Madiun, – Rudi, sosok pria paruh baya ini sudah tidak asing lagi di kalangan pemancing di Kota Madiun. Khususnya di pemancingan Bambu Runcing yang jadi tempat favoritnya.
Kepandaiannya dalam memancing, membuatnya kerap dijuluki sebagai Dewa Mancing oleh rekan-rekannya. Hal ini tidak terlepas dari hasil tangkapannya yang selalu melimpah.
Kalau rekan-rekannya hanya mampu menangkap ikan beberapa ekor setiap kali memancing, ia bisa mencapai 2 galon bekas air mineral yang penuh berisi ikan.
Bak lenyap ditelan bumi, kemampuan Rudi dalam memancing itu tiba-tiba sirna dalam beberapa hari terakhir. Hasil tangkapannya pun terjun bebas dan jauh lebih sedikit daripada pemancing lainnya.
Tidak berputus asa, Rudi justru mengambil sisi positifnya terhadap ikan tangkapannya yang terus terjun bebas.
“Mungkin yang lainnya terus melakukan evaluasi-evaluasi, baik itu teknik maupun umpannya. Jadi saya ke depan juga harus demikian,” katanya dikonfirmasi, Selasa (15/4/2025).
Mengenai umpannya, Rudi pun mengaku siap melakukan eksperimen-eksperimen untuk mencari kekurangan dan menyempurnakannya.
“Kita akan coba berbagai jenis umpan baru. Kebetulan di rumah ada kolam, nanti kita coba dulu bisa haup (ikan suka) atau tidak,” ujarnya.
Berada di Jl. Condong Campur, Gang Condong Raos, Kelurahan Josenan, Kecamatan Taman, pemancingan Bambu Runcing hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari Alun-Alun Kota Madiun. Kalau dari arah Madiun menuju Ponorogo, tepatnya di pertigaan Patung Gajah belok ke kanan.
Pemancingan khusus lele ini buka setiap harinya. Dengan sistem wul atau iuran dari pemancing sebesar Rp 10 Ribu hingga Rp 15 Ribu, pemancingan ini selalu dipadati dari siang hingga malam.
Beny Sasongko selaku pemilik juga kerap menyelenggarkan berbagai lomba pemancing pada setiap weekendnya. Untuk memberikan kepuasan bagi para peserta, ia juga sering memberikan bonus tambahan ikan pada setiap lombanya.