OPINI  

MENYAMBUT DAN MENIKMATI FAJAR DI BROMO

Anger Rahmat Adinegoro

J1401231012

Q1

 

Sukabumi, Anger Rahmat Adinegoro — Berangkat dari Bekasi pada 2 Juli 2024, perjalanan

menuju Taman Wisata Bromo menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Saya dan

rombongan mempersiapkan diri untuk menjelajahi keindahan alam yang telah lama menjadi

impian. Perjalanan panjang yang kami tempuh terasa begitu berharga, mengingat Bromo adalah

salah satu destinasi wisata paling terkenal di Indonesia yang menawarkan pemandangan yang

menakjubkan, terutama saat matahari terbit.

Kami memulai perjalanan dengan menggunakan kendaraan bus dari Bekasi sekitar jam

8 pagi. Perjalanan menuju wisata gunung Bromo ini memakan waktu sekitar 18 jam dari

Bekasi, hingga tiba di Kabupaten Probolinggo, salah satu akses utama menuju kawasan Bromo.

Sesampainya di sana, kami menyewa jeep seharga Rp.1.100.000 rupiah untuk melanjutkan

perjalanan ke kawasan wisata gunung Bromo. Jeep menjadi satu-satunya kendaraan yang

mampu menembus jalur berpasir dan berbatu menuju area wisata. Perjalanan ini menjadi

semakin menarik dengan jalanan yang penuh tantangan karena kami melakukan perjalanan

yang sangat gelap yaitu pada waktu sekitar jam setegah tiga pagi agar kami bisa melihat sunrise

di gunung Bromo. Meski perjalanan cukup menantang, semangat untuk melihat sunrise di

Bromo tetap membara. Kami semakin bersemangat karena ini adalah salah satu pengalaman

yang sudah lama dinantikan.

Perjalanan dengan jeep dimulai dari basecamp sekitar pukul 03.30 dini hari. Udara

dingin mulai menusuk, memaksa kami mengenakan jaket tebal dan sarung tangan untuk

menahan hawa dingin. Di sepanjang perjalanan, kami disuguhkan pemandangan langit yang

dipenuhi bintang, menciptakan suasana yang begitu magis dan hawa yang cukup seram

dikarenakan suasana langit dan daerah sekitar masih cukup gelap. Jeep melaju perlahan
melewati jalur yang berkelok dan berbatu, memberikan sensasi tersendiri dalam perjalanan ini.
Saat mendekati area sunrise point di Penanjakan, suasana semakin ramai dengan
kedatangan wisatawan lain yang juga ingin menyaksikan matahari terbit. Kami harus bersabar
menunggu giliran parkir dan berjalan kaki menuju titik pandang terbaik. Di kejauhan, samarsamar terlihat Gunung Semeru menjulang tinggi, menambah keindahan pemandangan malam
itu. Kami pun berusaha mencari posisi terbaik agar dapat menikmati momen yang tak
terlupakan ini.
Saat Menyaksikan Matahari Terbit
Saat pagi mulai tiba, langit secara perlahan berubah dari gelap menjadi perpaduan warna
oranye dan merah muda. Saat ini sungguh mempesona. Matahari mulai terbit dari belakang
cakrawala, menerangi Kawasan pasir dan gunung-gunung di sekelilingnya. Udara masih sejuk,
tetapi kehangatan sinar matahari mulai muncul dan memberikan kesan kehangatan untuk kulit.
Sejumlah pengunjung aktif merekam momen ini dengan kamera, sementara yang lain lebih
memilih untuk menikmati keindahan alam secara langsung.
Pemandangan Gunung Semeru yang tinggi di kejauhan semakin memperindah pagi
tersebut. Dari jauh, tampak juga Gunung Batok yang tegak berdiri dengan warna hijau
kecoklatan. Sementara itu, kawah Bromo yang memancarkan asap putih tampak sangat
menarik dari jauh. Seluruh kelelahan selama perjalanan seketika terobati oleh pemandangan
yang sangat menakjubkan.
Kawasan gunung Bromo di pagi hari memiliki kabut yang cukup tebal sehingga kami
harus mencari posisi yang tepat untuk melihat sunrise agar bisa mengabadikan momen yang
sangat indah ini. Sambil menatap indahnya pemandangan gunung Bromo, Kami juga
menikmati semangkuk bakso Malang agar suasana hangat menyelimut tubuh yang terasa
dingin ini.
Penjelajahan Pasir Berbisik dan Kawah Bromo
Setelah menikmati matahari terbit, kami meneruskan perjalanan menuju kawasan pasir
yang dikenal dengan nama Pasir Berbisik. Luasnya hamparan pasir yang tenang menghadirkan
pengalaman seolah-olah berada di padang pasir. Suasana pasir yang ditiup angin menambah
keunikan tempat ini. Kami meluangkan waktu untuk berjalan-jalan di kawasan ini, merasakan
ketenangan sebelum ke perjalanan selanjutnya.
Perjalanan diteruskan menuju Kawah Bromo. Untuk sampai ke puncaknya, kami perlu
menaiki banyaknya anak tangga yang lumayan menantang. Walaupun lumayan menguras
tenaga, kami memiliki rasa ingin tahu untuk terus berjalan. Setibanya di puncak, kawah aktif
Bromo tampak jelas, mengeluarkan asap putih yang menunjukkan adanya aktivitas vulkanik.
Pemandangan dari ketinggian sangat mempesona, menampilkan panorama yang berbeda dari
tempat menarik lainnya. Dari tempat ini, kita bisa melihat lebih jelas perbukitan yang
mengelilingi Bromo, yang menambah nuansa keindahan alam ini.
Menikmati Hidangan Sekaligus Akhir Dari Bertemu Dengan Bromo

Setelah kami melihat sunrise dan puncak dari gunung Bromo, kami turun untuk mencari
hidangan yang bisa mengisi perut kami yang kosong agar kami bisa melakukan aktivitas
selanjutnya. Kami memutuskan untuk membeli bakso Malang lagi karena ciri khas dari daerah
ini yaitu bakso Malangnya.
Sambil ditemani teh hangat memberikan nuansa yang sangat nikmat saat kami
menyantap makanan yang sangat amat enak dan lezat. Bakso Malang ini memiliki ciri khas
rasa yang sangat melekat di lidah kami, dengan bumbunnya yang memiliki rasa yang kaya akan
kaldu sehingga makanan ini menjadi ciri khas dari daerah ini.
Setelah kami menyantap bakso Malang ini, kami harus turun untuk menuju ke hotel yang
sudah kami booking untuk tempat tinggal kami selama 3 hari kedepan. Perjalanan menuju hotel
ini memiliki kesan yang menarik karena kami tidak langsung ke hotel melainkan kami mampir
ke beberepa tempat jajanan yang ada di kota Malang.
Perjalanan menuju Bromo memberikan pengalaman yang tidak hanya menakjubkan
tetapi juga penuh rintangan. Keindahan alam yang menakjubkan, dari matahari terbit di
Penanjakan sampai penjelajahan kawah, menjadikan perjalanan ini sangat berkesan. Setiap
detik dalam perjalanan ini sangat berarti dan meninggalkan kesan yang mendalam bagi kami
yang baru kali ini mengunjungi lokasi ini