banner 970x250

Menteri PPPA Beri Penghargaan Kapolresta Bogor Kota Atas Inovasi Perlindungan Anak

Nusantarapos, Jakarta – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) memberikan penghargaan kepada Kapolresta Bogor Kota atas inovasi yang dilakukan dalam perlindungan anak. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas upaya dan langkah-langkah proaktif yang telah diambil oleh Kapolresta dan jajarannya dalam melindungi anak-anak dari berbagai bentuk kekerasan, eksploitasi, dan perlakuan salah lainnya.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mengapresiasi komitmen Polresta Bogor Kota, Jawa Barat yang mengedepankan kepentingan terbaik anak dalam pencegahan dan penanganan perundungan, tawuran, dan perilaku sosial menyimpang anak lainnya di Kota Bogor melalui inovasi program ‘SKCK Goes to School.

Piagam penghargaan diberikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, yang diwakili oleh Deputi Perlindungan Khusus Anak Kemen PPPA, Nahar, di Gedung Kapolresta Bogor Kota pada Selasa, 9 Juli 2024.

Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas inovasi yang dilakukan oleh Kapolresta Bogor Kota dalam perlindungan anak, yang mencakup berbagai inisiatif dan program yang bertujuan untuk melindungi anak-anak dari kekerasan, eksploitasi, dan perlakuan salah lainnya.

Penghargaan diberikan kepada Kapolresta Bogor Kota Kombespol Bismo Teguh Prakoso, dan jajarannya yang telah mengedepankan langkah proaktif dan humanis dalam menangani serta membina anak-anak yang terlibat tawuran dan perundungan.

SKCK sendiri adalah kepanjangan dari Surat Keterangan Catatan Kepolisian dengan pola penjangkauan kepada para pelajar dengan bentuk program Kakak Asuh dalam membimbing mereka.

Deputi Perlindungan Khusus Anak Kemen PPPA, Nahar mengatakan, Menteri PPPA menyampaikan upaya yang dilakukan Kapolresta Bogor Kota memiliki visi ke depan bahkan di luar dugaan masuk kategori inovasi dalam isu penanganan tawuran yang dekat dengan masalah anak berhadapan dengan hukum.

“Melalui SKCK Goes To School pembinaan pada anak dilakukan dengan pendekatan persuasif, upaya ini kami apresiasi,” ujar , Nahar didampingi Asisten Deputi Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan Kemen PPPA, Ciput Eka Purwianti.

Nahar menjelaskan, kerja-kerja kepolisian identik dengan penanganan dan penegakkan hukum, namun program ini justru dinilai sudah menyentuh pada langkah mitigasi atau pencegahan agar tidak melanggengkan tradisi tawuran di kalangan anak dan remaja di Kota Bogor.

Nahar menuturkan, program SKCK Goes To School membantu memperkecil angka anak yang berhadapan dengan hukum di Kota Bogor serta menghapuskan diskriminasi dan stigma yang kerap disematkan pada anak yang pernah terlibat tawuran.

Nahar menjelaskan, Program ini bahkan memberikan garansi atau jaminan terhadap perilaku anak sehingga anak tidak dikeluarkan dari sekolah setelah mengikuti pembinaan. Ini membantu pemerintah dan keluarga untuk menangani anak yang perlu perlindungan khusus, dalam hal ini yang terlibat tawuran, karena tidak semua orang tua siap untuk tetap mengasuh.

Lanjutnya, dengan pendampingan positif dari kepolisian dengan melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, bahkan keluarga, pihak orang tua merasa terbantu dengan program pembinaan selama 30 hari dan diperpanjang melalui upaya-upaya pemantauan bersama.

“Menteri PPPA menyampaikan selamat dan apresiasi yang tinggi kepada Kapolresta Bogor Kota dan jajarannya. Mudah-mudahan bisa dicontoh oleh seluruh polres di seluruh Indonesia,” imbuhnya.

Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso menerangkan, sejak program SKCK Goes to School dia inisiasi pada 2023 hingga saat ini terdapat 778 anak-anak yang tergabung dalam lima angkatan.

