JAKARTA, NUSANTARAPOS – Jelang Hari Kemerdekaan 17 Agustus yang akan dirayakan beberapa hari lagi, Atta Halilintar akan menyuarakan persatuan Indonesia lewat lagu baru berjudul Torang Indonesia. Lagu ini adalah hasil kolaborasi dengan musisi timur, khususnya Maluku Utara.
“Kalau lagu-lagu bertema persatuan yang dulu aku bikin, sudah pernah ada bahasa Jawanya. Ada juga yang pernah disisipi bahasa Sumatera. Torang Indonesia ini sangat spesial, karena hampir sebagian besar liriknya berbahasa Maluku Utara. Yang lebih spesial lagi, kami menggandeng 5 orang penyanyi Maluku Utara yang ikut bernyayi di lagu ini. Mereka adalah Hasail, Alan Darmawan, Susi, Carmen, dan Safril,” jelas Atta saat jumpa pers di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (12/8/2024).
Secara harfiah, Torang Indonesia bermakna Kita Indonesia. Rasa persatuan ini tergambar dari lirik chorusnya yang berbunyi, “Torang pe kulit boleh berbeda’.
“Gak apa-apa warna kulit kita berbeda, gak apa-apa agama, suku, dan bahasa kita berbeda, tapi di hati kita semua, kita adalah Indonesia. Kita bersatu atas nama anak Indonesia,” sambung Atta lagi.
Keterlibatan musisi lokal timur, khususnya Maluku Utara, tidak lepas dari peran Benny Laos, Bupati Morotai periode 2017-2022.
“Saya bersahabat baik dengan Mas Anang dan saya tertarik berkolaborasi dengan Atta karena melihat Atta sebagai sosok generasi muda yang kreatif dan inovatif. Saya berharap dengan kolaborasi ini bisa memberikan energi baru bagi industri kreatif di Indonesia Timur dan membawa pesan persatuan dalam Torang Indonesia lebih luas lagi,” jelas Benny Laos.
Atta bercerita, awalnya Benny menceritakan keinginannya untuk membuat musisi dari timur lebih dikenal lagi di industri musik Tanah Air. Ia pun mengajak Atta untuk membuat acara yang bernama Bintang dari Timur.
“Berangkat dari ide Bintang dari Timur, akhirnya kita berkolaborasi untuk membuat batu loncatan melalui lagu Torang Indonesia. Karena tanpa kita sadari, banyak banget anak-anak berbakat dengan suara emas dari Timur Indonesia. Kami berharap lewat Torang Indonesia, nantinya Bintang dari Timur juga dapat sukses dan menelurkan kembali suara-suara emas seperti Glenn Fredly, Andmesh Kamalini, dan musisi timur lainnya,” ungkap Atta.
Benny pun menambahkan, bahwa tidak hanya proses recording saja yang dirasa menantang, tetapi juga saat pembuatan video klip yang mengekspose sisi-sisi indah dari Indonesia Timur.
“Yang paling menarik adalah bagaimana video klip Torang Indonesia menampilkan keindahan alam serta potensi sumber daya manusia, budaya, seni, dan kreativitas Indonesia Timur. Karya ini menyatukan beragam budaya dan latar belakang Indonesia dalam satu karya yang inspiratif, menggambarkan kekayaan dan keberagaman Indonesia melalui musik dan visual yang kuat,” ucap Benny.
Selain mengangkat sisi Indonesia Timur, Atta juga mengatakan bahwa tidak hanya ia dan Benny saja yang terlibat dalam lagu Torang Indonesia, melainkan para musisi lainnya.
“Jadi menariknya, walaupun lagu ini diciptakan oleh saya sendiri, lagu ini banyak banget genrenya. Saya mencoba merangkum berbagai jenis musik. Ada musik dangdut, R&B, pop, sampai hip hop. Suara Aurel, Bunda Ashanty dan Pipi Anang, justru menebalkan beragam genre tersebut. Bisa dibilang, lagu ini adalah gambaran persatuan Indonesia dengan paket lengkap,” terang Atta.
Sebagai penutup, Benny berharap bahwa lewat lagu ini, musisi Maluku Utara bisa lebih dikenal. “Saya berharap melalui project Torang Indonesia, Indonesia Timur, khususnya Maluku Utara, semakin dikenal di level nasional. Saya ingin potensi besar yang dimiliki wilayah ini, baik dari segi alam, budaya, maupun kreativitas, dapat lebih dihargai dan diperhatikan oleh seluruh masyarakat Indonesia,” tutupnya.