Jakarta, NusantaraPos – Ratusan pemuka agama perwakilan seluruh wilayah di Indonesia dari 25 organisasi keagamaan, mendeklarasikan dukungan terhadap pemilu damai. Antara lain Al Irsyad Al Islamiyyah, Persatuan Islam (Persis), Nahdlatul Ulama (NU), Syarikat Islam Indonesia, Mathlaul Anwar, Al-Jamiyatul Washliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), Al Ittihadiyah, Az-Zikra, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Persatuan Umat Islam (PUI).
Lalu Nahdlatul Wathan, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), serta Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi). Pernyataan disampaikan di kantor Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), Jalan Kramat VI, 14a. Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2019).
Ketua panitia acara, KH Anwar Sanusi menjelaskan deklarasi dilakukan karena pemuka agama ingin Pemilu 2019 berjalan dengan sukses dan lancar.
“Tujuan dilaksanakan deklarasi pemilu damai 2019 oleh ormas keagamaan se-Indonesia tiada lain agar pemilu sesuai dengan azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, aman, tertib, dan damai,” ujarnya.
Anwar mengingatkan agar tidak ada pihak-pihak yang mencoba membuat kegaduhan di Pemilu Presiden maupun Pemilu Legislatif 2019. Sebab, kendati yang hadir pada acara hanya 200-an orang, tapi mereka mewakili ratusan juta umat beragama di Indonesia, yang siap melawan segala upaya merusak kondusifitas pesta demokrasi.
“Umat kami 160 juta orang, tokoh-tokohnya ada di sini semua,” jelas dia.
Ketua Umum LPOI KH Said Aqil Siradj, mengajak seluruh masyarakat Indonesia terutama warga ormas yang tergabung LPOI, berkomitmen menjaga persatuan dan perdamaian di ajang kontestasi. Sebab ia tak ingin Indonesia berakhir seperti negara di Timur Tengah, yang dilanda konflik dan perang saudara berkepanjangan. Menurut dia, persatuan umat beragama adalah kunci utama negara aman dan tentram.
“Kita semua sama, kita adalah warga Indonesia. Kalau mengembangkan ayo, tapi kalau bicara soal azas negara sudah tutup, karena NKRI sudah final,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. (RK)