“Program pembinaan ini merangkul anak dan remaja di Kota Bogor agar menjaga perilakunya sehingga memiliki SKCK yang baik saat lulus sekolah, dan memungkinkan anak memenuhi persyaratan untuk bekerja atau melanjutkan masa depannya,” ujarnya.

Bismo menuturkan, berangkat pada keinginan untuk menjaga perilaku anak-anak kita dan bagian dari Indonesia Emas 2045, kami ingin secara proaktif jemput bola jangan sampai anak melakukan kekerasan, menjadi korban kekerasan, dan direkrut oleh pihak-pihak yang suka main kekerasan3 seperti grup-grup tawuran dan sebagainya

Lanjut Bismo, bahkan kami menemukan bahwa di balik tawuran ini ada rantai ekonomi dengan penarikan retribusi tiap anak, live tawuran di media sosial yang berbayar dan kaitannya dengan judi online.

Aktivitas binaan SKCK Goes to School antara lain kegiatan kemandirian, keterampilan, dan kedisiplinan pada anak, seperti mengembangkan tanaman hidroponik, olahraga Muaythai, judo, bersih-bersih sungai, hingga dilibatkan dalam membantu proses evakuasi ketika terjadi bencana di wilayah Bogor.

Program ini pun membangun kelekatan dan kedekatan anak dengan keluarga dengan mewajibkan agenda dialog harian antara anak dan orang tua, juga memberikan rekomendasi ke sekolah yang anak didiknya terlibat tawuran agar dapat dibina.

Seluruh aktivitas pembinaan pada anak terhubung dengan orang tua, guru, satgas sekolah, dan pihak Polresta Bogor Kota yang terintegrasi dalam satu aplikasi SKCK Goes To School.

Bismo menjelaskan, dari program ini yang tujuannya untuk menyalurkan aktivitas anak kepada kegiatan yang positif, di luar prediksi kami bahkan anak-anak didik kami mendapatkan penghargaan pada lomba Muaythai bahkan ada yang ikut lomba judo, menang dan dapat medali emas.

“Tentunya pembinanya dari anggota Polresta Bogor Kota dan diantaranya memang pelatih judo yang pernah meraih medali emas 2 kali dalam Sea Games. Terbaru, dua anak didik kami yang usianya sudah di atas 18 tahun diterima bekerja di dua perusahaan berbeda,” imbuh Bismo.

Bismo mengungkapkan, SKCK Goes To School ini dijalankan Polresta Bogor Kota karena menurutnya penanganan anak-anak yang terlibat tawuran tidak cukup hanya pada level penegakan hukum dengan menangkap, memidana, hingga memindahkan ke lembaga pemasyarakatan.

Bismo menilai ada fenomena gunung es dalam persoalan tawuran dan tindak kekerasan serupa yang membutuhkan penanganan persuasif dan humanis, tidak dengan cara-cara intimidasi maupun kekerasan. Usai menerima penghargaan, Bismo menyampaikan rasa gembira atas apresiasi yang diberikan oleh Menteri PPPA.

Bismo menyebutkan, Kami senang mendapatkan penghargaan ini, menjadi penyemangat kami dan sebagai bukti bahwa negara memerhatikan anak. Penyemangat dalam menghadapi anak itu harus humanis, tidak melulu dengan kekerasan yang dianggap menjadi solusi.

“Kami akan terus bersinergi dengan Kemen PPPA, bersama dinas terkait untuk selalu istiqomah dan sabar dalam menghadapi berbagai persoalan terkait anak. Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Ibu Menteri PPPA dan jajarannnya atas penghargaan ini,” sebutnya.

Lebih lanjut Bismo menjelaskan dalam aplikasi SKCK Goes To School terdapat fitur galeri prestasi yang memungkinkan siswa mempublikasikan prestasinya, baik akademik maupun non-akademik.

“Selain itu, lewat aplikasi ini pelajar juga bisa membuat aduan jika melihat atau menjadi korban tawuran atau tindak perilaku salah lainnya,” pungkanya. (Guffe)