Kasrem 081/DSJ : TNI Terus Bekerja dengan Hati dan Melayani Rakyat

Madiun, – Hari ini, berbagai kepala daerah terpilih akan dilantik secara resmi oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka. Setelah dilantik, mereka akan mengikuti retreat di Akademi Militer (Akmil), Magelang. Kasrem 081/DSJ, Letkol Inf Meina Helmi menyebut, retreat yang dilakukan memiliki tiga tujuan utama untuk mendukung kepemimpinan para kepala daerah nantinya.

“Kami melihat tujuan dari diadakannya retreat di Akademi Militer ini yang pertama adalah untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, selanjutnya adalah bagaimana membentuk karakter, dan yang ketiga adalah bagaimana membentuk kerja sama,” kata Kasrem dalam dialog khusus berjaringan dengan topik jelang retreat dan pelantikan, serta menanti kiprah kepala daerah, bertempat di RRI Madiun, Jl. Mayjen Panjaitan No.10 Kota Madiun, Kamis (20/2/2025).

Helmi menjelaskan, pengembangan keterampilan kepemimpinan itu adalah tentang kemampuan mengkoordinasikan. Ia pun memberi contoh kalau di dunia militer saat akan melaksanakan suatu pertempuran perlu menginventarisir terkait hal-hal apa yang diperlukan untuk memenangkan sebuah pertempuran.

Sedangkan terkait poin pembentukan karakter, ungkapnya, karakter-karakter yang ada di militer cenderung keras, disiplin, tegas, dan loyalitas. Hal inilah yang nantinya diharapkan bisa sebagai bekal kepala daerah untuk menjalankan roda pemerintahan di wilayah sesuai dengan levelnya.

Selanjutnya tentang kemampuan kerja sama, Pamen TNI AD itu menyoroti pentingnya membangun kemampuan interpersonal. Ia memberi contoh, jika di TNI dalam melaksanakan tugas pokoknya tidak bisa berdiri sendiri dan harus merangkul seluruh komponen bangsa. “Di sini diperlukan kerja sama yang tidak mungkin kita laksanakan sendiri,” tegasnya.

Ditanya tentang kenapa dipilihnya Akmil sebagai tempat dilaksanakannya retreat kepala daerah, Helmi mengatakan, karena di Akmil dalam menjalankan operasional pendidikan itu mengacu kepada tiga hal yaitu sikap perilaku, jasmani, dan akademik. Melalui pola semacam itu diharapkan para kepala daerah akan memiliki integritas yang bisa diterapkan dalam kepemimpinannya nanti.

Dalam dialog khusus itu, Helmi juga sempat menanggapi salah satu penelepon yang mengungkapkan kekhawatirannya akan kembalinya kepemimpinan ala militer. Ia meminta masyarakat tidak perlu khawatir, karena komitmen TNI sudah jelas dengan tidak melibatkan diri dalam politik praktis.

“Kita TNI ini sudah kembali back to basic. Jadi TNI merupakan alat politik negara yang menjalankan kebijakan negara. Tidak ada sekarang TNI melaksanakan politik praktis dan ini komitmen TNI, komitmen dalam menjaga terus netralitas,” terangnya.

Sebagai bukti, Helmi lantas menyinggung tentang tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap TNI saat ini.

“Jadi kepercayaan publik sekarang kepada TNI itu sudah di atas 90 persen. Jadi menurut kami, ini hal yang perlu kami jaga dan ini merupakan suatu kehormatan TNI untuk terus bekerja dengan hati dan melayani rakyat. Karena TNI lahir dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat,” sebutnya.