Jakarta, Nusantarapos – Konser Bingah Yura Yunita, sebuah pertunjukan 2 jam 30 menit yang intens, ribuan penonton terpukau tiada henti. Konser ini memposisikan Yura Yunita sebagai salah satu musisi solois perempuan Indonesia terbaik saat ini. Selayaknya makna dari tajuk konser, ‘Bingah’, rasa bahagia berhasil Yura Yunita wujudkan di lebih dari 6500 hati penonton yang hadir di Istora Senayan saat itu.
Kantara Creative selaku promotor dan sutradara kreatif bersama Yura serta Donne Maula, berhasil meramu sebuah pertunjukan yang tidak henti membuat penontonnya terpukau dari lagu pertama hingga lagu ke-28.
“Ide-ide liar Yura dan Donne, sangat sejalan dengan komitmen Kantara Creative untuk menginterpretasikan karya musik menjadi visual dan pengalaman tak terlupakan bagi setiap penonton yang datang,” ujar Roan Y. Anprira selaku Creative Director Kantara Creative & Executive Producer Konser ‘Bingah’ melalui Siaran Pers yang diterima redaksi, Senin (3/1/2025).
Ragam elemen budaya tradisional Indonesia dipadukan dengan modernitas, terasa kental mulai dari gerbang utama area konser hingga di dalam balutan pertunjukan. Dibagi dalam empat babak penuh makna, kemunculan legenda hidup Iwan Fals sebagai penjalin cerita menjadi salah satu elemen tak terduga yang membawa dimensi emosional dengan narasi filosofis yang mendalam.
Konser ‘Bingah’ dimulai tepat jam 15.00 sore itu, sayup terdengar bisikan ucapan selamat datang dalam bahasa Sunda berulang digaungkan untuk menyambut para penonton yang hadir, sekaligus membangun suasana magis.
Babak pertama, ‘Bubuka’, direspon langsung dengan suara penonton bergemuruh antusias. Alih-alih muncul di atas panggung, Yura terbang melayang menyebrangi area konser dari sudut tribun atas hingga tiba di atas panggung. Sebuah keputusan berani namun elegan secara bersamaan untuk kemunculan sang tokoh utama dalam konser ‘Bingah’.
‘Salih Asah’, tajuk di babak kedua, Yura dengan eloknya menyanyikan 9 lagu yang diibaratkan sebagai perjalanan pencarian cinta. Ikut melengkapi lagu ‘Pekat’, Sal Priadi, menambah meriahnya sore itu. Babak ini, ditutup manis dengan perjalanan kisah cinta Yura hingga akhirnya ia bersanding bersama Donne Maula. Tidak hanya pasangan dalam hidup, Yura dan Donne juga adalah pasangan ideal dalam berkarya. Bersama-sama menyanyikan lagu ‘Bercinta Lewat Kata’, sebuah karya yang mereka ciptakan bersama.
Di babak berikutnya, ‘Silih Asih’, Yura menghadirkan rasa hangat yang berbeda dari babak sebelumnya. Momen haru tak dapat terbendung ketika tiba-tiba Ruth Sahanaya muncul menyanyikan lagu ‘Keliru’. Sebagai kejutan manis untuk Mama Yani, ibunda Yura, yang sangat mengidolakan diva legendaris tersebut. Selain itu kemunculan Gempi dengan suara khasnya berpadu harmonis dengan suara Yura, juga berhasil menciptakan nuansa manis dan mencuri hati. Babak ini ditutup dengan ‘Bandung’ lagu yang diciptakan Yura sebagai pengingat dimana asal ia lahir dan bertumbuh. Yura membawakannya dengan penuh kemeriahan bersama para penari dan seniman tradisional, mulai dari Jaipong, Sisingaan, Badawang, Buta Kararas, hingga alunan perkusi tradisional, menjadi sebuah puncak momen selebrasi budaya.
Di babak penutup, ‘Silih Asuh’, Yura Yunita menjadikan para penonton sebagai pendengar pertama lagu terbarunya yang bertajuk ‘Tanda’. Lagu yang menurut Yura terasa sangat personal, sebuah suara hati yang berhasil menghipnotis semua penonton. Di babak ini juga, Yura sebagai figur perempuan yang lantang menyuarakan kesetaraan, menyadari bahwa lagu ‘Tutur Batin’ bukan lagi hanya tentang cerita dirinya. Melalui 6 musisi perempuan yang juga lantang menyuarakan isi hatinya, Salma Salsabil, Fanny Soegi, Misellia, Feby Putri, Idgitaf dan Fathia Izzati, mereka membawakan ‘Tutur Batin’ sesuai versi warna suara masing-masing, membuktikan lagu tersebut telah menjadi milik semua orang yang mendengarkannya.
“Teh Yura sosok yang sangat inspiratif. Aku turut merasakan segala hal yang disuarakan Teh Yura tentang kesetaraan perempuan dengan kecantikannya masing-masing. Memberikanku inspirasi sebagai perempuan sekaligus musisi perempuan di Indonesia untuk selalu menyuarakan kebaikan dalam berkarya,” Ujar Feby Putri yang turut mengagumi sosok Yura.
Di konser ini, berkali-kali Yura menyampaikan, bahwa konser ini bukan hanya tentang dirinya, konser ini tentang semua yang hadir, dan tentang bagaimana kita meraih mimpi dengan segala kekuatan dan kekurangan yang kita miliki. Yura, berbagi panggungnya dengan teman-teman disabilitas yang memiliki suara emas, dan melengkapi lagu ‘Merakit’ menjadi lebih kaya dan bermakna. Tepat di 17.30, ‘Dunia Tipu-Tipu’ menjadi lagu penutup yang melengkapi semua rasa yang telah dibangun di konser ini. Menghasilkan suasana hati yang begitu penuh.
“Konser ini bukan hanya tentang Yura. Aku hanya sebuah molekul kecil di besarnya semesta. Konser ini, bagaikan doa baik yang kututurkan untuk memulai langkah perjalanan musikku selanjutnya. Sesuai namanya, aku harap, konser ini bisa membuat ‘Bingah’ semua hati yang hadir di sore ini.” tutup Yura.