan dari Kementerian Pertanian pun dirasakan oleh para petani di Desa Gading, salah satunya Agus susilo. Ia optimis, program itu akan membuat para petani di desanya dapat panen tiga kali dalam setahun.
“Dengan adanya pompanisasi ini, kami para petani sangat terbantu bisa mengairi sawah. Kami yakin, yang semula setahun dua kali panen, berkat adanya bantuan pompanisasi ini bisa menjadi tiga kali panen,” ujarnya.
Tak lupa, Agus pun berterima kasih atas bantuan program pompanisasi dari Kementerian Pertanian. “Kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih,” ucapnya.