PACITAN,NUSANTARAPOS,- Baru selesai pendaftaran para bakal calon bupati dan wakil bupati periode 2024-2029 di Kabupaten Pacitan, suasana kompetisi para bakal calon sudah mulai banyak bermunculan isu-isu terkait para bakal pasangan calon (Paslon).
Seperti halnya yang dialami oleh pasangan bakal calon (pasbacalon) bupati dan wakil bupati Pacitan, Ronny Wahyono – Wahyu Saptono Hadi ini, sudah beredar isu bahwa mereka merupakan boneka yang diseting oleh partai Demokrat besutan Soesilo Bambang Yudhoyono.
Dengan munculnya isu tersebut, bahkan menjadikan warga Pacitan ada yang percaya dan ada yang tidak. Pasalnya, dari satu sisi, Ronny Wahyono yang masih menjadi anggota dari Partai Demokrat serta masih belum mundurnya sebagai anggota DPRD terpilih dan Wahyu Saptono Hadi yang juga masih kerabatnya SBY.
Isu tersebut bahkan juga banyak menajadi perhatian para nitizen dan warga dengan berbagai asumsi, apalagi bagi para partai pengusung mereka seperti PPP, PKS dan Nasdem, tentu menjadi sebuah pertanyaan yang perlu jawaban tegasan dari Ronny dan Wahyu.
Bacalon Bupati Pacitan, Ronny Wahyono pun dengan tegas memberikan statementnya bahwa isu mengenai boneka ataupun setingan dari Partai Demokrat tidaklah benar. Dengan tegas ia mengatakan, niatnya menjadi orang nomor satu di Kabupaten Pacitan ini merupakan dari kesungguhan dirinya dengan mendaftarkan ke KPUD serta akan mundurnya dari anggota DPRD Kabupaten Pacitan yang baru diadakan pelantikan.
Tak hanya itu, Ronny ke depan juga bakalan mengembalikan kartu keanggotaannya di Partai Demokrat agar sesegera mungkin dapat kejelasan dari partai yang pernah membesarkannya, apakah masih diperbolehkan untuk berkompetisi dengan Aji-Gagarin dalam mendapatkan simpati masyarakat atau malah justru akan dikeluarkan dari partai, Ronny hanya mengikuti keputusan dari DPP.
“Tapi di sini kami tegaskan bahwasanya pada saat ini juga nanti kami akan mengundurkan diri dari DPRD, sedang proses dan itu menunjukkan keseriusan kami bahwasanya isu boneka tersebut tidak benar, bahwasanya kami memang serius untuk bagaiamana memperjuangkan aspirasi masyarakat yang menginginkan perubahan di Kabupaten pacitan. Jadi kita tunggu saja tanggal mainnya,” kata Ronny, Senin (2/9/24).
Sementara, terkait dengan munculnya isu 90 persen suara dikuasai oleh pasangan Aji-Gagarin ini, pihak Ronny Wahyono dan Wahyu tidak mempersalahkan karena itu merupakan hak mereka dalam memberikan argumen.
“Terkait dengan klaim 90 % memang kami persilahkan. Itu adalah hak daripada masing-masing untuk mengklaim, itu kan sebuah perhitungan berdasarkan jumlah suara partai pengusungnya, tapi itu semua kita pasrahkan kepada masyarakat bagaimana nanti, apakah memang hanya 10 persen masyarakat Pacitan yang mendukung kami, ataukah hanya 10 persen masyarakat yang menginginkan perubahan, ini tergantung masyarakat. Sekali lagi kami bergerak berdasarkan aspirasi masyarakat yang kami perjuangkan. Kalau memang ingin membuktikan Pacitan ingin berubah silahkan, mungkin prosentasinya bisa berbalik,” lanjutnya.
Jadi ada peribahasa “Loyalty to my party ends when Loyalty to my country begins,” artinya kesetiaan saya kepada partai berarti ketika kesetiaan saya kepada negara mulai. Nanti di sini ketika saya pengin memperjuangkan aspirasi masyarakat, di sini tidak lagi tergantung kepada partai tersebut. Ketika memang partai tidak memberikan saya jalan, berarti kami harus mencari jalan yang lain. Tetapi tujuan utamanya bagaiaman kami bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat agar tidak terhenti,” urainya.
Disisi lain pasangan Ronny Wahyono, bakal wakil bupati Wahyu Saptono Hadi yang merupakan kerabat SBY dari Ibu SBY ini juga menyatakan, dalam pencalonannya ini merupakan suatu bentuk keseriusan sejak awal dan sudah diperhitungkan. “Pak Ronny sosok adalah sosok yang sudah berpengalaman, memiliki visi dan misi yang jelas untuk membangun Pacitan,” katanya.
Dirinya bahkan membantah dengan adanya isu boneka, dimana pernyataan tersebut tidak benar. “Kami tidak boneka. Sungguh naif jika saya dikatakan boneka, saya akan fight,” pungkas Wahyu.