BUDAYA  

Merry Girsang Berharap Kain Ulos Bisa Diakui UNESCO Sebagai Warisan Budaya Dunia

Terlihat Merry Girsang dan rekannya sedang memperagakan kain ulos yang begitu indah di hadapan ratusan tamu yang hadir pada acara Toba Dream Fashion Week.

Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Guna memperingati Hari Ulos yang diadakan pada 17 Oktober tiap tahunnya, sejumlah wanita Batak, Sumatera Utara memperagakan keindahan kain ulos di acara Toba Dream Fashion Week pada tanggal 25 – 27 Oktober 2024 di Toba Dream Jakarta Selatan. Acara tersebut baru pertama kali diadakan yang diinisiasi oleh Advokat sekaligus pengusaha wanita Merry Girsang.

Selain itu ada beberapa perkumpulan seperti Bakin, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi), Cahaya Ladara Nusantara, Komunitas Cinta Berkain Indonesia, Mitra Seni Indonesia, Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia, Yuyun George, Sanggar Tari Bujana Sentra dan lain-lain juga ikut mendukung terselenggaranya acara tersebut.

Pemerhati Adat Batak, Merry Girsang mengatakan diadakannya acara ini selain dalam memperingati hari Ulos Sedunia, pihaknya juga ingin mengajak UMKM khususnya yang memasarkan Kain Ulos bisa dikenal oleh masyarakat luas.

Foto bersama Advokat Merry Girsang, anggota DPR RI Melanie Suharli, Lin Nurhayani Afriansyah Noor istri Wakil Kepala BPJPH dan lainnya saat acara Toba Dream Fashion Week. 

“Jadi dalam acara ini kami ingin Kain Ulos ini bisa dikenal dan diterima oleh seluruh Dunia,” kata Merry, Jumat (25/10/2024) sore disela kegiatan.

Dia menjelaskan, dalam acara ini pihaknya menggandeng desainer serta pengusaha kecil menengah yang bergerak di bidang Kain Ulos. Sebab saat ini Kain ulos tak lagi hanya digunakan dalam upacara adat.

“Ulos saat ini tak lagi hanya digunakan dalam acara-acara adat. Banyak pejabat, ibu-ibu serta komunitas yang bangga dengan ulos dan memakainya secara harian,” terang Merry yang juga berprofesi sebagai advokat itu.

Meski begitu, tanbah Merry, ulos yang digunakan secara harian ini tak menghilangkan nilai kesakralan yang dimiliki oleh kain ulos itu sendiri. Dia menjelaskan jika dulu ulos biasa dipakai dalam setiap acara adat, keagamaan serta acara-acara sakral lainnya.

Foto bersama panitia penyelenggara Toba Dream Fashion Week dengan para model yang telah memperagakan kain ulos.

Sebab pada dulu kala, para tetua adat baik yang dipegunungan daerah dingin maupun di pantai yang merupakan daerah panas tetap menggunakan ulos sebagai pelindung tubuh mereka.

“Nah meski saat ini ulos banyak digunakan secara berkala, saya yakin tidak akan menghilangkan kesakralan ulos itu sendiri,” jelasnya.

Kedepan dirinya pun berharap Ulos ini bisa ditetapkan oleh UNESCO sebagai budaya Tak Benda yang dimiliki oleh Indonesia khususnya warga Provinsi Sumatera Utara.

“Ulos saat ini sudah seperti Batik, jadi hampir disetiap kesempatan kita akan menemukan ulos digunakan sebagai pakaian kerja dan sebagainya. Dan oleh karenanya kamu berharap UNESCO bisa mengabulkan keinginan kami warga Sumut,” tutupnya.