Nganjuk, – Di sela kesibukannya sebagai prajurit TNI, Serka Suminto juga menekuni profesi lainnya sebagai petani bawang merah.
Pria yang kesehariannya berdinas di Koramil 0810/02 Bagor, jajaran Korem 081/DSJ, mengaku punya banyak alasan untuk menekuni budidaya bawang merah yang telah dilakukannya sejak tahun 2017.
“Selain jelas-jelas dapat menambah penghasilan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga, juga untuk persiapan kegiatan nanti setelah pensiun,” kata Suminto ditemui di lahan budidaya bawang merahnya di Desa Bagor Kulon, Kacamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk, Minggu (14/7/2024).
“Kalau untuk kepentingan dinas saat ini, saya memanfaatkannya untuk lebih mudah berkomunikasi langsung dengan masyarakat,” tambahnya.
Untuk perawatannya, mulai dari penyiapan bibit, pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, penyemprotan obat, hingga panen, ia mengaku banyak dikerjakannya sendiri di luar waktu kedinasan.
“Tapi kalau yang dikerjakan banyak dan sendiri tidak mampu, baru saya menggunakan jasa orang lain,” ucapnya.
Dalam budidaya bawang merah yang dilakukan, Suminto mengungkapkan banyak tantangan yang harus dihadapi. Mulai dari kondisi tanah yang sudah sangat membutuhkan unsur hara akibat penggunaan kimia yang berlebih, cuaca yang tidak bisa diprediksi, ketersediaan sumber air, dan munculnya hama yang beragam.
Di lahan seluas 3.360 meter persegi miliknya, ia mengaku mampu menghasilkan 10 ton bawang merah dalam setahun.
“Usia bawang merah 2 bulan atau maksimal 60 hari. Hasinya sekitar 10 ton per tahun dengan 2 kali tanam. Karena sebelum bawang merah kita menanam padi dan kedelai, baru bawang merah 2 kali,” bebernya.
Dari hasil tersebut, Suminto mampu mendapatkan keuntungan hingga puluhan juta rupiah setiap kali panen. “Kalau hasilnya bagus sekitar Rp 30 juta,” katanya.
Ditanya tips bagi pemula yang ingin terjun dalam budidaya bawang merah seperti dirinya, ia berpesan agar mempelajarinya dengan tekun, sabar, semangat yang tinggi dan jangan mudah putus asa, serta diniatkan untuk ibadah.