SURABAYA, Nusantarapos.co.id – Pemerintah bakal masifkan penggunaan gas bumi rumah tangga menyusul masih minimnya masyarakat yang bisa menikmati aliran gas bumi di dapur mereka. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat memantau ketersediaan energi menjelang Idul Fitri 2025 di wilayah Jawa Timur pada Selasa (25/3/2025).
Salah satu lokasi yang menjadi titik kunjungan adalah Jaringan Gas (Jargas) rumah tangga di Rusun Grudo di Tegalsari Surabaya. Di lokasi tersebut, Bahlil ingin memastikan kenyamanan masyarakat saat menggunakan gas bumi dalam aktifitas memasak. Bahkan Menteri Bahlil sempat mencoba ikut menggoreng telor dadar di salah satu dapur warga.
Dalam kesempatan tersebut ia menegaskan, selain aman dan nyaman, penggunaan gas bumi bisa menghemat pengeluaran bulanan warga. “Ibu ini mengaku tagihannya satu bulan hanya Rp 20 ribu. Efisiensinya mencapai 40% dari harga LPG dengan menggunakan gas bumi,” ujar Menteri Bahlil.
Namun sayangnya, hingga saat ini penggunaan gas bumi rumah tangga sangat kecil karena belum maksimalnya pembangunan jaringan pipa gas. Di Jatim misalnya, pelanggan gas bumi PGN hanya sekitgar 6% dari total market. “Ini yang akan pemerintah lakukan. Dari program yang akan dimasifkan ini untuk menurunkan impor LPG,” ujar Bahlil.
Minimnya pengguna gas bumi juga diungkapkan oleh Direktur PT Pertamina Gas Negara (PGN) Arief Setiawan Handoko. Pelanggan PGN SOR III yang berada di Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan dan Sulawesi misalnya, jumlahnya masih sekitar 310.201 pelanggan dengan volume penyaluran sebesar 265,89 BBTUD.
Perinciannya, pelanggan komersial – industri mencapai 627 pelanggan dengan volume penyaluran 261,43 BBTUD, rumah tangga sebanyak 308.896 pelanggan dengan volume penyaluran 4,20 BBTUD dan pelanggan kecil sebanyak 678 pelanggan dengan volume penyaluran sebesar 0,26 BBTUD.
“Pelanggan di SOR III di area Kalimantan dan Sulawesi hampir 100.000 SR, Jateng hingga Jatim sekitar 200.000 pelanggan yang tersebar di 18 kabupaten dan 8 provinsi. Nah, ini kecil pak,” terang Arief Setiawan Handoko dihadapan Menteri Bahlil.
Hal ini diakibatkan oleh keterbatasan jaringan gas bumi yag telah terpasang. Sampai dengan Februari 2025, jaringan pipa gas bumi yang dikelola PGN mencapai sekitar 8.970 kilometer (Km). Terdiri dari pipa PGN sepanjang 1.519 Km, pipa Jargas APBN-dikelola PGN sepanjang 5.434 Km dan pipa jargas APBN-dikelola PTGN sepanjang 1.954 Km.
Adapun harga jual gas bumi yang berlaku cukup bervariasi berdasarkan daerah. Untuk gas bumi pelanggan RT1 dan PK 1 dari Jateng hingga Sorong berada dikisaran Rp 4250 per m3 hingga Rp 6.500 per m3. Sementara harga jual gas untuk pelanggan RT2 dan PK2 mencapai Rp 6.000 per m3 hingga Rp 7.100 per m3.
“Dengan 310.201 pelanggan yang menggunakan jargas, berarti mereka tidak menggunakan LPG 3 kilogram. Artinya kita bisa saving kurang lebih dalam satu tahun untuk satu sambungan rumah kurang lebih Rp 1 juta. Jadi dengan 310.201 sambungan kita bisa saving untuk subsidi 3 kilo sekitar Rp 310 miliar,” pungkasnya. (Aryo)