BERITA  

Peringatan HAN 2024: Upaya Lindungi Anak di Dunia Digital “Anak Cerdas, Berinternet Sehat”

Nusantarapos, Jakarta – Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2024, terdapat fokus besar pada upaya perlindungan anak di dunia digital. Ini seiring dengan meningkatnya risiko yang dihadapi anak-anak di internet, termasuk perundungan siber, eksploitasi seksual, dan paparan konten berbahaya.

Hal ini diharapkan dapat mengurangi risiko yang dihadapi anak-anak dan memastikan bahwa mereka dapat memanfaatkan dunia digital secara positif dan aman.

Menjelang Peringatan HAN ke-40 pada tahun 2024, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menyelenggarakan berbagai kegiatan, salah satunya diseminasi informasi melalui Media Talk bertemakan Festival Ekspresi Anak 2024: Anak Cerdas, Berinternet Sehat bertempat di Kemen PPPA, Jakarta.

Dalam rangka Acara Festival Ekspresi Anak yang akan diselenggarakan pada tanggal 18 Juli 2024 di Ancol serta Puncak Peringatan HAN yang diperingati pada 23 Juli 2024 di Jayapura, Papua.

Kemen PPPA menyoroti pentingnya literasi digital bagi anak-anak di era digital saat ini. Literasi digital dianggap krusial untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif teknologi, seperti kecanduan internet, kejahatan online, dan kekerasan seksual di dunia maya.

Menurut Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kemen PPPA, Nahar, fokus pada literasi digital termasuk dalam subtema “Anak Cerdas, Berinternet Sehat” pada peringatan HAN 2024. Melalui literasi digital, anak-anak diharapkan mampu menggunakan internet secara bijak dan menghindari bahaya yang mengintai di dunia maya.

Selain itu, Kemen PPPA juga telah melaksanakan berbagai kegiatan edukatif untuk meningkatkan kesadaran tentang literasi digital di kalangan anak-anak dan orang tua. Program literasi digital ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, penyedia teknologi, dan masyarakat.

Dalam peringatan HAN tahun 2024, Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kemen PPPA, Nahar, menyoroti tantangan utama seperti grooming, sexting, dan judi online yang menjadi perhatian penting, Dalam siaran resminya hari ini.

Nahar menjelaskan, meskipun perkembangan teknologi membawa banyak manfaat, namun juga dapat membawa dampak negatif, khususnya terhadap anak-anak. Oleh karena itu, fokus pada perlindungan anak dari ancaman-ancaman ini menjadi sangat penting dalam peringatan HAN tahun ini.

“Oleh karena itu, literasi digital menjadi sangat penting untuk melindungi anak-anak dari berbagai ancaman di dunia maya,” ucap Nahar.

Literasi digital tidak hanya membantu anak-anak memahami cara menggunakan teknologi dengan aman, tetapi juga memberi mereka pengetahuan untuk mengenali dan menghindari potensi bahaya yang ada di internet.

Nahar mengungkapkan, dengan literasi digital yang baik, anak-anak dapat menggunakan teknologi dengan bijak dan menghindari konten negatif. Lebih dari itu, anak juga diharapkan mampu menjaga kesehatan mentalnya dengan manajemen waktu yang baik antara scrèen time dan screen break, serta memahami screen zone yang aman.

Lanjutnya, Kami juga mengadakan kompetisi dan tantangan di media sosial untuk melibatkan anak-anak dalam kampanye ini,” kata Nahar.

Melihat berbagai realita yang masih dihadapi anak-anak Indonesia, Nahar menegaskan Peringatan HAN menunjukkan komitmen Indonesia dalam melindungi anak-anak Indonesia, memastikan hak-hak mereka untuk hidup, tumbuh, dan berkembang dengan baik.

Nahar berharap Peringatan HAN Tahun 2024 dapat menjadi momen evaluasi dan refleksi untuk memastikan hak-hak anak benar-benar terlindungi dan suara mereka didengar.

Lebih lanjut Nahar menyebut, Kami berharap semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, dapat bersama-sama mewujudkan hak-hak anak dan menjadikan suara mereka sebagai pijakan dalam pembangunan bangsa. Untuk itu, Peringatan HAN Tahun 2024 akan melibatkan anak-anak dari berbagai daerah melalui Forum Anak Nasional (FAN).

Peringatan HAN ini akan dikemas secara hybrid dan dirangkaikan dengan berbagai aktivitas langsung di masyarakat agar dapat menjangkau lebih banyak anak, termasuk Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK) dari 38 provinsi di Indonesia.

Salah satu rangkaian kegiatan HAN Tahun 2024 adalah penyampaian Suara Anak Indonesia (SAI) yang penyusunannya dilakukan mulai dari tingkat desa/ kelurahan secara berjenjang.

Hasilnya akan diserahkan oleh FAN pada acara Festival Ekspresi Anak pada 18 Juli 2024 kepada Organisasi Aksi Solidaritas Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) yang akan dibacakan di hadapan Presiden RI dan Ibu Negara.

Proses ini menunjukkan bahwa setiap suara anak di Indonesia diperhatikan dan dijadikan acuan dalam perumusan kebijakan. Dengan mendengarkan pandangan dan kebutuhan anak-anak, pemerintah dapat merancang kebijakan yang lebih efektif dan relevan untuk melindungi dan mendukung perkembangan mereka di era digital ini.

Pengurus FAN asal Banten, Malika, menjelaskan bahwa persiapan peringatan HAN tahun ini sudah dimulai sejak Juni 2024. Persiapan ini melibatkan serangkaian webinar dan lokakarya anak-anak dari berbagai daerah.

“Puncak acara akan berlangsung pada 16-18 Juli di Ancol, Jakarta dengan berbagai kegiatan menarik, seperti Festival Ekspresi Anak, penyampaian Suara Anak Indonesia (SAI), dan tantangan TikTok,” ucap Malika.

Kegiatan-kegiatan ini dirancang untuk memberikan ruang bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka, menyuarakan aspirasi, dan berpartisipasi dalam aktivitas kreatif yang menyenangkan.

“Anak-anak sangat menantikan HAN karena ini adalah momen di mana suara mereka didengar. Kami berharap suara anak Indonesia yang telah kami rancang dapat terealisasi dan ditindaklanjuti oleh pemerintah,” imbuh Malika.

Dengan demikian, peringatan HAN tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga momentum penting untuk mendorong perubahan yang lebih baik bagi anak-anak di Indonesia.

Malika menekankan pentingnya literasi digital bagi anak-anak dalam era teknologi saat ini. Menurutnya, pemahaman yang baik tentang literasi digital akan membantu anak-anak menggunakan teknologi dengan aman dan bijak, serta melindungi diri dari berbagai ancaman di dunia maya.

“Kami berharap dengan tema ‘Anak Cerdas, Berinternet Sehat’, anak-anak Indonesia dapat meningkatkan literasi digital mereka dan terhindar dari dampak negatif penggunaan internet,” pungkasnya.

Melalui peningkatan literasi digital, diharapkan anak-anak dapat lebih cerdas dan bijak dalam menggunakan teknologi, sehingga dapat memanfaatkan internet untuk hal-hal positif dan menghindari risiko-risiko yang ada. (Guffe)