PACITAN,NUSANTARAPOS,- Sumbangan dana kematian yang digagaskan oleh salah satu pasangan calon bupati Pacitan yang banyak menjadi pro dan kontra warga masyarakat Pacitan tentu hal yang sangat menarik untuk dipahami dan dimengerti bagi warga masyarakat Pacitan. Pasalnya santunan Rp. 2.000.000 bagi orang yang meninggal ini tentunya dianggap sangat berat. Apalagi, Kabupaten Pacitan sendiri masih dikategorikan kabupaten termiskin di Jawa Timur.
Mereka pasti banyak yang bertanya-tanya dari mana uang tersebut didapatkan untuk memberikan kepada orang yang meninggal. Apakah itu diambilkan dari dana APBD atau dari dana taktis lainnya.
Bahkan lawan dari satu paslon bupati Pacitan sendiri mengkritik dari mana anggaran tersebut didapat. Dirinya pun menilai bahwa program tersebut belum jelas aturannya.
Namun, lain dari yang diungkapkan oleh mantan Bupati Pacitan Indartarto. Dari berita yang beredar, Indartato justru mengacungi jempol program tersebut dan bahkan menilai bahwa ide tersebut sangat cerdas. “Anggaran 2 juta per keluarga realistis dan terjangkau. Pasalnya setiap tahun dana Silpa Pemkab Pacitan mencapai 100 miliar lebih. Sementara estimasi orang mati per tahun rata-rata hanya sekitar 16 miliar. Cukup tercover,” katanya beberapa waktu lalu seperti yang ditulis oleh gardajatim.com.
Sementara itu, salah satu warga dari Arjosari Pacitan, Fitri Eka Candra Giri merasa senang dengan program yang dilakukan oleh salah satu paslon tersebut. Dirinya tidak menampik bahwa anggaran tersebut bisa saja diambilkan dari dana-dana yang realistis. “Tentunya dengan program tersebut saya sangat gembira karena warga itu tidak dibeda-bedakan. Dalam arti antara si miskin dan yang kaya semua sama. Mungkin saya paham jika yang kaya atau yang mampu ini tidak memerlukan. Tapi ini merupakan terobosan yang baru untuk mulai perubahan di Kabupaten Pacitan ini,” katanya, Senin (25/11/24).
Ia pun juga berharap, selain dana kematian ini juga ada terobosan-terobosan baru yang notabene untuk pembangunan Pacitan, sehingga menjadikan Pacitan yang lebih baik dan menurunkan angka kemiskinan yang saat ini masih menjadi PR bagi pemerintah daerah.
“Tentunya, saya sebagai warga Pacitan berharap, demi kemajuan Pacitan ke depan pemimpin nanti haruslah bisa amanah, jujur serta adil terhadap masyarakat Pacitan,” pungkasnya.