Sidoarjo, Nusantarapos.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo merealisasikan kerjasama pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Griyo Mulyo, Jabon, dengan China Water Industry (CWI) Group Limited.
Perusahaan asal Tiongkok itu akan mengolah tumpukan sampah di TPA Jabon untuk menghasilkan gas metana yang akan diubah menjadi energi listrik. Sebagai langkah awal, CWI Group Limited akan melakukan studi kelayakan atau Feasibility Study (FS) sistem Landfill Gas to Energy (LFG) di TPA Griyo Mulyo.
Menandai kerjasama tersebut Pemkab Sidoarjo dan CWI Group Limited sepakat melakukan MoU (Memorandum of Understanding) di pendopo Delta Wibawa, Senin, (24/3).
Penandatanganan dilakukan Wakil Bupati Sidoarjo Hj. Mimik Idayana mewakili Bupati Sidoarjo dengan Direktur CWI Group Limited Huang Jian Jian. MoU disaksikan Deputi Sistem Nasional Dewan Ketahanan Nasional RI Mayjen TNI DR. Tri Yuniarto serta Sekda Sidoarjo Fenny Apridawati dan kepala OPD Sidoarjo terkait.
Wakil Bupati Sidoarjo Hj. Mimik Idayana menyambut baik kerjasama tersebut. Dikatakannya Pemkab Sidoarjo terus berupaya mencari solusi inovatif dalam pengelolaan sampah. Ia melihat China memiliki teknologi pengelolaan sampah yang inovatif. Ia ingin teknologi seperti itu dapat diterapkan di Kabupaten Sidoarjo.
“Saya melihat China itu luar biasa dalam mengelola sampahnya, mudah-mudahan ini dapat diterapkan di Kabupaten Sidoarjo,” ujarnya.
Wabup Hj. Mimik Idayana mengatakan sampah masih menjadi problem tersendiri bagi Kabupaten Sidoarjo. Oleh karenanya permasalahan sampah menjadi perhatian khusus Pemkab Sidoarjo. Pemkab Sidoarjo ingin ada inovasi dalam pengelolaan sampah. Bahkan pengelolaan sampah bisa berkontribusi dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Sampah masih menjadi problem bagi kami, mudah-mudahan setelah MoU ini nanti, pengelolaan sampah di Sidoarjo semakin baik kedepannya,”harapnya.
Deputi Sistem Nasional Dewan Ketahanan Nasional RI Mayjen TNI Tri Yuniarto yang hadir mendampingi CWI Group Limited berharap sistem LFG di TPA Griyo Mulyo Jabon segera dibangun setelah FS dilakukan.
Untuk itu ia meminta dukungan Pemkab Sidoarjo dalam membantu proses pembuatan FS yang akan dilakukan CWI Group Limited. Disampaikannya tim teknis sudah melakukan peninjauan berulang kali pada TPA Griyo Mulyo Jabon. Dari peninjauan itu diyakini banyak gas metana terkandung dalam timbunan sampah tersebut.
“Di dalam kandungan sampah yang lama, bukan yang baru karena di Jabon itu ada dua, ada space satu ada space dua, space dua betul sanitary landfill, tapi space yang lama itukan belum, itu yang akan kita kelola,” katanya.
Mayjen TNI Tri Yuniarto mengatakan pembangunan sistem LFG di TPA Griyo Mulyo Jabon tidak menggunakan APBD Sidoarjo. Semua biaya dikeluarkan CWI Group Limited. Ia melihat lokasi TPA Griyo Mulyo Jabon sangat mendukung pembangunan sistem LFG.
Dikatakannya, selain di Kabupaten Sidoarjo, pembangunan sistem LFG juga akan dilakukan didaerah Malang, Semarang dan Kota Serang.
“Harapan kami, China Water Industry ini bisa membangun instalasi utuh yang pertama kali dibangun di Sidoarjo, dan ini akan menjadi contoh beberapa kota dan kabupaten lainnya,” jelasnya.
Mayjen TNI Tri Yuniarto juga mengatakan pemerintahan sebelum dan saat ini sudah menekankan pengelolaan sampah. Dikatakannya Indonesia sudah darurat sampah. Padahal tahun 2045, pemerintah sudah berkomitmen untuk zero waste atau bebas sampah dan tidak ada lagi open dumping dan pembakaran sampah. Hal tersebut menurutnya menjadi tantangan berat. Namun ia yakin tidak ada yang tidak mungkin jika dikerjakan bersama-sama.
“Mudah-mudahan dukungan pemerintah pak Presiden Prabowo yang komit juga masalah persampahan ini inshaalloh kita bisa melakukan hal-hal yang terbaik bagi bangsa Indonesia ini, saya juga terima kasih atas dukungan bapak ibu,” ucapnya.
Sebelumnya CWI Group Limited yang bergerak di bidang water, environment and renewable energy (EWR) itu bertemu langsung dengan Bupati Sidoarjo H. Subandi. Dalam pertemuan tersebut, CWI Group Limited mempresentasikan tawaran kerja sama teknologi pengelolaan sampah berbasis LFG. Teknologi ini memanfaatkan gas metana yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah untuk dikonversi menjadi energi listrik. (Aryo)