TRENGGALEK,NUSANTARAPOS, – Kepedulian Penjabat Sementara (PJs) Bupati Trenggalek, pada pengembangan teknologi dan digital tak perlu diragukan lagi.
Bukti yang telah diwujudkan yakni terlaksananya kompetisi Kejurprov E-sport Provinsi Jawa Timur, yang mana Kabupaten Trenggalek menjadi tuan rumah dalam pelaksanaannya.
Olahraga berbasis digital ini menjadi wadah generasi milenial menyalurkan hobi, sekaligus mengukir prestasi.
“Saya berharap dengan kompetisi ini lahir atlit-atlit bertalenta yang mampu berprestasi tidak hanya di tingkat regional, namun juga nasional hingga internasional,” tutur Pjs. Bupati Trenggalek, Dyah Wahyu Ermawati, Jum’at (25/10/2024).
Dalam sambutan waktu pembukaan kompetisi yang tergolong olah raga rekreasi tersebut ia mengatakan bahwa sebelumnya kurang paham terhadap olahraga esport.
Namun, setelah mendengarkan sambutan Ketua Umum Esport Jatim, Brigjend Pol Rudy Trenggono, Erma menjadi lebih paham terhadap olah raga ini.
“Saya semakin mengenali dengan baik apa itu esport yang menjadi juga kunci utama pembangunan generasi yang ada di era digital ini,” jelasnya.
Dyah juga mengatakan dengan era digital ini semua memang tanpa batas tanpa halangan. Oleh karena itu adanya perkumpulan atau esport Indonesia, yang merupakan kelembagaan untuk menaungi ini diharapkan bisa menjadi suatu jenis olahraga yang memang diminati dan memiliki prospek karir.
“Selain prospek karir juga prospek income yang tinggi nantinya,” kata Dyah.
Dirinya menyambut baik pelaksanaan ini, apalagi dalam pelaksanaannya ada kontingen dari 27 kabupaten/ kota yang hadir pada hari ini. Kabupaten Trenggalek sangat berbahagia menjadi tuan rumah penyelenggaraan esport provinsi Jatim di tahun 2024.
“Peminat olahraga ini memang cukup besar, kalau saya lihat di berbagai tempat anak-anak muda latihan serius, ternyata memang ini untuk menguji ketangkasan, sehingga perlu latihan-latihan,” imbuhnya.
Esport ini lebih kepada video game, maka ini membuktikan bahwa bermain game itu tidak selalu buruk karena kompetisi yang sehat.
“Kalau kita tarik dengan positif maka ini akan menjadi karir dan juga income atau pendapatan yang menjanjikan,” tutupnya.
Ditempat yang sama, Brigjend Pol Rudy Trenggono, Ketua Esport Indonesia (ESI) Jawa Timur, menambahkan dinamika olahraga esport sangat tinggi peminatnya di Jawa Timur, untuk itu pihaknya perlu mewadahi bakat minat ini dengan menggelar kompetensi ini.
Disampaikan oleh Rudi bahwa Jawa Timur melahirkan berbagai atlet baik skala nasional maupun yang bermain di klub klub internasional. Jawa Timur juga sebagai tempat pertandingan esport di level Asia Tenggara.
Ketua ESI Jawa Timur itu juga berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Trenggalek yang memberikan ruang dan kesempatan kepada generasi muda penggemar olah rekreasi itu.
“Kami bertekad untuk bisa mengembangkan oleh raga ini di Jatim, karena olahraga yang juga dipertandingkan hingga Olimpiade itu ternyata bisa menjadi sumber income dan profesi baru,” ungkapnya.
Dari hasil telusurnya kepada salah satu atlet di di Banyuwangi, atlet ini mampu mendapatkan penghasilkan hingga Rp. 75 juta karena bergabung di salah satu klub di luar negeri. Angka ini belum bonus ketika memenangkan kejuaraan.
Melihat peluang ini ESI Jatim akan mencoba mengenalkan olahraga esport ini ke sekolah sekolah bahkan menggelar kejuaraan antar sekolah sehingga lahir talenta talenta muda Jatim nantinya.
Tantangannya menurutnya menyadarkan kepada para guru bawasannya esport merupakan olah raga yang bisa mendatangkan income dan juga memberikan peluang profesi baru, bila hobi itu disalurkan dan diwadahi secara positif.
“PR lainnya adalah menyadarkan bagi para atlet itu sendiri bawasannya bermain esport ini tidak boleh lebih dari 2 jam,” papar Rudi.
Karena bila lebih justru dapat mengganggu kesehatan mereka sendiri. Menurut Rudi bila banyak rehat justru malah dapat menguatkan refleks mereka.
“Namun sayangnya, kadang pemain lupa atau keasyikan, kemudian bermain hingga tengah malam sehingga dapat mengganggu kesehatan mereka,” kata Rudi.